Pemerintah yang meracuni rakyatnya..........

     Kalau ada orang tua yang selalu memanjakan anaknya, apa yang diinginkan dipenuhi, diberi gelimangan kebutuhan, tidak diajari bekerja, mulai dari mandi, membersihkan tempat tidurnya, membersihkan kamarnya, semua dikerjakan oleh orang tuanya atau pembantunya, maka si anak akan menjadi manja, tidak dapat bekerja dan selalu tergantung pada orang lain. Bahkan untuk urusan yang kecil seperti menyiapkan pelajaran sekolah dlsb, sianak akan minta bantuan pembantunya. Lebih lebih kalau orang tuanya over protektor, terlalu memproteksi anak, permintaan anak selalu dipenuhi, tuntutan anak selalu dituruti, maka si anak akhirnya menjadi anak yang tidak bisa mandiri. Orang tua yang demikian bisa dikatakan orang tua yang meracuni anaknya sendiri, tidak menyiapkan masa depan anak sebagai anak yang mandiri.
     Keadaan ini bisa dikiaskan dengan sikap pemerintah saat ini yang selalu memenuhi tuntutan rakyatnya, memenuhi tekanan rakyatnya, buruh, sekretaris desa, PNS, guru dsb. Apakah tuntutan mereka betul betul untuk kesejahteraan mereka, atau untuk kepentingan sesaat, mestinya pemerintah harus bisa memilah. Kalau tuntutan dan tekanan itu selalu dipenuhi, akibatnya rakyat/ masyarakat tidak bisa mandiri dan apa apa selalu tergantung pada pemerintah. Selalu mengandalkan bantuan pemerintah.
     Dulu, jaman pak Harto dulu selalu didengungkan bahwa pembangunan itu mestinya : pertama dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Kedua menggerakkan ekonomi masyarakat dan menampung angkatan kerja/ memberi lapangan kerja kepada masyarakat, ketiga membangun sarana dan prasarana bagi masyarakat . Keempat pembangunan yang dilaksanakan akan menjadi landasan bagi pembangunan tahap berikutnya dan kelima pembangunan yang dilaksanakan harus bisa menyiapkan kemandirian masyarakat. Nah, yang kelima inilah yang saat ini hampir hampir tidak terlaksana!. Masyarakat bukannya mandiri, tapi malahan semakin tergantung kepada pemerintah.

Peran media
     Dalam suatu musibah, katakanlah kebakaran atau banjir yang diliput media, kadang kita melihat media yang mewawancarai korban, bla bla bla....lalu diakhir wawancara selalu ditanyakan: "sudah menerima bantuan apa dari pemerintah?", atau "pemerintah sudah memberi apa?". Lha wong kejadiannya baru tadi pagi, masak pemerintah sudah dituntut untuk memberi ini itu! Kadang saya berpikir bahwa media itu kadang juga jadi provokator ya?. Atau setidaknya media itu mendorong masyarakat untuk selalu mengandalkan bantuan pemerintah.
    Disamping memberi hal yang positip, media itu kadang juga menyebabkan masyarakat selalu menuntut kepada pemerintah jika ada musibah, kebutuhan yang mendesak dsb. Ini juga menyebabkan masyarakat akan selalu tergantung kepada pemerintah, selalu mengandalkan bantuan pemerintah.
    Semestinya media itu juga memberi arahan yang positip, apa hak masyarakat, apa kewajibannya, apa yang harus dikerjakan sendiri dan apa yang bisa dimintakan bantuan kepada pemerintah. Media yang ikut membangun kemadirian masyarakat, mendorong peran serta masyarakat.

Peran politikus
     Walah ini biang keladinya!. Politikus yang tebar pesona, politikus yang ingin menjaga konstituennya, ini akan membuat masyarakat menjadi semakin tidak mandiri dan selalu menyandarkan diri kepada pemerintah. Bantuan langsung tunai/ BLT, Bantuan sosial/ Bansos, Dana aspirasi, dicurigai hanyalah upaya politikus untuk memelihara konsituennya, tebar pesona, tapi kok menggunakan anggaran negara. Wah ini yang jadi rasanan, politikus itu memelihara konstituennya dengan menggunakan anggaran negara. Tapi ada akibat yang parah, yakni masyarakat akan semakin tergantung kepada pemerintah.
     Sekarang ini ada satu kata yang sangat populer dikalangan masyarakat, yakni kata "proposal". Mulai dari masyarakat diperkotaan sampai dipucuk gunung sana, kata ini sangat populer. Kalau ada kepentingan apapun, baik pribadi, lingkungan, kelompok atau oraganisasi, ajukan saja proposal kepada pemerintah. Saya pernah membaca di satu koran, bahwa ada kantor Pemba suatu kabupaten yang setiap hari dipenuhi oleh orang orang yang akan mengajukan proposal. Sampai ruang tunggu tidak bisa menampung, dan masyarakat yang mengajukan proposal sampai sampai mengelesot dilantai.  Ini pula yang menyebabkan masyarakat semakin tidak mandiri dan selalu mengandalkan bantuan pemerintah.

Kepentingan politik
      Partai A memperjuangkan agar gaji pegawai ini naik. Partai B memperjuangkan agar kelompok ini diangkat menjadi PNS. Partai C memperjuangkan agar anggaran ini ditanggung pemerintah, dsb dsb, sesungguhnya ini lebih banyak didasarkan kepada kepentingan politik, agar partai yang bersangkutan dianggap partai yang pro rakyat, yang selalu memperjuangkan rakyat.
    Namun apakah partai itu tahu seberapa kemampuan pemerintah?. Kalau semua urusan harus ditanggung pemerintah, berapa sebenarnya kemapuan pemerintah.

Kiblatnya: luar negeri
     Kita sering mendengar kalimat, ..."kalau diluar negeri hal semacam ini ditanggung pemerintah..", "kalau di negara A, gaji pegawai ini sekian juta..", "Kalau dinegara B subsidi ini sekian sehingga harga bisa menjadi sekian"...dsb. Mungkin kita lupa bahwa kemampuan negara kita tidak sebesar negara lain. Lagi pula apa kita juga memenuhi kewajiban sebesar negara lain? berapa pajak yang sudah kita bayar?
     Di negara lain kemampuan negara besar karena rakyatnya taat membayar pajak, birokratnya bersih dari korupsi, rakyatnya disiplin. Kemampuan dan kemauan rayat untuk mandiri juga besar. Ibaratnya, kalau rakyat menuntuk pemerintah mengatasi banjir, ya jangan buang sampah disungai. Kalau menuntut pemerintah mengatasi kemacetan, ya harus mau naik angkutan umum.

Celakanya, pemerintah mau menuruti kemauan politikus, mau menuruti tekanan pihak pihak tertentu, sehingga dana pemerintah habis untuk subsidi masyarakat, BLT, Bansos, dana aspirasi dlsb, yang pada akhirnya menyebabkan masyarakat semakin tidak mandiri. Inilah yang sebenarnya dikatakan pemerintah justru meracuni rakyatnya.

Kemandirian masyarakat semakin tipis. Peran serta masyarakat dalam pembangunan, dalam menggerakkan roda pemerintahan semakin kecil. Katakanlah, masyarakat kalau diundang ke kalurahan untuk rapat, tidak mau datang kalau tidak ada uang sakunya. Bahkan untuk kepentingan mereka sendiri, masyarakat diundang kepuskesmas untuk penyuluhan kesehatan, tidak mau datang kalau tidak ada uang transportnya.

Kembalilah kepada filosofi pembangunan
     Maaf, jangan alergi terhadap sistim orde baru dulu. Pembangunan yang dilaksanakan, lambat laun harus bisa membangun kemandirian masyarakat. Ini yang mestinya kita pegang. Saya masih ingat, dulu masyarakat diberi gaduhan sapi. Lalu setelah sapi gaduhan bisa berkembang, jika masyarakat ingin meningkatkan usaha ternaknya, disediakan kredit lunak. Dan jika usaha ini meningkat dan masyarakat ini berusaha lebih lanjut, maka harus mau menggunakan kredit komersial. Ini barangkali filosofinya. Dulu waktu merebak wabah penyakit ternak yang menyebabkan peternak merugi milyaran rupiah, pada waktu pemerintah akan menggelontorkan dana, ada peternak yang berucap..."Saya tidak butuh bantuan pemerintah, cukup jika pemerintah menurunkan kredit lunak dengan bunga rendah dan persyaratan mudah, kami sudah senang..."
    Subsidi saat ini betul betul telah membebani anggaran negara. Dan pemerintah tidak berani menaikkan harga BBM untuk mengurangi subsidi, karena tekanan politikus. Yang dibutuhkan mestinya, pemerintah bersama politikus yang sadar bisa memberi pengertian kepada masyarakat bagaimana mestinya menghitung subsidi, apa yang harus ditanggung pemerintah dan apa yang ditanggung masyarakat.
     Subsidi BBM, Pendidikan dan Kesehatan yang ditanggung pemerintah memang masih sangat diperlukan karena kemampuan pemerintah yang kecil, tapi lambat laun mestinya ada urusan yang dilepas dari tanggungan pemerintah dan secara mandiri ditanggung oleh masyrakat. Lha, masyarakat yang betul betul tidak mampu, inilah yang tetap ditanggung oleh pemerintah.
     Sejak jaman kemerdekaan, pemerintah selalu memberi subsidi, tidak semakin kecil, tapi semakin membengkak, ini kan suatu tanda bahwa kemandirian rakyat semakin kecil.
     Kembalilah kepada filosofi pembangunan!!. Pembangunan harus bisa mensejahterakan masyarakat, sekaligus membangun kemadirian masyarakat. Hal hal yang menyebabkan masyarakat semakin tergantung kepada pemerintah, semakin tidak mandiri, lebih baik disudahi saja. BLT, Bansos, dana aspirasi dsb lebih baik dialihkan untuk membangun sarana perekonomian yang bisa menggerakkan usaha masyarakat. Jangan racuni masyarakat dengan pembangunan, dana dan subsidi yang menyebabkan masyarakat semakin tidak mandiri. 

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Ngapusi...itukah karakter birokrat kita?.......

     Ngapusi, menipu, merekayasa, ndobos, rasanya sudah menjadi keseharian birokrat kita. Lebih lebih bila sudah ngurusi masalah lomba, penghargaan dan hal hal yang akan mendatangkan penghargaan bagi daerahnya. Entah itu piala Adipura, Parahita, Wahana Tatanugraha dsb. Satu lagi, birokrat itu pinter sekali menjawab kritikan apapun yang ditujukan kepadanya. Dulu waktu reformasi pertama kali digulirkan, waktu santer santernya kata reformasi, maka rezim orba dengan santainya menjawab bahwa reformasi telah dilaksanakan, bahkan sejak tahun limapuluhan telah melaksanakan reformasi. Wah, yang dengarpun hanya senyam senyum mendengar jawaban ini.
     Kebiasaan ngapusi, rekayasa atau selalu menjawab semua kritikan, akan mengakibatkan seperti yang kita lihat selama ini. Satu kabupaten yang mendapat penghargaan mampu meningkatkan produksi padi, namun pada ketika lain minta bantuan karena banyak sawah puso. Daerah pemenang Adipura, namun pasarnya kumuh. Daerah pemenang KB, namun pertumbuhan penduduknya dua digit. Atau pemenang Parahita ternyata kasus KDRT, poligami, nikah siri masih banyak.
     Nah, kebiasaan ngapusi ini mestinya yang harus segera diakhiri. Ngapusi ini yang paling banyak ialah dalam rangka mendapatkan penghargaan bagi daerahnya. Daerah yang paling banyak menerima penghargaan, dianggap paling maju, bupati/ walikotanya nanti bisa nyalon kedua kalinya. Yang kedua ialah dalam rangka mendapatkan anggaran dari pemerintah pusat atau lembaga yang lebih tinggi.

Lomba, ini biangnya
     Ada sebuah kelompok tani ternak yang akan dinilai untuk lomba tingkat nasional. Setelah dihitung hitung, populasi ternak di kelompok tsb sangat kecil, katakanlah untuk lomba kelompok peternak ayam buras/ kampung. Kira kira tiga hari sebelum tanggal penilaian, ada operasi besar besaran untuk menambah populasi ternaknya. Pemerintah daerah mengedrop ayam buras secara besar besaran ke kandang kandang, agar populasi ternak kelihatan besar. Kandangpun direkayasa agar kelihatan bersih. Pemerintah juga mengedrop uang agar kas kelompok kelihatan besar. Arus keluar masuk uang direkayasa, termasuk arus penjualan telur dan ayam dibuat besar agar nanti mendapat nilai tinggi.
     Pada penilaian Adipura ya sama saja. Masing masing daerah pada calling callingan, tim penilai sudah sampai mana. Lalu pada hari dimana daerah akan dinilai, tim penilai dijemput, diinapkan dihotel bintang, segala keperluannya dipenuhi, nanti pulang dibawakan oleh oleh. Lapanganpun sudah disiapkan sebaik mungkin. Pedagang kaki lima diperintah untuk libur dulu agar kota kelihatan bersih. Sampat diangkut sehari tiga kali (padahal biasanya tiga hari sekali). Kota menjadi bersih dan ijo royo royo. Selesai penilaian keasdaan kota kembali seperti semula.
     Demikian pula lomba yang lainnya, selalu ada rekayasa dilapangan maupun data pendukung agar mendapat nilai yang tinggi sehingga nanti bisa meraih penghargaan. Kabupaten/ kota yang paling banyak menerima penghargaan, itulah yang dianggap daerah yang paling maju.

Upaya mendapatkan anggaran
     Upaya untuk mendapat anggaran dari atasan, pusat atau propinsi, diluar DAU ataupun DAK, sering harus disertai proposal dengan latar belakang/ data pendukung. Ini yang sering direkayasa. Satu kegiatan yang sebenarnya tidak layak, namun  dengan rekayasa data pendukung seolah kegiatan itu layak. Akibatnya kegiatan itu akan menjadi barang yang mangkrak.
    Ada satu daerah yang akan mengajukan anggaran untuk membangun pasar hortikultura dan hasil pertanian lainnya. Dibuatlah proposal yang sangat meyakinkan dengan dukungan data produksi sayuran, buah buahan, bunga dan produk pertanian lainnya. Data yang disajikan direkayasa sangat tinggi. Akhirnya anggaran bisa keluar dan pasar hortikultura dapat dibangun serta menjadi kebanggaan daerah. Namun karena data yang rekayasa, petani yang menjual hasil pertaniannya kepasar tsb sangat sedikit, dan beberapa tahun kemudian menjadi pasar yang mangkrak.
    Ini hanya contoh kecil bagaimana bila semua serba rekayasa, ngapusi. Anggaran negara akhirnya hanya untuk hal hal yang akhirnya mubadzir.

Harus ada perubahan mainset
     Harus ada perubahan pola pikir dikalangan birokrat! Yang ngapusi, yang suka merekayasa data, yang asal njawab, mari kita sudahi. Itu semua akhirnya hanya akan merugikan masyarakat sendiri. Penghargaan yang kita terima, sebenarnya hanya instan saja. 
    Apa artnya menerima Adipura, namun ternyata pola hidup masyarakatnya masih jauh dari kebiasaan hidup bersih. Membuang sampah juga mnasih seenaknya. Pedagang kakilima masih menjadi beban, bukan potensi, yang selalu menimbulkan masalah bagi petugas kebersihan, tramtib dsb. 
     Apa artinya menrima Wahana Tata Nugraha, penghargaan tertinggi dalam tertib lalu lintas, kalu ternyata yang ditekankan hanya mengecat marka jalan, menambah lampu apill, sementara perilaku pengguna jalan masih jauh dari tertib.
     Apa artinya menerima Parahita, kalau ternyata yang dipentingkan hanya menambah jumlah kader posyandu, atau data pendukung yang selalu "wah", sementara masih banyak balita yang kurang gizi, yang tidak pernah cukup menerima asi eksklusif, yang para istri masih banyak yang diperkuda suami, atau para istri yang hanya nganggur dirumah menunggu jatah dari suami.
      Saya jadi ingat sama pak Jokowi, walikota Solo yang tidak pernah menerima penghargaan Adipura, Parahita dsb, namun penghargaan non formal sangat banyak diterima. Beliau memang tidak terlalu mementingkan penghargaan, yang penting kerya nyata yang dapat dinikmati langsung oleh masyarakat.

Jadikan parameter dalam lomba, untuk membangun
     Jangan mengharap Adipura, tapi parameter, kriteria dalam penilaian adipura, gunakan untuk membangun lingkungan hidup didaerahmu. Dalam parameter Adipura disebutkan, sungai yang bersih itu yang bagaimana, sudah ada kriterianya, ada tolok ukurnya, ada skornya. Ya, itu aja yang diterapkan dalam menata sungai yang melintas diperkotaan. Nantinya akan diperoleh kali yang bersih yang akan dapat dinikmati oleh warga kota untuk santai, dengan taman ditepinya, dsb. Nantinya tidak ada warga kota yang membuang sampat di kali karena ada kesadaran.
    Dalam parameter adipura disebutkan bagaimana mengelola sampah. Apa yang harus dilakukan oleh rumah tangga, apa yang dilakukan oleh petugas di TPA, di TPS  sampai nanti di TPA bagaimana pengelolaannya, ya itu saja yang dikerjakan.
      Kalau parameter, kriteria yang ada dalam penilaian lomba lomba itu kita tertapkan dalam pembangunan, tanpa harus memikirkan lomba, nanti akan dapat piala, nanti akan dapat penghargaan, maka sebenarnya itulah yang akan menyentuh rakyat banyak.
    Lomba bukan tujuan, tapi hanya sekedar sarana uyang disediakan oleh pemerintah pusat agar daerah mampu menerapkan prinsip prinsip kerja yang baik, dengan parameter dan kriteria tertentu sehingga dapat dinikmati oleh masyarakatnya. 

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Severage/ Septic tank komunal, riwayatmu kini.....

     Bayangkan kalau kita tinggal di pemukiman padat, atau di RSS saja misalnya. Dimana kapling kita hanya seluas 54 m2. Lalu masing masing rumah membuat septic tank sendiri sendiri. Maka kita bagaikan hidup mengambang diatas genangan tinja!!. Atau kita hidup diatas kerajaan bakteri E. Coli. Tanah tempat kita tinggal pasti sudah sangat tercemar dengan tinja dan segala bakteri yang dikandungnya. Masih mending kalau kita mendapat pasokan dari air bersih PDAM. Lha kalau terpaksa membuat sumur? Apa kita tidak minum air perasan tinja kita sendiri.
     Makanya diperkotaan, di lingkungan padat penduduk, di perumahan, utamanya RSS atau perumahan dengan luas kapling sempit, konsep severage atau septic tank komunal mestinya menjadi pilihan utama. Atau bahkan keharusan. Pengembang perumahan harus membuat severage untuk mengganti septic di masing masing kapling.

Satu lubang rame rame
     Severage, septic tank komunal, septik teng raksasa, atau apalah namanya, dibangun untuk satu lingkungan atau perumahan. Mungkin satu severage bisa untuk menampung kotoran 100 sd 150 rumah tangga. Dari WC/ kloset masing masing rumah tangga dialirkan ke saluran kolektor didepan rumah, lalu dari sini dialirkan lagi menuju saluran besar, selanjutnya menuju ke severage. Jadi dalam satu lingkungan atau perumahan terdapat satu jaringan saluran tinja/ kotoran yang tertutup. Dari masing masing rumah tangga menuju ke saluran kolektor, lalu dari beberapa saluran kolektor menuju ke saluran besar dan dari beberapa saluran besar bermuara ke severage. Di beberapa tempat perlu dibuat lubang pemeriksa/ man hole.
Sulitnya membuat jaringan
    Untuk perumahan yang sejak awal sudah direncanakan akan dibangun severage, tentu tidak akan menemui kesulitan. Namun untuk perumahan padat atau lingkungan kumuh yang sudah terbangun lebih dulu, maka membuat severage dan jaringannya bukan perkara mudah. Kesulitan pertama adalah letak rumah yang tidak teratur, sehingga kalau membuat jaringan berkelak kelok, dikawatirkan akan terjadi penyumbatan nantinya. Kesulitan berikutnya adalah letak dan ketinggian rumah tidak teratur, sehingga untuk mengalirkan jaringan menuju ke satu titik, diperlukan beberapa perubahan untuk mengatur ketinggiannya. Kesulitan berikutnya, dan ini yang paling utama, sudah tidak ada termpat untuk membuat jaringan dan tempat severage. Jaringan mungkin terpaksa dibuat dibawah jalan lingkungan dan severage harus membebaskan satu lokasi.
Disiplin, kunci utama
     Kalau severage sudah terbangun dan dioperasikan, maka disiplin para pengguna, yakni rumah tangga di lingkungan/ perumahan tersebut harus benar benar dijaga. Yang masuk kedalam saluran jaringan severage tsb harus benar benar hanya tinja dan air. Dan ini ternyata tidak mudah. Masyarakat kelas bawah yang mempunyai kebiasaan tidak begitu peduli dengan kebersihan, membuat sampat seenaknya, kalau diharuskan berdisiplin, tentu memerlukan waktu yang tidak singkat.
     Pernah terjadi dilingkungan saya, severage yang baru beberapa bulan dibangun, sudah mampet. Setelah dibersihkan, ternyata biang kemampetan adalah sachet sampo, potongan sikat gigi, bungkus sabun, sikat cucian, pembalut dan sampah lainnya. Termasuk yang paling banyak adalah rambut. Rambut itu kalau terakumulasi akan menjadi gulungan besar yang pasti akan menyumbat saluran. Makanya dalam membangun severage, disiplin para pengguna merupakan kunci utama.

Manfaat lainnya
     Kini banyak severage yang dibangun yang berfungsi pula sebagai digester, sehingga bisa menghasilkan biogas. Memang saat ini biogas hanya dimanfaatkan untuk menyalakan kompor untuk memasak. Namun bukan tidak mungkin suatu saat nanti biogas yang dihasilkan bisa menghasilkan daya listrik, setidaknya untuk penerangan lingkungan.
     Nah, sebenarnya severage sangat banyak manfaatnya. Setidaknya kita tidak hidup mengambang diatas genangan tinja atau kerajaan E. Coli. Kapling yang sudah sempit ini bisa dimanfaatkan untuk ruang lainnya. Lingkungan menjadi terjaga kebersihannya, tanah menjadi sehat dan kita mempunyai cadangan energi. Tapi ya itu.... disiplin warga harus diutamakan.

Dengan melihat manfaat dari severage, kiranya pihak pemerintah daerah dan para pemegang kebijakan lainnya, memikirkan pembangunan severage pada lingkungan kumuh, pemukiman padat dan perumahan yang akan dibangun.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Fried Rice / Nasi Goreng......Lho kok cuma untuk lomba?

     Nasi Goreng/ Fried Rice adalah salah satu masakan khas Indonesia yang mendunia. Entah sebenarnya nasi goreng ini masakan dari mana, namun dunia mengenal nasi goreng adalah masakan khas Indonesia. Bahkan ada lagu lama dari negeri kincir angin/ Belanda yang berjudul Nasi Goreng. Sedemikian terkenal dan familiarnya nasi goreng ini, sehingga tiap tiap daerah mempunyai msakan khas nasi goreng. Ada nasi goreng sea food, nasi goreng oriental/ ala cina, nasi goreng jawa, nasi goreng dengan campuran ikan asin, dsb dsb yang masing masing daerah membanggakan keunggulannya.
     Namun untyuk bisa mendunia, atau dikenal sebagai makanan khas Indonesia yang dikenal dunia, maka rasa nasi goreng ini ada standarnya. Jadi sebenarnya nasi goreng inio sudah ada standardisasinya. Cobalah rasakan nasi goreng yang dimasak oleh koki / chief di hotel hotel berbintang, pasti rasanya tiada berbeda. Kalau toh ada perbedaan, hanya sekedar improvisasi untuk menunjukkan kekhasannya.
     Ada satu hal yang menarik, bahwa nasi goreng ini paling sering dilombakan. Lomba Memasak Nasi Goreng untuk bapak bapak. Pada acara pemperingati tujuh belasan, ulang tahun Dharma Wanita, ulang tahun organisasi tertentu, maka lomba memasak nasi goreng ini hampir tidak pernah ketinnggalan.
     Jika ada acara tujuh belasan dan lomba memasak nasi goreng akan digelar, saya selalu menyarankan, mbok yang lain saja. Alasan saya, untuk acara semacam ini yang penting bukan  menangnya, tapi partisipasinya, ketawanya, santainya, dsb. Lomba balapan karung, memukul balon dsb lebih mengundang ketawa. Kalau lomba masak nasi goreng itu banyak yang tidak puas dengan keputusan juri. Banyak bapak bapak peserta yang bilang..."wah lha saya tiap hari masak nasi goreng kok disini kalah"......"anak saya itu paling senang dengan masakan nasi goreng bapaknya kok disini kalah"... dsb ungkapan yang nadanya tidak puas. Lha jurinya sendiri juga amatiran, hanya terdiri dari ibu ibu RT, maka jadilah lomba masak nasi ghoreng tingkat RT ini bukan ajang untuk senang senang, tapi malah bikin gondok.

Ada stardardisasinya
     Sebagai masakan khas Indonesia yang sudah mendunia, maka sekali lagi, nasi goreng ini sudah ada standardisasinya. Bumbu, rasa dsb sudah terstandardisasi. Para juru masak, koki, chief tinggal menguikuti standardisasi itu. Kalau toh ada improvisasi, misalnya ada nasi goreng hotel tertentu, dengan cita rasa ayam, ada dengan cita rasa sea food, oriental dsb, tapi bukan pada bumbu dasarnya.
      Seorang teman peserta lomba masak nasi goreng tingkat RT dengan bangga menyajikan hasil olahannya dan optimis menang. Tapi ternyata kalah, bahkan juara harapanpun tidak diraih, karena dalam memasak dia menambah bumbu trasi. Ada juga peserta yang menambah bumbu tempe semangit. Wah, lha kalau rasa yang seperti ini yang untuk konsumsi dirumah saja. Kalau untuk lomba, pasti kalah.

Minyak hanya untuk mensangrai bumbu
     Minyak, atau bisa diganti dengan margarin, atau minyak samin, itu hanya untuk mensangrai/ menggongso bumbu. Jadi hanya secukupnya untuk keperluan mensangrai itu saja. Mana kala kita melihat hasil olahan nasi goreng kok kemilau karena minyak, meskipun dengan alasan biar rasanya enak dll, pasti juga akan kalah. Banyak bapak bapak peserta lomba tidak paham tentang ini, sehingga dalam memasak nasi goreng, memakai minyak banyak banyak.
Bagaimana untuk tampil beda?
     Untuk tampil beda dengan peserta lain, kita bisa memilih beberapa improvisasi sbb:
  1. Jangan merubah bumbu dasar yang akan menyebabkan rasa tidak standar. Kita bisa merubah kombinasi atau takaran masing masing bumbu dasar, untuk menciptakan rasa khas, namun tidak merubah cita rasa.
  2. Bahan yang bukan bumbu dasar bisa kita tambahkan, misalnya, daging ayam, udang, sea food, sosis dsb.
  3. Asesori yang berupa sayur, bisa untuk menambah cita rasa, bisa untuk menambah penampilan dan bisa untuk menambah selera, seperti seledri, kobis, tomat, merntimun dsb, silahkan ditambahkan, dibentuk untuk untuk hiasan dsb.
  4. Bumbu dasar/ standar untuk nasi goreng tidak akan jauh jauh dari : bawang, merah, bawang putih, bawang bombay, kecap, saus tomat. Tinggal bagaimana kita membuat kombinasi, mana yang dilebihkan, mana yang dikurangi dsb, untuk menciptakan cita rasa dan rasa yang khas.
Selamat bertanding dalam lomba masak nasi goreng. Tapi kalau kalah jangan marah yaa....

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Pasar Tradisional, sebagai tempat tujuan wisata....

     Bicara mengenai pasar tradisional, tentu pikiran kita mengarah kepada pasar yang kumuh, kotor, semrawut, basah, tidak teratur dsb. Makanya pasar tradisional diistilahkan wet market. Barang yang dijualpun mutunya dibawah pasar moderen/ swalayan/ upermarket. Harganya juga dengan sistim tawar menawar, bukan harga pas. Namun bagaimanapun juga pasar tradisional ini tetap dibuituhkan untuk melayani masyarakat kelas menengah kebawah.
     Dibanyak kota, telah banyak pasar tradisional yang berubah menjadi pasar moderen. Contohnya saja di Solo, pasar Singosaren tempo dulu telah berubah menjadi pusat pertokoan Matahari dsb. Namun banyak pula Pemerintah Daerah yang cerdas, menata pasar tradisional menjadi pasar m oderen yang bersih, tertata rapi dengan tidak meninggalkan ciri pasar tradisional, dan tetap diperuntukkan bagi pedagang/ masyarakat kelas bawah. Ciri pasar tradisional adalah tetap ada kios kios, los dan pedagang oprokan/ lesehan.
     Kios, bentuknya tertutup seperti toko kecil, berukuran 3 x 4 m, 4 x6 m dsb sesuai kondisi pasar, dengan pintu kuat, biasanya dibangun mengelilingi pasar. Los, dibangun ditengah pasar, berupa bangunan panjang, dimana pedagang mendapat jatah kapling kosong, misalnya 3 x3 m, 2 x2 m dsb, kemudian pedagang membangun dengan bahan semi permanen, misalnya dengan bahan dari kayu, kotak, lemari, dasaran dsb dengan bentuk ukuran yang telah ditetapkan. Los ini pada umumnya telah ada pembagian sendiri, misalnya los khusus daging, los khusus sembako, los sayuran dsb. Oprokan ialah los yang diperuntukkan pedagang yang tidak mampu membeli kios ataupun los.
    Pasar tradisional yang sudah direnovasi dan ditata bagus tentu akan menarik untuk dikunjungi. Pembelipun merasa lebih nyaman. Dan biasanya pasar tradisional yang sudah direnovasi ini dibagian belakan ada los khusus untuk makanan dan jajanan. Ada yang sudah dikemas seperti foodcourt, ada yang dikemas menjadi puja sera, namun ada pula yang masih berbentuk tradisional dengan warung warung makan. Aneka jajanan dan masakan dapat kita jumpai disini. Nah.....kesinilah tempat tujuan wisata kuliner kita kali ini.

Aneka jajanan
     Kita dulu tentu mengenal istilah jajan pasar. Ada jajanan klethikan/snak seperti marning, klanting, emping, peyek, kripik dsb yang tradisional. Ada juga jajanan kue basah, apem, klepon, getuk tadisional, sawut dan jajanan lain yang hampir punah, yang hanya bisa kita jumpai dipasar tradisional. Sangat baik untuk mengajak anak anak kesini, mengenalkan mereka dengan jajanan tradisional. Disaat mereka hanya kenal jajanan modern dan instan. Chiki, coklat, donat dsb.

Aneka lauk matang
     Bagi ibu rumah tangga yang sibuk, wanita karier, atau mereka yang tidak sempat memasak dirumah, maka pasar tradisional bisa menjadi alternatif sepulang kantor langsung mampir kesini. Tinggal pilih, bungkus, bayar, sampai dirumah tinggal menikmati. Aneka sayur, lodeh, bening, gudeg, masakan cina, juga lauk, sate, ayam goreng, baceman, penyetan, sea food dsb.

Aneka masakan
     Tidak ingin membawa pulang dan ingin dinikmati disini?...Aha..ini tempatnya. Warung tradisional, pujasera, foodcourt, banyak menyertai pasar tradisional yang sudah ganti wajah ini. Mau nasi goreng, bakmi tradisional, bakmi ala cina, sate, gule, soto, bakso....semua ada. Tinggal pilih sesuai selera kira. Tempatnyapun sekarang sudah bersih, teratur tertata rapi, membuat para pengunjung betah dan suatu saat akan kembali lagi kesini.

Bagi anda yang tidak ingin makan disini dan ingin memasak sendiri dirumah, jelas pasar tradisional ini tempat untuk mendapat bahan mentah. Aneka sayuran segar, buah buahan, ikan laut, ikan air tawar, daging ayam, sapi dsb tersedia disini dengan los yang sudah teratur dan bersih.

Namun menjadi pertanyaan, apakah pasar tradisional yang sudah direnovasi ini bisa dipertahankan terus kebersihan dan keteraturannya oleh pedagang, pengunjung dan pengelola?.Jangan jangan cuma pada tahun tahun pertama kelihatan bersih, rapi, teratur, lalu tahun berikutnya kembali seperti pasar tradisional waktu lalu, kumuh, kotor, semrawut........ 

Jangan berpikir negatip dulu...so, mari berwisata kepasar tradisional.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Bingung memilih calon kepala daerah..........

     Dengan adanya otonomi daerah dan pemekaran daerah, di Indonesia sekarang ada berapa Propinsi, berapa Kabupaten/ Kota ya...? Lantas kalau tiap tiap daerah ada pilkada, setiap tahun berapa banyak daerah yang melaksanakan pilkada, dengan biaya berapa T kalau dijumlah semua? Saya itu jadi bingung melihat siapa yang terpilih. Mestinya yang terpilih sebagai gubernur, bupati atau walikota itu, dan kemudian yang dianggap sukses memimpin daerahnya, adalah mereka mereka yang sarjana ilmu pemerintahan, ilmu administrasi negara, ekonomi publik, hukum atau mereka yang menguasai teritorial.
     Namun kenyataannya, mereka yang ahli di pemerintahan daerah, hukum dsb banyak yang tidak terpilih. yang jadi kepala daerah kadang malah ada yang ijasahnya diragukan alias palsu, yang hanya sekolah sampai kejar paket C, atau sarjana dari universitas ecek ecek dsb. 
     Dari segi pengalaman kerja, mestinya para birokrat atau manajer perusahaan besarlah yang akan sukses memimpin daerah. Maaf, jaman orde baru dulu, kalau dari militer mesti sudah pernah pegang teritorial seperti kodim dsb, kalau dari birokrat mesti pernah meduduki jabatan sekda atau setidaknya kepala dinas dan pernah menduduki jabatan dikebijakan, bukan hanya dinas teknis melulu. Dengan demikian diharapkan mereka mampu  menjalankan roda pemerintahan dengan baik, melaksanakan pembangunan dan mengantarkan daerahnya kearah kesejahteraan yang lebih baik.
     Kini, ternyata yang menjadi gubernur, bupati/ walikota lebioh banyak bukan berasal dari yang saya sebut diatas tadi. Ada bupati dengan latar belakang guru SD, maaf bukan bermaksud melecehkan, ada yang berlatar belakang bekas mandor cleaning service, pedagang pasar dan yang ngetren akhir akhir ini adalah para artis, penyanyi ndangdut juga ikut ikutan meramaikan bursa kepala daerah. Lha kalau daerah dipimpin oleh orang seperti itu, apa bisa membawa kemajuan, dan apa sebenarnya yang mereka cari ?

Syahwat politik
     Ya, sebenarnya trend orang orang terkenal, artis, penyanyi dicalonkan menjadi kepala daerah itu adalah demi meuaskan syahwat politik parpol saja. Partai akan merasa puas kalau jago yang dicalonkan terpilih menjadi kepala daerah, entah itu gubernur/wakilnya, bupati/ walikota atau wakilnya, yang penting calon yang dijagokan terpilih. Nah, untuk itu yang dicalonkan mestinya orang orang terkenal. Maka dipilihlah artis, bintang pilem, penyanyi ndangdut dsb untuk mendulang suara. Parpol parpol itu mesti lebih memilih menjagokan penyanyi ndangdut yang terkenal dari pada menjagokan pakar pemerintahan daerah tapi tidak dikenal.
     Syahwat politik, asal jagoku menang, akhirnya mengenyampingkan kwalitas orang, dan akhirnya pembangunan disuatu daerah tidak berjalan sesuai arah pembangunan, namun sesuai selera parpol yang menjagokan. Dan yang lebih parah lagi, bila dalam jago menjago tadi ada biaya politik, maka banyak kegiatan didaerah yang arahnya adalah mengembalikan biaya politik.

Birokrat yang avonturir
     Para birokratpun, baca PNS didaerah, sudah ikut tercemar dan ikut permainan politik para elit politik parpol didaerah. Aturan menyebutkan, bahwa PNS dilarang menjadi tim sukses dari calon kepala daerah. Namun sudah menjadi rahasia umum bahwa mesin penggerak dari tim sukses calon kepala daerah itu adalah para PNS, pejabat daerah yang mengharapkan sesuatu dari tokoh yang didukungnya.
    Nantinya apabila calon kepala daerah yang didukung terpilih menjadi kepala daerah, maka PNS yang menjadi tim sukses tsb akan berlomba lomba menagih janji untuk diangkat dalam jabatan tertentu. Apabila inbi terjadi, maka akan rusaklah Daftar Urut Kepangkatan, ketrampilan, kapasitas dan kompetensi pejabat. Yan g diangkat dalam jabatan adalah mereka yang pernah menjadi tim sukses, tidak peduli apa pangkatnya dan bagaimana kapasitasnya.
    Jadinya klop sudah!. Kepala daerahnya adalah orang orang yang tidak mempunyai kapasitas dalam kepemerintahan daerah, pejabatnya adlah para PNS avonturir yang mengejar jabatan dengan menjadi tim sukses.

Asesories
     Akhirnya banyak kita jumpai pembangunan disuatu daerah yang katanya hanya bermaksud mengembalikan biaya politik yang telah dikeluarkan. Kegiatan kepala daerah hanya bersifat tebar pesona, mencari simpati masyarakat untuk masa jabatan berikutnya. Dan para pejabatpun dalam menyusun kegiatan dinasnya hanya sesuai arahan kepala daerah yang sebenarnya tidak terarah.
      Kita mungkin pernah mendengar, bahwa seorang kepala daerah, demi tebar pesona mencari simpati masyarakatnya, setiap turun kedesa selalu menyebar bantuan. Jika ada warga yang kesusahan, dengan segera menebar amplop, dsb. Bahkan ada kepala daerah yang lebih mementingkan agar ada warganya yang masuk nominasi indonesia idol, seleksi ndangdut dsb. Bila ada warganya yang sampai masuk final, maka sang kepala daerah mengajak pejabat lainnya untuk menjadi suporter, berangkat ke jakarta, studio dimana sang idol bertanding.
    Demikian, banyak kegiatan kepala daerah yang sebenarnya malah tidak mengarah kepada bagaimana membangun basic ekonomi, pertanian dsb, tapi malah yang bersifat asesories, gak mutu, tapi yang begini begini ini malah yang didukung oleh banyak warga, pejabat dsb.

Kembali pada fungsi Kepala Daerah
     Percayalah padaku, bahwa para artis, bintang filem, penyanyi ndangdut dsb sebenarnya gak mudeng urusan kepemerintahan daerah. mereka sebenarnya juga korban. Korban nafsu syahwat para elit/ politikus lokal yang ingin partainya menang. Maka ya jangan disalahkan kalau yang dikerjakan jauh dari fungsi pemerintah daerah.
    Seorang pejabat senior di daerah pernah mengeluh akan tingkah laku bupatinya. Sehari hari hanya sibuk menerima tamu yang tidak ada hubungannya dengan pembangunan daerah, kegiatan sang bupati juga jauh dari tugas tugas pemerintahan...."Wah, ngurus negara/ ngurus daerah kok kayak ngurus mainannya sendiri saja..."
    Bahakan seorang teman yang mantan pejabat eselon 2 di daerah, nekad mau mencalonkan diri sebagai kepala daerah. Dia berucap bahwa dia mau mencalonkan diri itu untuk menunjukkan dan memberi contoh,..."ini lho yang mestinya dilakukan oleh seorang kepala daerah....."
     Akhirnya mari kita renungkan Hadist Rasulullah saw, " Jika suatu urusan diserahkan kepada yang bukan ahlinya, maka tunggulah kehancurannya..." 

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Desa Wisata, sebagai destinasi wisata yang lagi ngetren

     Wisata saat ini cenderung kembali ke alam,. kembali hal hal yang bersifat natural. Memang wisata yang bersifat instan juga semakin banyak, misalnya mal, tempat perbelanjaan dsb. Namun arus yang lebih kuat adalah wisata kembali kealam. Pantai, gunung, hutan dan alam yang masih perawan, yang masih segar, yang belum tercemari makin banyak diburu oleh wisatawan.
     Kondisi ini lalu ditangkap oleh pemerintah daerah maupun usaha usaha wisata, untuk menyiapkan destinasi wisata baru yang cenderung kembali kealam. Destinasi wisata baru itu bisa berupa pantai yang belum digarap, gunung, alam yang indah, trek pedesaan dsb.
     Yang lagi ngetren saat ini adalah adanya "desa wisata". Yakni desa pemukiman yang jauh dari perkotaan, dimana masyarakatnya masih asli, petani atau usaha kerajinan tradisional dsb, yang lalu dibenahi, ditambah fasilitasnya, jalan yang mulus, warung souvernir, home stay dsb, yang pada dasarnya adalah untuk menarik wisatawan. Apa saja yang menarik dari desa wisata tsb?

Melihat kehidupan masyarakat desa
     Orang kota, wisatawan yang terbiasa dengan kehidupan kota yang ingar bingar, sibuk, dikejar oleh waktu, dengan mengunjungi desa wisata akan dipeerkenalkan dengan tata kehidupan masyarakat desa yang masih alamiah dan tradisional. Bangun pagi ke masjid, lalu mandi di kali atau di kamar mandi yang mesti harus menimba dulu, lalu memasak, sarapan dengan hidangan masakan tradisional, diambil dari kebun dibelakang rumah, dsb, pokoknya bagaimana kehidupan masyarakat desa yang ayem, tenteram, alon alon waton kelakon .......

Melihat alam yang masih asli
     Alam pedesaan yang masih asli, segar, jauh dari polusi, ini yang akan membuat wisatawan betah menikmati wisata alam pedesaan. Dari pemerintah maupun pelaku wisata lalu menyediakan fasilitas berupa joging trek, atau trek sepeda, atau setidaknya jalan jalan pedesaan diatur mulus, bagi yang hanya ingin jalan jalan dapat menikmatinya. Ada hamparan sawah, tegalan, saluran irigasi, kolam ikan, kandang ternak dan rumah rumah penduduk dengan gaya pedesaan

Menghayati kehidupan petani
     Banyak desa wisata yang juga menyediakan paket agar wisatawan dapat merasakan langsung kehidupan petani. Ada paket ikut membajak sawah dengan bajak tradisional yang ditarik kerbau, ada paket ikut menanam padi disawah, dimana wisatawan ikut terjun kesawah dengan berkubang lumpur, ada paket memandikan ternak disungai, dsb. Pendek kata wisatawan diajari dan ikut merasakan bagaimana kehidupan dipedesaan khususnya petani.

Membuat kerajinan tangan
     Desa wisata umumnya juga menonjolkan kerajinan tangan khas desanya. "one village one product". Ada desa wisata penghasil kerjinan anyaman bambu, ada desa wisata penghasil kerajinan gerbah, batik, kain songket, batu akik, makanan khas, cendera mata, furnitur tradisional, dsb. Desa desa ini umumnya juga menyediakan paket cara membatik, membuat aneka makanan, membuat gerabah dsb yang dapat diikuti wisatawan yang datang.

Melihat upaya pelestarian alam/ lingkungan
      Desa wisata diderah pesisir, kita bisa melihat upaya pelestarian alam dengan menanam bakau/ mangrove, pelestarian penyu, upaya menahan abrasi dsb. Desa di pedalaman, kita bisa melihat desa yang melestarikan burung bangau, hewan lain yang terancam punah, penangkaran hewan dan pembibitan tanaman, bunga dsb. Dengan mengunjungi desa wisata tsb kita diajari mencintai alam dan ada upaya untuk ikut serta melestarikannya.

Ternyata tidak semua alamiah
     Sisi kurang dari desa wisata kita adalah sentuhan modernisasi telah merambah kedesa. Tidak semua rumah bergaya tradisional khas daerah. Rumah rumah yang bergaya moderen, gaya spanyol, mediterania dan apa lagi namanya, banyak dijumpai. Juga papan reklame, tiang listrik, menara seluler dan tanda tanda kehidupan moderen telah masuk kealam pedesaan. Di Bali, Jepang, Cina, katanya ada desa wisata yang tetap dilestarikan wajah dan bentuk sepeerti desa di abad lalu. Tidak ada jalan aspal, tidak ada tiang listrik dan rumah rumahpun dipertahankan  bentuknya seperti rumah tempo dulu. Desa seperti ini sangat laris untuk shooting film yang bersetting abad pertengahan. Kalau ditempat kita apa ada desa seperti ini?

Kemana kita akan mengunjungi desa wisata?
     Jika kita ingin mengunjungi desa wisata, kemana kita akan menuju?. Tetapkan dulu desa wisata macam apa yang akan kita kunjungi. Kita ingin melihat kehidupan petani, atau akan ikut melestarikan alam, atau ingin mempunyai pengalaman naik turun bukit, menyusuri sungai, atau jogging sepanjang jalan pedesaan, atau ingin membatik, membuat gerabah, atau hanya sekedar melihat kehidupan pedesaan? Dibawah ini contoh desa wisata yang bisa kita kunjungi dengan kekhasan dan keunggulan masing masing.

Bali
    di Bali banyak sekali desa wisata dengan kekhasan masing masing, tinggal kita ingin yang mana yang akan kita kunjungi. Antara lain adalah:
  1. Desa adat Panglipuran, Bangli - Bangli. Disini kita akan melihat kehidupan adat dan khasnya adalah tanaman dan bangunan dari bambu.
  2. Desa Belega dan Bona, Blahbatuh - Gianyar. Kekhasan kedua desa ini adalah produk kerajinan dan cendera mata.
  3. Desa Gelgel, Klungkung - Klungkung. Khasnya adalah kain tenun/ songket.
  4. Desa Baha, Mengwi - Badung. Pemukiman dan kehidupan warga desa.
  5. Desa Jatiluwih, Penebel - Tabanan. Disini kita akan menjumpai sawah terasering yang terkenal itu.
  6. Masih banyak desa wisata di Bali, al; Desa Sebatu, desa Kemasan, desa Taro dll.

Jogjakarta
     di Jogja, sebagai destinasi wisata kedua sesudah Bali, juga tidak kalah banyak mempunyai desa wisata. Bila kita mengunjungi Jogja, kita bisa mengunjungi desa wisata antara lain adalah :
  1. Desa Brayut, Pendowoharjo - Sleman. Kekhasan utama adalah kehidupan masyarakat Jawa dan budayanya serta rumah rumah joglo.
  2. Desa Brayan, Sendang Arum - Minggir. Khasnya adalah kerajinan bambu dan kesenian tradisional seperti salawatan dan kuntulan.
  3. Desa Grogol, Margodadi - Seyegan. Khasnya adalah upacara adat, makanan khas, pertanian dan pembuatan wayang kulit/ kerajinan sungging.
  4. Desa Turgo, Purbobinangun - Pakem. Khasnya adalah bekas letusan gunung merapi, treking pedesaan, mengolah teh pedesaan dsb.
  5. Desa Kinahrejo. Saat ini mungkin yang paling terkenal, karena disini tempat tinggal Mbah Marijan, juru kunci/ penunggu gunung Merapi, yang tewas akibat letusan gunung merapi yl. Disini kita bisa menyewa mobil dobel gardan atau sepeda motor trail untuk melihat bekas letusan gunung merapi yl
  6. Masih banyak desa wisata di Jogja, al. Desa Trumpon, desa Kelor, desa Garongan, desa Kasongan dsb         

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Brongkos kepala kambing, antara Tembarak dan Tempel......

     Ada dua tempat yang sangat terkenal akan masakan brongkos kepala kambingnya. Yang pertama yakni di Tembarak Temanggung dan yang kedua adalah di Tempel atau sekitar jembatan kali Krasak, tepatnya diperbatasan Jawa Tengah dan DIY. Bagi penggemar dan pemburu kuliner pasti tidak akan melewatkan dua tempat ini untuk merasakan sensasinya, sekaligus wisata pedesaan melihat keindahan daerah yang kaya gunung ini. Merapi, Merbabu, Sindoro dan Sumbing.
     Masakan brongkos itu apa to?....Bagi yang sudah kenal ya pasti akan mertasakan lezatnya. Bagi yang belum, mungkin bisa dipertimbangkan, atau bahkan ada satu nama, yakin brongkos, tapi dibeberapa tempat ternyata berbeda. Brongkos kepala kambing dan kaki kambing, dengan bahan dasar kedua yang saya sebutkan tadi. Setalah dibersihkan dan dibelah belah, lalu direbus hingga empuk. Kemudian dibumbui. Bumbu tertdiri dari rempah rempah/ Salam laos, jahe sereh. Lalu ada yang diuleg, brambang, bawang, tumbar/mrica dsb, masing masing orang punya kombinasi bumbu yang berbeda, namun yang khas dan tidak boleh dihilangkan adalah kluwek yang memberi aroma dan warna hitam. Juga lombok, lombok merah atau lombok rawit, banyak atau sedikit, masing orang akan berbeda dan akan menjadi ciri khas pada setiap warung. Banyak warung makan brongkos, tinggal silahkan pilih sesuai selera.

Tembarak, Temanggung
     Dari perempatan BCA, disebelah timur alun alun Temanggung, belok kiri/ keselatan terus lk 10 km, kita akan sampai ke kecamatan Tembarak. Sebelum kecamatan ada pertigaan yang terkenal, yakni pertigaan Menggoro. Nah, disekitar Menggoro inilah banyak warung makan khas masakan brongkos kepala kambing. Ada beberapa warung yang berdiri disini dengan kekhasan masing masing. Silahkan pilih sesuai selera, bila anda bukan pengidap darah tinggi ataupun kolesterol.
     Sepiring nasi putih dengan lauk borngkos kepala dan kaki kambing. Kita tinggal pesan, mau kaki, kepala, lidah, mata, kuping atau otak?. Panas, pedas, segar kehitaman, ditambah suasana pedesaan dan udara gunung, tentu akan membangkitkan selera........

Tempel, Magelang/ Jogja
      Kalau kita berkendaraan Jogja - Magelang, diperbatasan kedua propinsi ini, tepatnya di jembatan kali Krasak. Nah dibawah jembatan ini, awal mulanya brongkos kepala/ kaki kambing. Dari arah Jogja, mengfambil jalan yang kekiri, disamping jembatan yang sekarang, kita akan menjumpai jalan lama. Belok kanan dikit, ada warung makan brongkos yang pertama kali. Disamping brongkos kepala/ kaki kambing, ada banyak pilihan masakan lainnya.
     Kini brongkos Tempel ini sudah menyebar kemana mana. di jalur jalan Jogja - Megelang, sekitar jembatan kali Krasak banyak sekali warung makan brongkos. Silahkan pilih, namun biasanya, warung makan yang laris itulah yang paling enak. Setidaknya perputaran masakannya, jaminan masakan yang selalu baru.
So......mari kita coba. Panas, pedas, segar kehitaman, kenyang, cuma hati hati yang darah tinggi

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Pusat pusat kuliner Magelang.....Lho kok bau???

     Walikota Magelang membuat gebrakan baru. Pedagang makanan kaki lima dilokalisir, dibuatkan pusat pusat kuliner yang reprsentatif sehingga menarik. Ada pusat kuliner Tuin Van Java, Pusat Kuliner Sejuta Bunga, Jalan Tidar, Jalan Sigaluh dan depan hotel Sriti. Dengan adanya pusat pusat kuliner tsb, kehidupan malam di Kota Magelang menjadi lebih semarak, masyarakat yang ingin makan diluar dan mencicipi jajanan dan makanan akan merasda lebih nyaman. Pedagangpun diuntungkan karena dengan terlokalisir dalam pusat pusat kuliner, mereka lebih dikenal dan menjadi lebih laris.
     Namun stelah berjalan beberapa waktu, ternyata ada yang membuat tidak nyaman, yakni adanya gangguan berupa bau yang tidak sedap, yang berasal dari limbah kuliner itu sendiri. Masalah ini mestinya perlu segera diatasi agar kenyamanan pengunjung tidak terganggu sekaligus memberi pelajaran kepada para pedagang akan penting menjaga kebersihan. Juga mengajak pedagang agar mempunyai kebiasaan yang baik sekaligus mempertahankan Magelang sebagai kota Adipura.

Limbah padat
     Limbah padat dari pedagang makanan, rumah makan lesehan, berupa sisa sisa makanan pengunjung, perasan jeruk  minum. bungkus makanan, umumnya sudah dapat teratasi, karena pagi harinya atau dini hari malahan, para pasukan kuning dengan rajin akan menyapu jalan dan tempat pusat pusat kuliner. Namun yang disayangkan, baik pengunjung maupun pedagang membuang sampah seenaknya, tidak ditempat sampah. Mereka mungkin berpikir, "toh besok sudah ada yang menyapu". Saya pernah berjalan jalan pada pagi hari sekali, sesudah subuh, sebelum pasukan kuning memulai tugasnya. Waduh, bekas tempat pedagang nasi kucing, limbah bekas bungkus nasi kucing bertebaran ditrotoar dan aspal tempat si pedagang mangkal.
     Memang sebentar lagi kan dibereskan oleh pasukan kuning, namun kebiasaan membuang sampah seenaknya, nanti toh ada yang menyapu, harus diubah, menjadi .."aku selesai jualan harus tanpa jejak/ tanpa sampah katrena semua sampah sudah kubuang pada tempatnya....."

Limbah cair
     Nah, limbah cair inilah biang keladi dari bau busuk yang menyengat pada pusat pusat kuliner. Limbah cair berasal dari air cucian piring, yang pasti mengandung sisa sisa makanan, baik yang larut dalam air maupun yang berlemak, minyak dsb. Sisa makanan, lemak, minyak dan mungkin limbah padat yang terlarut dalam air cucian, lalu dibuang keselokan. Celakanya selokan tidak mengalir, sehingga limbah cair tsb lama lama menumpuk diselokan dan membusuk. Inilak yang menimbulkan bau tidak sedap.

Noda minyak dan lemak
     Bekas tempat dimana alat masak berada, pada waktu memasak dan menggoreng, pasti akan terdapat tumpahan minyak, minyak yang muncrat dsb. Ini akan menimbulkan noda ditrotoar dan apabila terkena debu atau kotoran lainnya, akan melekat pada minyak dan menimbulkan noda hitam yang lama kelamaan semakin menebal dan hitam. Membuat pemandangan tidak sedap dan bau.

Perlu tindakan segera
    Agar pusat kuliner tsb tetap menarik pengunjung dan   memberi kenyamanan para pengunjungnya, gangguan berupa bau yang tidak sedap dan noda noda minyak yang makin lama makin tebal ini harus segera diatasi. Apa daya, ternyata saluran pembuangan ditempat pusat kuliner ini ternyata tidak mengalir. Harus ada tindakan ekstra untuk mengatasi masalah ini.
  • Perlu sekali sekali mendatangkan truk tangki yang biasa untuk menyiram taman dan tanaman dimusim kemarau. Cobalah semprot itu saluran pembuangan, got got tempat limbah cair dibuang oleh para pedagang kuliner. Disemprot hingga mengalir kesaluran yang lebih besar untuk kemudian mengalir kesungai.
  • Untuk sedikit mengurangi, pedagang diajari agar limbah cair yang dibuang kesaluran, disaring lebih dahulu, setidaknya limbah padat yang berpotensi busuk tidak ikut terbuang ke saluran.
  • Perlu sekali sekali pedagang diajak kerja bakti, disiang hari tentunya, pada saat mereka tidak berdagang, untuk mencuci, menyikat dan mengerok noda minyak yang menebal itu. Pakai sikat dan deterjen, hingga trotoar dan aspal kembali bersih. Sayang kan, kalau trotoar sudah diganti dengan keramik yang bagus kok penuh dengan noda noda hitam. Salut, saya pernah melihat karyawan sebuah supermarket yang bekerjabakti membersihkan dan mengepel lantai keramik di pusat kuliner hingga kembali bersih. Lha kalau karyawan lain saja mau kerja bakti, masakan yang menempati, ya pedagang kuliner itu tenang2 saja? menunggu kalau ada kerja bakti masal dari instansi pemerintah? Enak aja

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

PNS itu sudah melupakan gajinya........

     Dulu ada ungkapan, "kalau ingin kaya, jangan jadi PNS sebab PNS itu gajinya kecil. Kalau ingin kaya ya jadilah pegawai swasta atau wirausaha" Tapi rasanya ungkapan ini sekarang sudah tidak tepat karena gaji PNS sekarang sudah sangat tinggi ,dibanding beban kerjanya, dibanding gaji pegawai swasta kelas kelas biasa. Bahkan ada toko buku yang beriklan demikian "Ingin menjadi PNS dengan gaji tinggi dan selalu naik?, kami menyediakan kumpulan soal soal test CPNS......"
     Rasa rasanya menjadi PNS sekarang suatu idaman. Selain bergaji tinggi, masih mendapat honor dan seabreg tunjangan lainnya yang kalau dijumlah ya cukup besar. Bahkan dengan sistim anggaran kinerja sekarang, seolah PNS itu sudah melupakan gajinya. Artinya, mereka masih menuntut honor atau apa namanya setiap melaksanakan pekerjaan. Seorang staf yang ditugaskan untuk menyusun anggaran, akan mendapat honor penyusunan anggaran. Membuat laporan tahunan, akan mendapat honor penyusunan laporan, dst dst.
 Tergantung eranya
   Era tahun limapuluhan, atau awal awal kemerdekaan sampai dengan tumbangnya orde lama, PNS itu betul betul mengabdi. Etos kerja yang tinggi, cinta pada pekerjaannya, semangat mengabdi pada pekerjaannya dengan gaji yang kecilpun mereka tidak mengeluh. Gaji PNS itu dulu katanya hanya cukup untuk hidup 10 hari, lainnya ya cari cari sendiri. Maka pada waktu itu muncul istilah Pamong Praja, Abdi Negara dsb. karena mereka memang punya niat menjadi [pamong bagi masyarakatnya, menjadi abdi bagi negaranya.
    Era awal orde baru, era PNS dibawah pembinaan Korpri, semangat pamong dan menjadi abdi negara masih baik. Pembinaan oleh organisasinya juga cukup baik. Semangat mengabdi, cinta pada pekerjaan, etos kerja, jiwa korsa, masih terpupuk tinggi. Memang sudah ada pencemaran dimana PNS bukan hanya melayani, tapi juga dilayani. Sebenarnya PNS yang ingin dilayani ini hanya akan nampak nyata pada dinas yang mempunyai kewenangan, misalnya yang menerbitkan ijin, dsb. Dinas yang mempunyai fungsi pelayanan dan berhub langsung dengan masyarakat, semangat melayani masih cukup tinggi.
    Era boom minyak, dimana keuangan negara membaik, anggaran meningkat( walau dari utang LN hehe), banyak proyek, maka mulailah pencemaran mainset/ cara berpikir PNS makin menjadi jadi. Disamping gaji, mereka bisa mendapat honor dari proyek, perjalanan dinas dan honor2 kepanitiaan lainnya. Disni mereka mulai melupakan tugas pokoknya. yang dikerjakan adalah yang ada proyeknya. Tugas pokok dinas dikerjakan kalau ada waktu dan perintah. Disinilah awal mereka lupa bahwa mereka telah menerima gaji bulanan yang jumlahnya besar.
    Era orde baru berlalu, masuk ke era reformasi, penyusunan anggaran katanya "anggaran berbasis kinerja". Mestinya diharapkan anggaran pemerintah membaik, kinerja PNS juga membaik, tapi yang terjadi adalah: kalau tidak ada anggaran, pekerjaan ya tidak dilaksanakan. Kinerja malah melorot. Semua pekerjaan berdasarkan .....ada anggarannya enggak??....Nah, disinilah PNS semangkin melupakan bahwa mereka telah menerima gaji bulanan. Tidak ada lagi semangat mengabdi pada negara, semnangat sebagai pamong masyarakat, yang ada adalah....ada duitnya nggak??....

Merasa paling berjasa, paling dibutuhkan
    Era sekarang juga ditandai dengan masing masing satuan kerja merasa paling dibutuhkan, paling berjasa, sehingga mestinya mendapat porsi anggaran terbesar, honor paling besar dan kesejahteraan paling besar. Satuan kerja yang bertugas menyusun anggaran berdalih, kami yang paling sibuk menyusun anggaran, kalau tidak kami susun, maka pemerintahan dan pembangunana tidak jalan, dalam menyusun anggaran diperlukan keahlian khusus yang tidak dimiliki oleh satuan kerja lain. Jadi sudah sepantasnya kami mendapat honor tinggi. Satuan kerja yang bertugas menyusun SOTK juga demikian. Kami yang paling sibuk, kalau tidak kami susun tidak ada satuan satuan kerja. Dalam menyusun ini diperlukan keahlian khusus yang tidak dimiliki satuan kerja lain. Jadi kami mesti mendapat honor tertinggi. Satuan kerja yang bertugas di pemungutan pajak, retribusi juga akan merasa paling berjasa. Lha kalau tidak kami carikan uang, darimana anggarannya. Maka mestinya kami yang paling tinggi honornya.
     Akhirnya mereka berlomba lomba mendapatkan anggaran yang tinggi, honor yang tinggi, pokoknya diluar gaji harus ada honor yang paling tinggi.

Saling iri antar profesi
     Semangat merasa paling berjasa inilah yang akhirnya juga melahirkan perasaan iri dengan profesi lain. Juga ada perasaan merasa dipinggirkan, dianak tirikan, lalu berjuang untuk mendapatkan penghasilan yang setara dengan profesi lain. Maka muncullah istilah renumerasi, serttifikasi dsb, yang walau sebenarnya tujuannya baik, tapi ujung ujungnya adalah bagaimana meningkatkan penghasilan satu profesi tertentu. Sekarang masing masing profesi berjuang untuk mendapatkan renumerasi, sertifikasi dsb entah apa lagi namanya, tapi yang jelas, dengan itu, ada tambahan penghasilan.

Kembalilah pada khittahmu
     Wahai PNS, kembalilah pada khittahmu. Bahwa anda adalah abdi masyarakat, abdi negara. Kalian bekerja adalah untuk mengabdi, mengerakkan roda pemerintahan dan pembangunan serta melayani masyarakat. Untuk itulah anda digaji. Jika anda melihat pendahulu anda, mestinya gaji sekian itu sudah cukup besar.
     Kalau toh anggaran berbasis kinerja, mestinya juga harus dilihat Standar Pelayanan M inimal yang harus anda kerjakan, sebagai pertanggung jawaban anda menerima gaji. Juga harus diingat bahwa seorang PNS itu mesti punya uraian tugas/ tupoksi, apa yang mesti dikerjakan. Lha kalau melaksanakan tugas pokoknya kok minta honor tambahan, bahkan adakalanya mengikuti rapat kok ada honornya, apa itu bukan suatu korupsi terselubung? Memang dalam anggaran kinerja ada hal hal yang harus ada anggaran tambahan, sesuai dengan beban kerja,  biaya yang dikeluarkan dan tugas tugas yang memang perlu anggaran.
     Mari kita set ulang pola pikir kita tentang anggaran kinerja, sehingga tidak ada istilah ....."saben obah, duit"...mana yang merupakan tugas pokok, SPM yang itu merupakan pertanggungan jawab kita menerima gaji, mana yang harus ada anggaran tambahan, kita harus bisa memilah.
      Yang harus diset ulang juga adalah jangan merasa paling berjasa, profesiku paling dibutuhkan, jangan merasa iri dengan profesi lain, bekerjalah dengan dilandasi rasa pengabdian, ibadah kepada Allah, nanti anda akan merasa, gaji berapapun anda akan puas, cukup dan barokah. Amin.
       
     

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Hidangan serba Kambing : jangan takut kolesterol....

     Mejelang hari raya Iedul Adha, kita siap siap untuk kebagian daging hewan kurban, yang hampir dapat dipastikan ada daging kambingnya. Banyak yang senang, namun tidak sedikit yang menghindarinya karena takut darah tingginya kumat, kolesterol naik dan seabreg pantangan lainnya. Sayang kalau kesempatan setahun sekali ini dilewatkan hanya karena kita takut kolesterol yang katanya sangat tinggi pada daginbg kambing.
     Pada dasarnya kolesterol itu hanya ada pada daging hewan (sapi, kambing, ayam dsb) derngan kadar yang berbeda. Ikan juga banyak mengandung kolesterol, namun kolesterol baik yang berguna bagi tubuh. Jadi kolesterol itu ada dua macam, yakni kolesterol jahat/ LDL - low density lipoprotein dan kolesterol baik/HDL- high density lipoprotein. Namun sebenarnya keduanya sangat diperlukan oleh tubuh untuk berbagai keperluan. Nah, bagaimana menyikapi agar kita bisa menikmati daging kambing dan daging lainnya dengan aman?
Hindari lemaknya
     Pada serat daging tentu ada jaringan lemaknya. Ada yang terpisah, menjadi lapisan tersendiri, ada yang jadi satu disela sela serat daging/ marbling. Daging kambing umumnya lemaknya terpisah, sehingga bisa kita buang. Jadi yang dimakan serat dagingnya saja. Untuk lemak yang ada disela sela serat daging, bisa kita hilangkan dengan dikukus atau direbus, lalu air rebusan dibuang. Memang rasanya menjadi berkurang gurihnya, namun lebih sehat. Lemak adalah pembawa rasa. Gurih, sedap dsb ada pada lemak. 

Kombinasi dengan sayuran
     Jangan memasak masakan berupa daging doang. Kombinasikan dengan sayuran, seperti misalnya sayur sop, tongseng dan masakan lainnya yang mengandung sayuran. Setidaknya sayuran itu akan menetralkan, mengurangi efek buruk, menurunkan tekanan darah dsb. Juga pernggunaan bumbu yang bisa menetralkan atau menurunkan tekanan darah tinggi dll sangat dianjurkan. Juga penggunaan lalaban sayur sangat dianjurkan.
Jangan kombinasi dengan lemak lainnya
     Memasak daging kambing dengan bumbu atau bahan lain yang mengandung lemak, akan meningkatkan efek buruknya. Misalnya dimasak dengan santan dsb, maka efek buruk meningkatnya kolesterol, tekanan darah dsb akan meningkat. 

Cara memasak
     Cara memasak juga sangat mempengaruhi sehat tidaknya masakan tsb serta pengaruhnya terhadap kesehatan tubuh. Daging kambing yang digoreng jelas akan meningkatkan kadar lemak jahatnya. Sebaliknya yang direbus, apalagi kalau air rerbusan pertama dibuang, akan sangat mengurangi kolesterol buruknya. Bumbu yang digongso dengan sedikit minyak, atau bumbu serbuk akan lebih baik.

Jangan berlebihan
     Nah, disini kuncinya!. jangan berlebihan dalam mengkonsumsi daging. Jika anda makan daging ala kadarnya saja, tidak usah takut akan kolesterol tinggi. Juga perlu diselang seling. Jangan seminggu berturut turut makan daging kambing. Cobalah tiap hari diselang seling dengan sayuran, buah, sereal dsb. Namun kalau anda termasuk kaum dhuafa yang jarang makan daging kambing, tidak perlu kawatir. Nikmati saja pesta setahun sekali ini.

Bagaimana status kesehatan anda?
     Status kesehatan anda juga menjadi kunci. Jika anda sehat tanpa keluhan apapun, tekanan darah normal, kolesterol darah normal, maka tidak ada halangan apapun bagi nada untuk makan daging kambing. Silahkan menikmati.  Jika anda penderita tekanan darah tinggi yang tidak terlalu tinggi, silahkan menikmati tapi jangan terlalu banyak. Namun jika anda penderita tekanan darah tinggi berat, lalu kadar kolesterol darah juga tinggi, sebaiknya anda jadi penonton saja. 

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Yang hobby kuliner, belajarlah juga memasak sendiri......

     Nasehat ini aku dapatkan dari temanku yang hobby kuliner. Hampir setiap saat, dimana ada kesempatan, selalu keluar rumah untuk mencobai rumah makan, warungf makan atau tempat tempat lain yang terkenal masakannya. Pendek kata, setiap ada informasi tempat makan yang enak, dia selalu berusaha kesana. Namun suatu saat dia membaca sebuah artikel yang mengupas tentang makanan yang dijajakan. Betapa tidak sehatnya makanan yang dijajakan dirumah makan, warung dan kaki lima di Indonesia ini. Lalu dia mencoba untuk membuktikan apa yang tertulis di artikel itu dengan kenyataan dilapangan. Dan memang kenyataannya sedikit sekali rumah makan yang abai terhadap kebersihan, kesehatan dan nilai gizi dari makanan yang dijajakan.
Kebersihan
     Pada umumnya rumah makan kecil dan terutama kaki lima, sama sekali tidak memperhatikan kebersihan. Tempat cuci piring hanya terdiri dari dua ember, yang pertama untuk membersihkan/ menyabun, dan yang kedua untuk membilas. Entah berapa puluh kali keduas ember itu digunakan untuk mencuci, pokoknya kalau belum pekat benar, belum akan diganti. Kain lap untuk mengelap piringpun sampai berwarna kehitaman bahkan kadang berfungsi ganda, ya untuk lap piring sekaligus untuk lap meja. Ada satu ungkapan, kalau jajan diwarung makan, lihat dan bayangkan apa yang ada diatas meja saja. Jika melihat bagaimana kondisi dapur dan tempat cuci piring, bisa bisa nggak jadi makan.
Nilai gizi
     Banyak tulisan yang mengulas, bahwa makanan yang dijajakan umumnya adalah makanan sampah/ junk food. Ini karena nilai gizi yang tidak baik. Makanan yang dijajakan umumnya mempunyai kandungan lemak yang sangat tinggi, kolesterol tinggi, garam tinggi, penyedap rasa, pengawet dsb. Ini diperlukan agar makanan berasa sedap, enak dan menarik minat pembeli. Tidak heran bila orang yang terbiasda jajan, atau sering makan diluar, maka cepat mengalami kegemukan, kolesterol tinggi, tekanan darah tinggi dan berbagai keluhan lainnya.
Bahan baku
     Bahan baku untuk rumah makan, warung, kaki lima dsb umumnya sudah tidak segar lagi. Sayur dan daging sudah masuk lemari es. Bahkan untuk warung kecil, bahan bakunya umumnya adalah barang barang sortiran atau yang bernilai rendah. Mungkin daging glonggongan, daging kadalu warsa bahkan daging sisa sisa RPH atau bahkan sisa dari rumah makan lain. 
Bagaimana baiknya?
     Ini bukan berarti kita tidak boleh makan diluar atau menikmati kuliner, namun kita perlu berhati hati. Masih banyak rumah makan, warung dan kaki lima yang tetap menjaga kebersihan dan kwalitas makanan yang dihidangkan.
  • Pilihlah rumah makan yang sudah mempunyai nama. Umumnya mereka juga akan menjaga nama besarnya. Juga tetap dalam pengawasan PHRI maupun dinas yang berwenang.
  • Hindari rumah makan atau warung yang remang remang, yang tidak punya nama, yang tidak laku, dsb. Warung makan yang tidak laku umumnya hidangan yang dijajakan sudah tidak segar lagi/ dipanasi berkali kali.
  • Jangan tergiur oleh harga yang murah. Orang jawa bilang "ana rega ana rupa". Warung makan dengan harga murah, jangan jangan dagingnya glonggongan, daging bangkai atau daging afkiran dari rumah makan lain. Ada cerita bahwa banyak warung makan, kaki lima yang menampung minyak goreng sisa/bekas dari hotel dan warung makan besar.
 Belajarlah masak sendiri
     Dari pengalaman melanglang kuliner dan akibat yang ditimbulkan, mari kita pertimbangkan untuk sekali sekali memasak sendiri. Ini juga akan menjadi selingan yang menyenangkan. Kita bisa memilih bahan baku yang sehat, segar dan sesuai selera kita. Tingkat rasa asin, garam, vetsin dan berbagai bahan tambahan dapat kita kurangi. Juga kadar lemak, gorengan dsb dapat kita kurangi sehingga mendapatkan hasil masakan yang sehat bagi anak anak dan keluarga kita. 

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Gili Terawangan itu memang indah

     Jika anda berkesempatan mengunjungi pulau Lombok, jangan lewatkan mengunjungi pulau Gili Terawangan, Salah satu gugsan pulau pulau kecil di bagian barat laut pulau Lombok. Disana ada tiga pulau, yakni Gili air, Gili Meno dan Gili Terawangan. Ketiganya indah semua, namun yang paling ramai dan terkenal ya Gili Terwangan itu.
     Pagi hari berangkat dari pantai Senggigi dengan menggunakan perahu tempel, kami menyusuri pantai Lombok menuju utara. Cuaca sangat bersahabat, laut tenang, matahari bersinar cerah. Deretan pepohonan sepanjang pantai, lalu bangunan bangunan, villa, hotel dan obyek wisata merata disepanjang pantai. Ada satu tanjung yang indah, saya lupa namanya. Tapi disitu ada karang yang menonjol, berlubang dan banyak orang orang yang memancing.
     Perahu terus menuju ke utara agak kebarat. Samar telah terlihat, Gili Meno, Gili Air dan Gili Terawangan. Gili Terawangan ini yang paling luar atau paling jauh dari pantai Lombok. Kami mampir sejenak ke Gili Meno. Perahu tidak mendarat, hanya mematikan mesin ditepian pantai, pada jarak lk. 200 m dari pantai. Sayang sekali aku tidak bisa berenang. Yang bisa berenang, dengan dipandu oleh guide ber snorkeling, menyusuri laut yang penuh dengan terumbu karang, ikan ikan kecil dan kura kura. Aku hanya bisa meliaht keindahan alam bawah laut dari atas perahu. Itupun sudah sangat Indah. Ikan ikan kecil, karang beraneka warna dan bentuk, tentu yang bersnorkeling lebih asyik lagi.
     Setelah puas, kami semua kembali naik perahu dan melanjutkan perjalanan ke Gili Terawangan, yang letaknya hanya bersebelahan. Setelah perahu mendarat, kegiatan snorkeling kembali dilanjutkan. Kali ini disertai dengan atraksi memberi makan ikan. Jadi yang akan bersnorkeling membawa roti tawar untuk pakan ikan. Sambil berenang, roti tawar ditaburkan sedikit demi sedikit, maka ikan ikan kecil akan merubung dan mengikuti mereka yang bersnorkeling. Sampai kira kira 300 meter, mereka mendarat kepantai, istirahat dan mengulangi lagi dari awal. Demikian seterusnya sampai empat lima kali bolak balik sepuasnya. Lagi lagi aku hanya dipinggir pantai karena tidak bisa berenang.
     Puas bersnorkeling, kami lalu menyusuri pantai. Pasir putih, landai, indah, dibeberapa tempat dinaungi pepohonan. Banyak turis bule yang berjemur disini. Bahkan rasanya tidak berada dinegeri sendiri, namun berada diluar negeri, karena yang berjemur mayoritas adalah bule. Jangan  ada pikiran ngeres, karena ibaratnya adalah : bagi wanita, auratku adalah seluruh badan kecuali muka dan telapak tangan, sedang mereka auratnya hanya selebar telapak tangan.
     Jika lapar dan ingin makan, disini seperti ditempat wisata lainnya. Segala macam makanan, mulai yang lokal maupun waralaba internasional juga ada. Nampaknya sepanjang pantai sudah dikuasai oleh pendatang, setidaknya disewakan untuk usaha pariwisata. Sedang penduduk lokal tergeser lebih kedalam. Hotel, pub, cafe bertebaran seluruh pantai. Sedang bagi turis lokal, pilih saja hotel yang lebih kedalam.
     Namun sebenarnya Gili Terawangan ini tidak begitu luas. Acara bersepeda keliling pulau, juga gak nyampe 1 jam. Kita bisa menyewa sepeda ditempat persewaan sepeda. Bagian timur jalannya masih enak, karena terbuat dari paving blok. Namun dibagian barat dan utara agak berat karena harus melewati jalan berpasir.
     Menjelang sore, kami harus kembali ke Senggigi, karena kebetulan hotelnya di Senggigi. Sebenarnya ingin rasanya bermalam di Gili Terawangan, ingin merasakan suasana malam dipulau terpencil. Laut sore ini agak berombak sehingga perahu motor tempel yang kami tumpangi harus berjuang menembus ombak. tapi senang juga rasanya. Begitu mendarat di pantai Senggigi, rasanya puas hati ini, menikmati salah satu ikon pariwisata Lombok, Gili Terawangan.
So..kapan anda akan kesana?...dijamin puaslah.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Nasi megono....all in one

     Tatkala aku pertama kali makan nasi megono, aku bilang kepada simbok yang jual : "sedikit saja bu......". Lalu simbok yang jual menjawab : "Eeee...rasakan dulu! jangan jangan nanti malah nambah...". Ya memang dari penampilannya, nasi megono memang tidak menarik. Bayangkan, nasi sudah dicampur sayuran, beberapa macam, lalu masih ada urapnya, kadang ada juga ikan terinya, semua dicampur jadi satu. Tapi begitu dinikmati, maknyuss..kata Bondan Winarno.
     Nasi megono, sego megono itu banyak variasinya, tergantung daerahnya. Untuk daerahku, Magelang, Temanggung dan sekitarnya, nasi megono dibuat dari nasi dan aneka sayuran dengan bumbu urap. Nasi dimasak setengah matang, atau dikaru/ karon. lalu aneka sayur disiapkan, antara lain daun lembayung, kacang panjang dsb, yang sudah dibumbui bumbu urap. Lalu pada waktu nasi karon tadi hendak diadang, dimasukkan kedalam dandang, cara memasukkan diselang seling antara nasi dengan sayur urap tadi. Dapat juga ditambah ikan teri. Lalu setelah dandang penuh, dimasak/ diuapi/ di adang sampai matang. Pada waktu dientas dari dandang, diciduk dengan memakai entong, sambil diaduk sehingga antara nasi dan sayur urap tercampur rata. Jadi sebenarnya nasi megono itu adalah nasi dan sayur urap yang dimasak bareng dan dicampur merata. Jenis dan jumlah sayuran, pedas tidaknya bumbu urap, aneka tambahan seperti ikan teri dan lainnya, akan menentukan kekhasan nasi megono itu.
    Walau nasi megono dapat langsung dimakan tanpa tambahan lauk apapun sudah enak, namun biasanya ada tambahan lauk yang khas, antara lain tahu tempe bacem, peyek ikan asin, iwak kali, dsb. Lebih nikmat lagi kalau dimakan diatas pincuk daun pisang. Ya, ditata diatas pincuk daun pisang, nasi megono, tahu tempe bacem, peyek ikan teri, dimakan sambil anghkat kaki diwarung simbok bakul, ya..itulah kenikmatan nasi megono.
     Harga nasi megono ini betul betul kelas rakyat jelata. Mungkin yang bisa menadingi murahnya hanya nasi kucing. jika tanpa tambahan lauk apapun, ya sama dengan harga nasi kucing itulah.
     Sayangnya nasi megono ini memang makanan rakyat. Sehingga anda sulit menjumpainya di rumah makan atau restoran berkelas. Jika ingin mencari nasi megono, anda harus rela keluar masuk pasar tradisional, karena memang tempatnya disana. Diwarung warung kelas pasar tradisional, bahkan tak jarang ada simbok bakul yang tidak punya tempat berjualan. Jadi hanya dijajakan dipinggiran pasar. So.....mari keluar masuk pasar tradisional.
     Walau mungkin ada penmgusaha rumah makan yang menangkap peluang ini, dengan menghidangkan nasi megono yang sudah dimodifikasi. Ada sego ndeso, sego gono dsb nama nama baru, tapi isinya yang nasi megono itu.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Bakso uleg Temanggung.....satu lagi kuliner khas

     Bicara tentang bakso, ya begitu itu rasanya. Yang membikin khas kalau ada improvisasi, variasi dan cara menghidangkan. Yang jelas bakso itu terbuat dari daging giling, dicampur tepung gandum dam bumbu rempah rempah. Perbandingan antara daging dan tepung serta variasi bumbu, akan menetukan kwalitas dan kekhasan bakso yang dibuat. Setelah dicampur merata, lalu dicetak bulat dan direbus hingga matang. Baksopun siap dihidangkan.
     Variasinya bisa pada dagingnya, misalnya ada bakso urat, bakso tetelan atau bakso daging full. Dewasa ini ada juga bakso jamur dsb. Bentuk bakso juga bisa menjadi variasi dan kekhasan. Yang konvensional ya bentuknya bulat. Namun sekarang ada yang dibentuk kotak, dsb, sekedar untuk membuat khas. Ada juga bakso yang didalamnya diisi telur puyuh sehingga bentuknya besar.
     Kelangkapan dalam menghidangkan bakso, biasanya ditemani dengan mie, mihun. Lalu ada kelengkapan yang menjadi kekhasan seperti pangsit, tahu, telur, sayur, dsb. Mienyapun juga bisa menjadi kekhasan seperti mie kriting, mie sayur, mihun, mie yang digulung bulat dsb. Pelengkapnya biasanya berupa sambal, kecap dan saus.
     Nah, untuk bakso uleg khas Temanggung ini dimana letak khasnya?. Baksonya biasa saja, yakni bulat bulat dan agak kenyal, pertanda perbandingan daging cukup banyak. Biar tetap kenyal, maka bakso temanggung ini tidak direndam dalam kuah yang direbus, tapi disisihkan, Kemudian menghidangkannya tidak dengan mie atau mihun, tapi dengan ketupat.
     Lalu kenapa disebut bakso uleg?. Nah ini dia. Pada waktu kita pesan bakso, oleh penjual akan ditanya :"Lomboknya berapa?" Tergantung selera kita, ingin pedas, agak pedas atau pedas sekali. Kalau kita menyebut lomboknya dua, maka oleh penjual akan diulegkan dua lombok dimangkok (biasanya yang dipakai adalah lombok rawit hijau), lalu ditambah ketupat yang sudah dipotong potong, bakso yang kenyal, irisan seledri dan bawang goreng, baru disiram kuah bakso. Dihidangkan panas panas. Panas, pedas, kenyal, sedap dan gurih, inilah khasnya bakso uleg Temanggung.
     Bakso khas Temanggung ini digemari oleh masyarakat Temanggung, Magelang dan sekitarnya. Sehingga bila anda ingin mencicipi, warung bakso khas Temanggung mudah dijumpai di Temanggung, Magelang dan sekitarnya. Ya, mungkin bagi penggemar bakso ini hanya sekedar variasi rasa, cara menghidangkan dan kekhasan suatu daerah. Mungkin juga didaerah anda ada bakso yang khas?.......selamat mencoba.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Ngabuburit...kuliner universal / takjil seragam....

     Saya ingin bertanya kepada teman dari Sunda, ngabuburit itu kan bahasa sunda. Arti sebenarnya apa?. Nampaknya kini ngabuburit telah menjadi bahasa Indonesia yang dikenal luas dan menjadi istilah yang jamak digunakan menjelang berbuka puasa. Mungkin pada awalnya, ngabuburit itu digunakan sebagai istilah, nongkrong nongkrong menunggu waktu berbuka puasa, sambil menyiapkan takjil berbuka.
     Namun sekarang istilah ngabuburit ini telah dipakai luas tidak hanya ditanah pasundan saja, tetapi mungkin diseluruh Indonesia. Dan mungkin juga artinyapun telah bergeser. Pokoknya ngabuburit itu jualan takjilan disore hari menjelang buka puasa, sambil mejeng. Dimana mana banyak tempat ngabuburit. Hampir semua kota ada tempat ngabuburit. Dan isinya sama, yakni orang jualan makanan takjilan untuk berbuka puasa. Takjilan yang dijualpun umumnya sama, yakni kolak, es buah, jenang, cendhol dan aneka makanan ringan.
 Seragam
     takjil yang dijualpun umumnya sama. dari golongan minuman pembuka seperti es buah, kolak, aneka jus, semua sudah dikemas dalam bungkus plastik. kemudian makanan ringan seperti aneka kue basah, makanan tradisional. Cara menjajakanpun juga seragam. Diatas meja, diatas kap mobil, atau pakai tenda darurat, semua itu menambah semarak gegap gempita bulan romadhon dengan acara baru yang namanya Ngabuburit.
Daya tarik kota
Pemerintah, pedagang, mengambil kesempatan ini untuk menarik perhatian pengunjung. Disuatu kota , ditentukan tempat yang diperbolehkan untuk jualan makanan takjilan ini, tempat tempat untuk ngabuburit, sehingga bisa menjadi daya tairk suatu kota. Di Magelang mungkin seputar alun alun, sore hari banyak dikunjungi masyarakat yang akan membeli takjilan, menunggu waktu berbuka puasa sambil ngabuburit di alun alun, nanti kalau sudah waktunya berbuka puasa, bisa langsung menuju masjid untuk sholat Maghrib. Bahkan bagi yang berkantong cekakpun bisa langsung ke masjid, disana takjilan gratis. Di Jogja, Bulaksumur telah lebih dulu terkenal dengan cewek cewek mahasiswi yang jualan takjilan disepanjang jalan Kaliurang, digelar diatas kap mobil. Wah ini pedagang takjilan dadakan yang mungkin hanya sekedar pengisi waktu.
Sekali lagi, kalau pemerintah daerah pandai menangkap kesempatan, momen ngabuburit ini bisa ditata menjadi daya tarik suatu kota.   

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

jelang Ramadhan: 80% konsumen petasan adalah orang miskin!!..

     Bulan Sya'ban ini mestinya digunakan oleh umat Islam untuk mempersiapkan diri menyambut  bulan Ramadhan. Banyak tuntunan dari Rasulullah SAW bagaimana mengisi ibadah di bulan Sya'ban ini. Berpuasa pada awal dan pertengahannya, tadarus, bersedekah dan saling bermaaf maafan nanti menjelang masuk bulan Ramadhan, semua itu adalah amalan yang lebih baik dikerjakan daripada hal hal yang tidak berguna.
     Jika toh ada tradisi dan adat istiadat, terutama di jawa, itu semua sebenarnya hanyalah suatu perlambang yang ada artinya. Misalnya dibulan Sya'ban banyak dilaksanakan sadranan. Sadranan dari kata arab "sodrun", yang artinya membuka dada, yakn i membuka dada untuk bisa menerima kehadiran bulan Ramadhan nanti. Apem, dari kata "afuwwun" yang artinya ampunan/ maaf. Jadi dibulan ini mestinya kita banyak mohon ampun dan dan saling memaafkan, sehingga masuk bulan Romadhon setidaknya kita sudah bersih. Demikian juga tradisi padusan, maksudnya untuk membersihkan diri.
     Namun kenyataannya, bulan Sya'ban ini bvanyak digunakan untuk menyiapkan hal hal yang tidak ada kaitannya dengan ibadah, bahkan sesuatu yang mubadzir....yakni membuat dan menyulut petasan atau mercon. Aapakah bulan Ramadhan dan lebaran identik dengan membunyikan mercon? Ini merupakan tradisi yang patut dicari akarnya kenapa dulu itu terjadi. Kenyataannya tradisi ini tidak semakin hilang, namun tetap eksis bahkan semakin berkembang. Tidak hanya petasan buatan rumahan, namun petasan buatan pabrik, petasan impor, kembang api dan sejenisnya semakin banyak dijumpai. Mulai dari kaki lima ditrotoar, diwarung warung kecil sampai ada toko khusus menjual kembang api.
     Satu hal yang menjadi keprihatinan, ternyata suara dar der dor petasan ini kebanyakan justru berasal dari perkampungan kumuh, perkampungan padat yang nota bene banyak dihuni oleh kaum menengah kebawah. Mengapa mereka memilih membelanjakan uangnya untuk membeli petasan, bukan untuk pendidikan anaknya, kesehatan atau setidaknya untuk meningkatkan gizi keluarga. Uang yang mereka cari dengan susah payah, akhirnya hanya dibakar sesaat, untuk suatu kesenangan semu yang tiada gunanya. Boleh dikata bahwa 80% yang membunyikan petasan adalah kaum miskin kaum marjinal dipemukiman kumuh, pemukiman padat dan pemukiman pinggiran.
     Perkampungan kumuh jelang Ramadhan memang ramai sekali dengan suara petasan. anak anak kecil bergerombol sambil menenteng petasan, dengan gembira menyulutnya untuk suatu suara yang cuma sesaat. Saling bersaing besar dan banyaknya petasan yang dapat mereka sulut, yang tak jarang pada waktu menyulut membahayakan orang lain, setidaknya mengganggu.
     Anak anak ini kalau diperingatkan malah marah, mengejek dan tak jarang terjadi pertengkaran akibat diperingatkan. Pengumuman oleh pak RT, pak RW bahkan sampai tingkat Kelurahanpun tidak mempan.  
     Ini mestinya menjadi PR bagi kita semua, terutama orang tua. Jangan mengijinkan anak anak untuk membeli petasan (gimana mau melarang, lha wong orang tua sendiri sering ikutan main petasan). Mari kita beri pengertian anak anak kita bahwa menyulut petasan adalah sesuatu yang sia sia. Uang yang kita cari dengan susah payah, lebih baik kita gunakan untuk sesuatu yang lebih berguna. Untuk membeli alat sekolah, atau ditabung untuk masa depan.
     Lebih penting lagi, mari kita isi anak anak dengan kegiatan agama, menyhiapkan diri mereka untuk memasuki bulan romadhon dengan hati yang bersih dan amal ibadah yang lebih bermanfaat. Beri pengertian kepada anak anak bahwa sesuatu yang mubadzir itu sangat dibenci Allah. Lebih lebih kalau dalam menyulut petasan mencelakai orang lain.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Naik bus umum/ bus bumel??.....melatih kesabaran!!

    Pemerintah dinilai gagal menyediakan angkutan umum/ angkutan masal yang nyaman bagi rakyatnya. Akibatnya rakyat, masyarakat akan lebih memilih menggunakan kendaraan pribadi, mobil dan sepeda motor. Akibat lebih lanjut terjadi kemacetan dijalanan karena panjang jalan tidak sebanding dengan jumlah kendaraan yang terus meningkat. A kibat lebih lanjut juga, konsumsi BBM meningkat pesat sehingga pemerintahpun kelabakan untuk mengatasinya.
     Selain kegagalan Pemerintah dalam menyediakan dan mengatur angkutan umum, ini juga diperparah dengan tingkah laku pengelola kendaraan umum dan tingkah laku para awak kendaraan tersebut, yang memang membuat penumpang tidak nyaman. Banyak penumpang yang akhirnya kapok naik kendaraan umum. Kalau toh naik juga, itu karena terpaksa tidak ada pilihan lainnya.
      Saya adalah pengguna setia kendaraan umum. Bepergian kekota yang dekat seperti dari Magelang ke Jogja atau Semarang, saya lebih suka menggunakan kendaraan umum, yakni bus umum atau bus bumel. Jarang sekali menggunakan bus patas. Tapi, kita harus siap mental dan siap kesabaran penuh manakala kita menggunakan bus umum. Sebagai gambaran saja, suatu saat saya naik bis umum dari Semarang pulang ke Magelang. Dari terminal terboyo, bus berjalan pelan pelan sambil nyari penumpang. Begitu masuk tol, ngebutnya menakutkan. Lalu berhenti di kawasan Sukun. Disini ngetem cukup lama, bahkan lama sekali, menunggu penumpang dari arah kota. Setelah ada berita bus berikutnya sudah dekat, baru bus mulai berangkat. Total dari terminal Terboyo sampai berangkat dari Sukun, perlu waktu hampir empat puluh menit. Lalu bus berangkat dengan kecepatan sedang, sambil menaikkan penumpang disepanjang jalan. Berhenti lagi di terminal Bawen. Dari Sukun ke Bawen dibutuhkan waktu lima puluh menit. Lha, di Bawen ini bus ngetem lama sekali, hampir tiga puluh menit. Kemudian baru berangkat lagi menuju Magelang yang memakan waktu satu jam. Jadi total waktu yang dibutuhkan untuk jarak Semarang - Magelang yang hanya 76 km, lebih dari tiga jam. Dan Semarang - Jogja memerlukan waktu empat setengah jam. Termasuk ngetem, masuk terminal dsb.
     Ini juga diperparah dengan hadirnya pengamen yang setiap saat bisa masuk bus, baik dari terminal, halte, lampu merah dan tempat naik turun penjumpang lainnya. Jarak Semarang - Magelang, bisa jadi ada sepuluh pengamen yang naik turun. Demikian juga pedagang asongan yang jumlahnya sangat banyak yang bisa naik turun setiap saat. Semua ini jelas membuat perjalanan menjadi sangat tidak nyaman.
     Pengelola bus juga tidak bisa merawat  busnya. Mulai dari kebersihan, tempat duduk yang sudah rusak, bus yang tidak nyaman, bau tempat duduk dan ruangan dalam bus, maka lengkaplah ketidak nyamanan menggunakan angkutan umum. Kita menjadi rugi waktu, rugi kenyamanan, hati menjadi geram, badan cepat lelah dan seabreg keluhan lainnya bila mengggunakan angkutan umum.
     Untuk itu saya menyarankan, bila anda akan naik angkutan umum, siap siaplah untuk rugi waktu, siapkan uang receh bagi para pengamen dan yang penting menata hati dan perasaan agar tidsak menjadi jengkel.
     Mestinya juga pemerintah perlu segera membuat aturan agar bus umum dan angkutan umum lainnya menjadi lebih nyaman dan menarik minat para penumpang. Orang bepergian akan lebih memilih menggunakan angkutan umum ketimbang angkutan pribadi. Jalanan akan sedikit dibebaskan dari kemacetan dan komsumsi BBM bisa ditekan.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

burung dalam sangkar, jalan lurus menuju akhir hidupnya.....

     wahai kau burung dalam sangkar....dapatkah kau menahan siksa....dari kekejaman dunia...yang tak tahu menimbang rasa......../ biar sangkarku terbuat dari emas...lebih baik kuhidup di hutan luas....ini dua penggal lagu tempo dulu, yang satu dari D'lloyd dan penggal kedua dari Panbers, menggambarkan bagai mana kehidupan burung yang ada di dalam sangkar. Walaupun mungkin mendapat makan yang sangat enak, terjamin, walau mungkin sangakrnya terbuat dari emas, ukiran indah, namun bagaimanapun juga habitat burung adalah dialam bebas.
     Burung itu kalau sudah berada didalam sangkar buatan manusia, artinya burung itu sudah berada dijalan lurus menuju akhir hayatnya. Coba mari kita hitung, berapa lama burung itu dapat bertahan?. Sebulan,  dua bulan, setahun, dua tahun, atau berapa lama, pasti akan mati, tanpa meninggalkan keturunan atau anak, sebagai penerus spesiesnya. Lama lama spesies burung itu akan lenyap dimuka bumi.

Bagian dari ekosistem
     Di alam bebas, burung adalah bagian dari ekosistem. Tuhan telah menciptakan alam ini dengan berbagai isinya, masing masing mempunyai fungsi dan berjalan sangat seimbang. Burung, ada yang berfungsi sebagai penyerbuk bunga, yang akhirnya buahnyapun untuk kepentingan manusia. Ada yang berfungsi sebagai pemakan hama tanaman, atau pembersih alam dari bangkai hewan liar, dsb. Apabila keseimbangan itu terganggu, misalnya banyak burung dialam liar ditangkapi untuk kesenangan manusia, terganggu pula rantai kehidupan. Misalnya terjadi ledakan populasi hama karena tidak ada pemangsa alaminya. Atau produksi buah buahan menurun karena tidak ada penyerbukan. Masih banyak contoh bagaimana bila keseimbangan alam terganggu.
     Memang ada juga burung yang menjadi musuh manusia karena perannya sebagai hama. Misalnya burung pipit menjadi hama bagi tanaman padi. Burung bangau menjadi hama pagi petambak udang dan ikan. Namun semua itu sebenarnya bagian dari ekosistem yang akan saling terkait.
     Penangkapan burung liar, akan menyebabkan ekosistem terganggu. Salah satu rantai kehidupan terganggu, yang akibatnya bergeserlah keseimbangan alam. Lebih lebih penangkapan burung liar juga diikuti dengan penangkapan pakan alami burung tersebut. Sebut saja larva semut rang rang yang banyak diburu orang, karena larva semut rang rang ini adalah pakan alami dari beberapa jenis burung ocehan. Padahal semut rang rang adalah predator alami dari beberapa jenis hama perusak tanaman seperti wereng, walang sangit, dsb.

Solusi : Penangkaran
     Bagaimanapun juga, manusia sangat senang dengan suaran burung yang merdu  atau warna bulunya yang sangat indah. Pepatah Jawa mengatakan bahwa manusia itu sangan senang kepada Wanito, Turonggo dan Kukilo. Kukilo atau burung digemari karena suaranya, warnanya dan kalau mempunyai burung yang bagus dapat meningkatkan status sosial. Tapi kalau burung burung dialam ditangkapi, lama lama populasi burung tersebut akan menurun dan lama lama punah.
     Perlu diingat sekali lagi, bahwa jika burung liar itu sudah berada di dalam sangkar, artinya, burung tersebut sudah punah, karena tinggal menunggu kematian tanpa bisa melanjutkan garis keturunannya. Tanpa bisa melestarikan spesiesnya.
     Itulah maka penangkaran menjadi solusi mendesak untuk memenuhi hasrat manusia yang suka mendengarkan ocehan burung, memeliharan burung sehingga tidak hanya menangkap burung dari alam liar yang berakibat terganggunya keseimbangan alam.
     Dewasa ini sudah banyak usaha penangkaran yang  berhasil menangkarkan burung burung liar. Mulai dari jalak Bali, jalak penyu, cucak rowo,kenari, love bird dsb. Hasil dari penangkaran tersebut untuk dipasarkan memenuhi permintaan para penggemar burung,  dan bila yang menangkarkan lembaga tertentu, sebagian dilepas kealam liar untuk meningkatkan populasi dialam.
     Pendek kata, kita harus pastikan bahwa burung yang kita pelihara adalah burung hasil penangkaran, bukan hasil penangkapan dari alam liar. Dan kita biarkan burung burung liar terbang bebas dialam, menjaga keseimbangan alam demi kenyamanan kehidupan.

Alam sebagai sangkar raksasa
      Bagaimana bila alam ini diisi oleh burung burung yang terbang bebas, hinggap di pepohonan disekitar kita, berkicau dengan merdu, mencari makan dari apa yang sudah tersedia di alam?. Pagi hari bila kita membuka jendela, kita akan bisa melihat warna warni burung yang elok rupanya, kita bisa mendengar kicauannya yang merdu. Tanpa kita mempunyai keinginan untuk memiliki, tanpa kita mempunyai keinginan untuk menangkap untuk kita nikmati sendiri keindahannya, merdunya?.
     Mari kita jadikan alam sekitar kita sebagai sangkar burung raksasa, yang akan dapat menampung segala jenis burung, dengan beraneka warna keindahannya, aneka corak suaranya, dan sumber pakan alami yang tersedia sepanjang waktu tanpa diganggu.
     Mungkin kita tidak perlu repot repot tiap pagi harus memberi pakan  burung dan tidak perlu repot tiap hari harus membersihkan kotorannya. Suara burung burung yang merdu telah tersedia sepanjang waktu dialam sekitar kita.

Solusi lain: entaskan kemiskinan
     Bagaimanapun perlu diakui, bahwa para pemburu burung, para pencari kroto/larva semut rang rang itu adalah kaum miskin. Mereka tidak punya pekerjaan. Mereka menangkap burung, mencari larva, hanya untuk sekedar mendapatkan rupiah guna menyambung hidupnya. Mereka tidak tahu, atau tidak peduli, bahwa pekerjaannya itu berakibat terganggunya ekosistem. Kalau sudah urusan perut, semua pertimbangan akan dilanggar juga.
     Maka mestinya dicarikan solusi untuk membuka lapangan kerja bagi mereka, agar mereka mau meninggalkan pekerjaannya yang bersifat merusak alam itu, pindah ke pekerjaan yang lebih membangun. Antara lain ya itu tadi, menjadi penangkar burung.

Pesan moral
     Ada hadist Rasulullah yang menyebutkan, bahwa seorang wanita ahli ibadahpun diancam masuk neraka bila menelantarkan binatang piaraannya. Diceritakan, seorang wanita yang asyik masyuk beribadah, berdoa, berdzikir sampai sampai melupakan kucing peliharaannya. Lalu saking laparnya, si kucing tersebut terpaksa makan remah remah di tanah. Terhadap perilaku wanita ahli ibadah tersebut, Allah mengancam akan memasukkan kedalam neraka. Bila kita qiyaskan, seorang yang memelihara burung dalam sangkar, lalu ditelantarkan, tidak diberi makan dan minum yang cukup, bisa bisa orang terserbut akan masuk neraka.
     Hadist lain menyebutkan, bahwa seseoranmg yang menanam buah buahan, lalu buahnya itu dimakan burung liar, dan ia mengikhlaskannya, maka tidak lain baginya pahala bagai orang bersedekah. Jadi buah buahan yang kita tanam dikebun, lalu dimakan burung dan kita mengikhlaskannya, adalah pahala sedekah bagi kita 
    

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS