Wisata Magelang....ayo mengarang cerita!!!!

      Pemerintah Kota Magelang telah mencanangkan Ayo Ke Magelang 2015. Apa ada yang tertarik untuk ke Magelang. Kalau Sudah kesini, lantas mau ngapain? Apa hanya mengandalkan penataan kotanya aja?, atau event event budaya, yang kadang cenderung diada adakan. Ayo ke Magelang mestinya dijadikan moment dan first step untuk menjadikan kota Magelang sebagai destinasi wisata untuk seterusnya, buka hanya sesaat, bukan hanya sebagai visinya pak Wali saat ini. Ini mungkin nyleneh, tapi salah satu persiapannya adalah mengarang cerita. Lho!!

Wisata itu mengarang cerita
      Syahdan di salah satu negara eropa sana, ada satu bangunan, kastil tua, yang sebenarnya hanyalah kastil tua biasa. Namun kemudian ada cerita, bahwa kastil tua ini adalah tempat tinggal pangeran Dracula. Ini rumahnya si Dracula yang melegenda itu. Lalu dikaranglah cerita tentang Dracula, riwayat hidupnya, hubungannya dengan kastil tua ini, lalu ada kesaksian penampakan, bla bla .......dan hasilnya, kastil tua ini menjadi obyek wisata yang dikunjungi wisatawan jutaan orang setiap tahunnya.
      Di negara timur tengah, hampir semua negara punya obyek wisata gua, yang diklaim sebagai gua asbaban kahfi dalam Al Qur'an. Entah mana yang yang betul, tapi semua obyek wisata gua asbabun kahfi itu dikaranglah cerita tentang kebenaran gua asbabun kahfi. Al hasil, jadilah gua itu sebagai obyek wisata andalan.
      Bahkan, ada sebuah gua yang dindingnya batua karang yang berwarna kuning keemasan. Salah satu karang didinding gua itu membentuk gambaran sebagai anak sapi. Maka dikaranglah cerita bahwa inilah anak sapi emas yang dibuat oleh Samiri lalu disembah sembah  oleh umat Musa dahulu. Dengan pencahayaan kuning yang lebih mengesankan bahwa inilah anak sapi emas jaman Samiri, maka jadilah gua itu sebagai obyek wisata unggulan yang dikunjungi jutaan orang. Padahal smua juga tahu bahwa itu bohong belaka.
      Di Thailand, ada obyek wisata yang sangat terkenal, yakni The Bridge Over The River  Kwai. Bentuknya kayak apa?. Cuma sebuah jembatan kereta api diatas sungai Kwai yang sudah tidak terpakai, namun ada cerita yang bomabstis tentang jembatan ini. Maka jadilah birdge over the river kwai sebagai obyek wisata andalahnya negeri gajah putih.

Lalu, cerita apa yang dikarang untuk wisata Magelang?
      Lha, ini, marilah sharing untuk mengarang cerita untuk mendukung Magelang sebagai destnasi wisata.
  • Gunung Tidar, pakunya tanah Jawa
  • Legenda Syekh Subakir
  • Tempat ditangkapnya Pangeran Diponegoro
  • Tempat Para Jendral digembleng
  • Tempat peristirahatan Belanda
  • dan masih banyak lagi
Nah, para pecinta kota Magelang, bayak cerita yang dapet kita kembangkan untuk mendukung Magelang sebagai destinasi wisata. Mungkin kita bisa meniru keberhasilan Banyuwangi, yang sekarang maju pesat dalam pariwisata, karena gencarnya cerita tentang banyuwangi, event budayanya, alamnya and so on and so on. Mari Mengarang Cerita......

      Syahdan, dulu pulau Jawa itu terombang ambing ditengah lautan. NJika ada angin ke barat, akan terombangambing ke barat, jika ada angin ketimur, akan ketimur. Maka penduduk pulau Jawa selalu dalam ketakutan dan gonjang ganjing melulu. Lalu datanglah seorang sekti mondrogrono yang menancapkan tongkatnya ditanah. Lalu tongkat itu lama lama membesar dan mejadi sebuah bukit kecil. Semenjak saat itu pulau Jawa menjadi tenang karena telah dipaku oleh orang sakti itu. Bukit kecil yang menjadi paku tanah Jawa yang berasal dari tongkatnya siembah sekti itulah yang sekarang dikenal sebagai Gunung Tidar.
      Wisata ziarah di kota Magelang ternyata berkembang pesat. Antara lain menziarahi sebuah makam di gunung Tidar, yakni makam Syeh Subakir. Ada yang mengatakan bahwa orang sekti yang menancapkan tongkatnya itu ya Syeh Subakir itu......Namun ada yang mengatakan bahwa Syeh Subakir adalah salah satu penyebar agama Islam. Terlepas dari siapa Syeh Subakir, yang jelas makamnya banyak diziarahi orang. Ini menjadi potensi kota Magelang dalam menggaet wistawan. Tinggal bagai mana menata kawasan makam syeh Subakir di gunung Tidar dan mengarang cerita yang indah untuk Syeh Subakir.
       Bahkan dalam buku Naga Sasra dan Sabuk Inten yang melegenda itu, gunung Tidar itu menjadi markas Simo Lodra si tokoh sekti. Kenapa itu tidak dikarang cerita aja bahwa disini lho tempatnya Simo Lodra, ada gua di gunung Tidar  yang tembus ke alas Mentaok dsb dsb, sekalipun itu bohong, tapi inilah cerita ngaya wara yang kadang dipercaya dan bisa meningkatkan kunjungan.....hehehehe........

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Kedaulatan pangan, apakah kita udah berdaulat.......?

     Indonesia sat ini sudah berswasembada pangan, khususnya beras. Produksi beras melampaui kebutuhan beras warganya. Namun sebenarnya swasembada ini dalam posis  yang sangat rentan, mungkin tahun ini bisa swasembada, tapi tahun berikutnya tidak. Atau semesterini produksi melampaui target, tapi semester berikutnya banyak puso, dsb. Lha, untuk menjaga ketersediaan pangan, pemerintah ya harus impor. Maka jangan heran kalau katanya swasembada kok masih ngimpor. Ini semata untuk menjaga cadangn pangan tadi.
     Kerentanan pangan ini juga sangat dipengaruhi oleh :
  • areal hutan yang masih lestari, yang dapat menjaga sumber daya air
  • areal hutan dan lahan yang mengalami degradasi
  • areal sawah yang mengalami puso
  • kejadian bencana alam yang berupa banjir, kekeringan dsb
  • ledakan hama penyakit
  • alih fungsi lahan dari lahan pertanian ke yang lain. Lhaaa...ini yang menjadi isu panas setiap saat.
     Untuk, penetapan lahan sawah abadi, upaya mengatasi lahan puso dengan perawatan irigasi yang baik, upaya pemberantasan hama penyakit, merupakan tindkan tindakan untuk mengatasi kerentanan pangan.

     Lalu dimana kedaulatan pangan kita?. Indonesia adalah negara agraris, namun adalah importir produk produk pertanian yang terbesar didunia. Mulai dari beras(yang katanya swasembada, tapi ini untuk cadangan), gula, holtikultura, buah, kedelai dsb. Impor beras peringkat 13 dunia, gula(peringkat 2), jagung(peringkat 22), kedelai(peringkat 11), ini belum holtikultura, buah, gandum, bahkan garampun masih impor. 
     Setiap tahun, diperkirakan 50 T devisa kita terkuras untuk impor pangan. Kalau begini, dimana letak kedaulatan pangan kita? Pangan kita ternyata masih sangat tergantung negara lain. Bahkan untuk budidaya pertanian, peternakan, perikanan dan holtikultur, bibitnya masih sangat tergantung negara lain.
     Membangun kedaulatan pangan memang perlu waktu panjang, biaya besar dan komitmen bersama. Namun bila kita keenakan dengan produk impor, lha kapan kita akan berdaulat?
     Makanya diperlukan komitmen dan kebijakan pemerintah untuk membangun swasembada pangan yang kokoh, dengan berpijak pada sumber daya lokal. Pelan pelan, mestinya swasembada pangan harus dapat dicapai. Tinggal mana dulu yang akan diprioritaskan. Swasembada beras, lalu jagung, lalu kedelai, dan seterusnya. Termasuk bisa menghasilkan bibit sendiri. Jangan sampai mau nanem sawi aja bibitnya masih harus impor dari Taiwan. Kalau dah bisa begini, lha....yang namanya kedaulatan pangan baru bisa terwujud

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Pemanfaatan dan penyerapan pangan

     Akses terhadap pangan telah diperbaiki, para keluarga miskin telah meningkat pendapatannya sehingga dapat mengakses pangan dengan kwalitas dan kwantitas yang mencukupi, lalu bagaimana cara mengukurnya? Apa indikatornya? Ya, lihat saja berapa balita yang kurang gizi, kematian balita, harapan hidup balita dan usia harapan hidup masyarakat secara umum.
     Di ranah ini, peran jajaran kesehatan sangat dominan, karena penyerapan pangan baik kwalitas maupun kwantitas indikator kelihatan jelas pada kesehatan masyarakat. Kalau ada laporan yang mengatakan bahwa masyarakat telah mendapatkan makanan yang baik, bermutu dan bergizi, namun ternyata jumlah balita gizi buruk cukup tinggi, kasus malnutirsi masih banyak dijumpai, yah....laporan ini termasuk laporan yang mbelgedesss...
     Pemantauan terhadap kerentanan pangan ini lebih tepat  dan efektif dengan melihat status kesehatannya. Untuk itu, penyediaan fasilitas kesehatan seperti puskesmas, puskesmas pembantu dan dokter praktek perlu ditingkatkan. Termasuk serangkaian kegiatannya mestinya.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Akses terhadap pangan

     Apabila ketersediaan pangan disuatu daerah telah mencukupi, namun ternyata masyarakatnya tidak mampu membeli,  atau mampu membeli tapi dengan kwalitas yang rendah dan kwantitas yang tidak mencukupi, lalu bagaimana? Maka dikatakan bahwa akses masyarakat terhadap pangan rendah. Barangnya ada, tapi tidak mampu membeli. Surplus beras, tapi masyarakatnya makan nasi aking. Ayam bertelur dilumbung padi mati kelaparan gitulah...
     Daerah seperti ini, bisa dilihat dari beberapa indikator antara lain:
  • banyaknya keluarga miskin/ prosentase KK miskin tinggi
  • banyaknya pengangguran/ angka pengangguran tinggi
  • banyaknya orang berpendidikan rendah, tidak tamat SD
  • banyaknya rumah tangga yang minim fasilitas (listrik, air, jamban dsb)
    Pada daerah seperti ini, mestinya pembinaan ketahanan pangan adalah upaya bagaimana meningkatkan akses terhadap pangan, antara lain dengan :
  • penyediaan lapangan kerja guna mengurangi angka pengangguran dan meningkatkan pendapatan, sehingga mereka mampu membeli pangan dengan kwalitas dan kwantitas yang memadai
  • penyediaan fasilitas umum, listrik, air dan jamban umum
  • perbaikan lingkungan hidup
  • peningkatan pendidikan dasar.
     Pada kelompok masyarakat yang benul benul tidak berdaya, yakni mereka yang mengalami kemiskinan absolut, maka pemberian santunan secara langsung merupakan pilihan yang harus dilakukan, seperti misalnya beras miskin/Raskin, bantuan langsung tunai/BLT dsb. Jadi untuk daerah daerah yang akses terhadap pangan rendah, maka pembinaan ketahanan pangan lebih ditekankan pada Penanggulangan kemiskinan. Yang masih potensial, diberdayakan agar mereka bisa mendapatkan penghasilan untuk diri mereka sendiri sehingga mampu membeli pangan yang berkwalitas dan berkwantitas. Yang memang sudah tidak berdaya, ya diberi santunan agar bisa membeli pangan.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Ketersediaan pangan

     Peningkatan jumlah penduduk dan peningkatan kebutuhan pangan, harus diimbangi dengan peningkatan produktifitas lahan pertanian, sehingga produksi senantiasa imbang dengan kebutuhan. Apa daya nampaknya peningkatan luas lahan pertanian tidak dapat dilakukan, bahkan malahan lahan pertanian semakin berkurang dengan alih fungsi kesektor lainnya.
     daerah daerah yang secara alami tidak dapat meningkatkan produktifitasnya, harus berusaha mencari pangan alternatif untuk mengurangi ketergantungan pada satu jenis pangan, yakni padi dan jagung. Negara kita yang loh jinawi ini sebenarnya menyediakan sumber pangan yang sangat beragam. Berbagai macam umbi umbian, sagu, bahkan buah buahan, sangat berpotensi menjadi bahan pangan alternatif selain beras. Bahkan ada yang dapat diolah menjadi tepung sebagai pengganti tepung gandum yang 100% impor.
     Ya, Indonesia bukan penghasil gandum!!. Jadi 100% gandum adalah impor. Celakanya sekarang gandum dan produknya(roti, mie dlsb) telah menjadi bahan pangan kedua setelah beras. Jadi ketergantungan akan gandum bukannya mengecil, bahkan makin hari makin besar.
     Upaya penganeka ragaman pangan berbasis sumber daya lokal harus terus digalakkan. Pangan berbasis sumber daya lokal juga harus diupayakan bernilai tambah. dulu, kita masih ingat dalam pelajaran disekolah mengatakan bahwa makanan pokok orang madura adalah jagung, makanan pokok orang Maluku dan Papua adalah sagu, makanan pokok orang papua pedalaman adalah umbi umbian dlsb. Namun kini nampaknya semua seragam: makanan pokok orang Indonesia adalah beras.
      Penganeka ragaman pangan hanya terbatas pada pameran pangan saja. Bagaimanan membuat kue dari bahan sagu, roti dari tepung kasava, atau beras instan dari campuran anekan pangan lokal, dsb. Namun itu semua belum bisa memasyarakat.
     Bahkan sebenarnya bagi orang desa, petani dan orang yang tinggal dipegunungan, ada siklus pangan. Misalnya bulan ini makan jagung, nanti musim kemarau makan umbi umbian, musim panen atau musim banyak kerjaan, baru makan nasi. Tapi kalau pas makan umbi umbian kok ketahuan media, wuaahh....ekposenya macem macem. Ada yang menulis kurang pangan, pemerintah tidak tanggap dsb. Padahal itu siklus normal dalam kehidupan orang desa, yang tidak setahun penuh makan nasi.
     Memang, saat ini ketergantungan beras masih sangat tinggi, sehingga kalau beras menghilang dipasaran, masyarakat akan sangat sangat sangat resah. Jadi komoditas beras ini harus selalu ada entah bagaimana caranya (impor dsb), agar masyarakat ayem tentrem.
     Jadi, dalam hal ketersediaan pangan ini, mestinya langkah pemerintah adalah :
  • menyiapkan tataniaga beras, agar daerah yang surplus beras maupun daerah yang kurang beras, sama sama mempunyai ketersediaan beras. Kalau perlu impor tidak diharamkan, wong nyatanya kurang stok, mau apa lagi. Jangan dipolitisirlah.
  • menyiapkan alternatif pangan lain selain beras, yakni pangan berbasis sumber daya lokal untuk mengurangi ketergantungan akan beras dan memberi nilai tambah terhadap bahan pangan non beras.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Sayur lodeh, semua orang Jawa pasti tahu....

     Ya, semua orang Jawa pasti tahu sayur yang satu ini. Sayur yang diklaim sayur yang njawani, sayur yang bernuansa Jawa, walaupun mungkin didaerah lain ada sayur yang mirip ini, walau dengan nama yang berbeda. Namun karena perkembangan jaman, demi kepraktisan, terutama diperkotaan, sayur ini sudah mulai dilupakan oleh generasi muda. Terutama anak anak yang kedua ortunya bekerja, gak sempat memasak sendiri, demi kepraktisan, sepulang kantor si ibu mampir ke francois, waralaba atau warung padang....maka yang dikenal anak anak ya semacam KFC, burger, ayam goreng, yang agak tradisional yang masakan padang.
     Lalu kalau suatu saat si anak diajak makan dirumah makan Jawa, atau pulang kerumah mbahnya, maka sayur lodeh ini kurang familiar dilidah anak anak. Lha, ada baiknya sekarang ibu ibu muda sesekali masak sendiri dirumah dengan resep resep masakan tradisional, agar sianak tidak lupa kacang pada kulitnya, tidak lupa pada masakan leluhurnya, berganti dengan masakan londo....... Lalu apa masakan sayur lodeh itu dan bagaimana cara masaknya? Ini ada satu contoh aja, soalnya variasinya sangat banyak.

bahan
bahan untuk membuat sayur lodeh adalah:
- aneka sayuran : kacang panjang
                             daun melinjo
                              labu siam/ jipang
                             terong
                             kalau senang bisa diberi biji bijian semisal kacang tholo
- bumbu              : ketumbar
                              bawang merah
                             bawang putih
                             kemiri
                             kalau senang, trtm dipedesaan ditambah: tempe semangit
                             (semua bumbu ini diuleg sampai halus)
- tambahkan       : santan(kental maupun encer)
                             garam
                             bumbu masak/ vetsin, masako dsb
                             daun salam
                             lengkuas

cara memasak
- masak air untuk kuah secukupnya, masukkan daun salam dan lengkuas, biarkan sampai  mendidih
- jika senang memakai biji bijian, kacang tholo dsb, maka ini dimasak duluan sampai empuk
- sesudah kacang tholo empuk, masukkan bahan bahan sayuran, masak terus sampai empuk
- sesudah semua sayuran empuk, masukkan bumbunya
- terakhir masukkan santan, garan, vetsin dsb
lauk pendamping 
sayur lodeh ini sangat cocok apabila didampingi dengan lauk pendamping :
- tempe/ tahu goreng
- ikan asin goreng
- kerupuk, peyek dsb
- sambel lombok goreng semisal sambel bajak dsb

tidak ada standardisasi
ya, memang sayur lodeh ini gak ada standardisasinya. Jadi tiap daerah berbeda rasanya. Berbeda bahan bakunya/sayurnya, tambahan bumbunya. Namun yang saya sebutkan diatas adalah standar umum yang ada dipedasaan. Tinggal anda mau improvisasi, silahkan. Bahan sayur bisa diganti dengan sayur lain, seperti nangka muda, jantung pisang kepok dsb. Bumbu juga bisa ditambah seperti ebi dsb.
Gak usah standardisasi, yang penting enak dan njawani, sehingga anak anak kita tidak lupa dengan masakan leluhur. Jangan sampai yang dikenal malah cuma KFC, Mc donald, tempura, sukiyaki, dan seabreg serbuan waralaba mancanegara.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Membangun ketahanan Pangan....kok jalan ditempat?

     Suatu daerah yang surplus produksi pangan, belum tentu tidak rawan pangan. Lho kok gitu!!!. Surplus pangan itu diartikan bahwa produksi pangan didaerah tsb (sayangnya yang dihitung hanya produksi pada dan jagung, sedang sumber karbohidrat lain enggak), dibagi dengan kebutuhan pangan jumlah penduduknya, masih positif. Suatu daerah yang subur, irigasi baik, hasil sawah melimpah, sementara jumlah penduduknya sedikit, dikatakan bahwa daerah tsb surplus pangan.
     Tapi belum tentu tidak rawan pangan. Lha kalau ternyata sawah sawahnya dimiliki orang kota, dan orang desa hanya sebagai buruh tani? Daerah yang surplus pangan namun penduduknya miskin, daya beli rendah dan akses kepada kesehatan rendah, maka daerah itu digolongkan sebagai daerah rawan pangan. Contohnya saja daearh yang terkenal sbg lumbung padinya pulau jawa, ternyata malah merupakan kantong kemiskinan!. Ya itu tadi, sawah sawah yang menguasai orang kota dan penduduknya hanya sebagai buruh tani. Mereka hanya mendapat upah pada saat menggarap sawah, panen padi dsb.
     Sebaliknya suatu daerah yang hampir tidak ada sawahnya, produksi pangan rendah, namun penduduknya kaya dari usaha sektor lain, daya beli tinggi dan  mereka mampu mendatangkan pangan dari luar. Maka dikatakan daerah tsb tidak rawan pangan. Namun mestinya darah semacam ini tidak mempunyai kedaulatan pangan, dan selalu tergantung dari daerah lain.
     Jadi ketahanan pangan sangat ditentukan olah banyak indikator. Dari indikator katahanan pangan, mestinya dapat dibuat suatu konsep, peta rawan pangan dan prioritas penanganan kedepan. Jadi ya jangan pembangunan ketahanan pangan itu seragam disemua daerah, wong masalahnya beda beda. Kalau satu daerah membangun aneka ragam pangan, ya semua ikut ikutan. Suatu daerah membangun tanaman pangan dipekarangan, semua ikut ikutan. Pernah aku lihat, suatu daerah perdesaan yang tanahnya masih sangat luas, eee.....lha kok mengembangkan tanaman sayur dalam polibag. Mbok ya langsung ditanah kan masih ada tempat. Ada juga suatu perkotaan yang menyebarkan bibit kelinci, katanya untuk program ketahanan pangan. Lha baru beberapa bulan, alhamdulillah sudah mati semua.
      Jadi marilah kita siapkan konsep pembangunan ketahanan pangan sesuai masalah didaerah, dipetakan, lalu dibuat langkah jalan keluarnya gimana.
  1.  Ketersediaan pangan
  2. Akses masyarakat terhadap pangan
  3. pemanfaatan dan penyerapan pangan
  4. kerentanan pangan
  5. kedaulatan pangan

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Tetsuko Kuroyanagi : TOTO CHAN’S CHILDREN, A GOODWILL JOURNEY TO THE CHILDREN OF THE WORLD



      
    Perjalanan kemanusiaan untuk anak anak sedunia. Buku ini sudah cukup lama, ceritanyapun juga lama, namun cukup asyik danmengharukan untuk dibaca. Tetsuko kuroyanagi adalah orang jepang yang menjadi duta kemanusiaan dari UNICEF, mengadakan perjalanan untuk mengadvokadsi perlindungan hak anak anak, membantu mereka memenuhi kebutuhaqn adasarnya, dan memperluas kesempatan anak anak untuk memaksimalkan potensinya. Perjalanan untuk melihat kondisi anak anak didaerak konflik, peperangan, bencana alam serta dinegara negara yang tertinggal. Antara lain Tanzania(1984), Nigeria (1985), India(1986), Mozombik(1987), Kamboja(1988), Angola (1989), Bangladesh(1990) Irak(1991), Ethiopia(1992), Sudan(1993), Rwanda(1994) Haiti(1995) dan Boznia Herzegovina(1996).
       Perjalanan yang sangat menyentuh perasaan tentang nasib anaka anak didaerah konflik, peperangan yang lalu menimbulkan pengungsian, bencana kelaparan, kekeringan, wabah penyakit dlsb. Dan ternyata memang setiap ada konflik, peperangan, maka yang peertama menjadi korban adalah anak anak dan perempuan. Mereka tak tahu kenapa harus terusir jadi pengungsi, orang tua yang bertikai, kenapa mereka yang jadi korban? Mereka hanya ingin hidup damai dalam suasana yang tenang dikampungnya sendiri.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Ikan dan hewan, indikator perubahan lingkungan

     Kita masih ingat sejarah lingkungan, kasus Minamata disease di Jepang. Teluk Minamata yang sangat tercemar merkuri dan logam berat lainnya dari pembuangan limbah industri. Lalu cemaran industri ini menempel di tumbuhan dan biota laut. Tumbuhan dan biota laut ini lalu dimakan ikan ikan kecil. Ikan kecil dimakan ikan besar, dan terjadi akumulasi merkuri pada ikan besar. Ikan besar lalu tertangkap nelayan, lalu dikonsumsi manusia. Lama lama terjadi akumulasi merkuri dan logam berat lainnya pada tubuh manusia. Manusia bisa keracunan yang berakibat kerusakan organ tubuh dlsb, dan yang fatal, ternyata berakibat pada janin yang dikandung. Maka lahirlah bayi bayi yang cacat. Inilah yang terkenal dengan kasus Minamata yang menghebohkan itu. Kasus ini menyadarkan manusia akan akibat dari pencemaran lingkungan.
     Alam terkembang menjadi guru. Sebenarnya kalau kita cermati kehidupan ikan, kodok, hewan hewan dan biota lainnya, kita akan dapat melihat perubahan lingkungan, pencemaran, tingkat pencemaran dan kerusakan lingkungan. Hewan hewan yang dalam siklus hidupnya mengalami metamorfosis, seperti kodok, akan sangat terikat pada habitatnya dan sangat peka terhadap perubahan lingkungan. Tiap tiap fase metamorfosis akan sangat peka terhadap perubahan lingkungan. Kepekaan ini dijadikan indikator perubahan lingkungan. Kodok yang tidak tahan terhadap perubahan lingkungan, akan mati pada fase telur sampai berudu. Kodok yang agak tahan, akan mengalami pertumbuhan yang tidak normal/cacat. Kecacatan ini akan berpengaruh pada organ reprudksi, kesuburan dan akhirnya berpengaruh pada kegagalan reproduksi/ kegagalan berkembang biak.  Ini yang menyebabkan populasi kodok menyusut bahkan ada beberapa jenis yang punah.

Indikator perubahan lingkungan
     Ahli ekologi akan selalu memperhatikan perubahan perilaku hewan, ikan dan biota lainnya untuk mengetahui perubahan lingkungan yang disebabkan oleh pencemaran dan kerusakan lingkungan. Burung burung sejenis bangau akan bermigrasi ribuan mil jauhnya untuk mencari suhu yang lebih ideal bagi perkembang biakannya. Koloni ikan laut akan bermigrasi kelaut yang lebih hangat untuk berkembang biak. Namun perubahan iklim, perubahan suhu, ternyata telah merobah pola migrasi hewan hewan ini.
     Pencemaran air juga berpengaruh pada budidaya perikanan. Pencemaran limbah, bahan beracun dan berbahaya, rendahnya o2 terlarut, berpengaruh langsung pada ikan. Mulai dari lambatnya pertumbuhan, gangguan reproduksi sampai pada kematian masal. Kehidupan ikan bisa menjadi indikator kwalitas air dan tingkat pencemarannya. Namun ini kadang diterapkan secara salah oleh perusahaan yang mempunyai ipal.  Kolam penampungan air limbah ditebari ikan, kalau ikannya dapat hidup, berarti air limbah tersebut memenuhi syarat baku mutu air. Belum tentu!. Ikan mungkin bisa hidup karena o2 yang terlarut mencukupi. Namun logam berat akan secara graduil terakumulasi pada ikan dan berbahaya bagi yang mengkonsumsi.

Perkembangan hospes penyakit
     Perubahan dan kerusakan lingkungan ternyata juga berpengaruh pada perkembang biakan hospes, hewan yang menjadi perantara/sumber penularan penyakit. Nyamuk adalah hewan yang tidak tahan terhadap dingin. Makanya di daerah pegunungan tidak ada nyamuk. Namun perubahan lingkungan dan pemanasan global menyebabkan suhu dipegunungan naik, dan sekarang kita dapat menjumpai nyamuk dipegunungan. Jangan heran kalau sekarang di daerah pegunungan juga terjangkit malaria, DB< Chikungunnya dsb.
     Kerusakan lingkungan juga telah merubah peta penyakit. Daerah yang dulu aman, sekarang terkena banjir, rob, dsb. Maka disini berkembang penyakit leptospirosis, diare, dsb.
      Juga migrasi manusia dan kerusakan lingkungan, telah membawa penyakit migrasi anta benua. Ebola yang hanya ada di Afrika, kini bisa dijumpai di belahan dunia lainnya. 

Ancaman terhadap keaneka ragan hayati
     Masalah utama yang mengancam populasi dan keaneka ragaman hayati, adalah hilangnya habitat alami mereka. Penggundulan hutan, pencemaran air sungai baik yang berasal dari limbah rumah tangga dan limbah industri, lalu konversi lahan sawah menjadi kawasan industri dan pemukiman, menyebabkan habitat alami dari ikan, kodok, belut dan biota lainnya hilang.
      Sedangkan sawah dan lahan basah lainnya yang dimanfaatkan secara berlebihan melebihi daya dukungnya, atau penggunaan pestisida berlebihanpenangkapan ikan dengan racun,  atau penangkapan kodok, belut, ular dialam bebas secara berlebihan, semakin menjadi ancaman bagi keaneka ragaman hayati.
     Jika dulu kita dengan mudah menemukan kepik, capung dan kupu kupu beterbangan, lalu dimalan hari kita akan disuguhi kunang kunang yang tertbang dengan membawa obor hijau, maka suatau saat nanti itu hanya akan menjadi cerita bagi anak cucu.
     Anak cucu nanti jika ingin menlihat kunang kunang, ambil sebongkah batu, lalu dikeprukkan ke jidatnya, maka ia akan melihat ribuan kunang kunang menari diudara.
 

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS