Polusi suara, polusi yang ditolerir......

     Badan/ Dinas atau lembaga Lingkungan Hidup setiap waktu melaporkan tingkat kebisingan di beberapa titik di suatu kota. Katakanlah titik didekat pasar atau pusat keramaian, tingkat kebisingannya sekian decible,  dipermpatan sekian decible dsb dsb. Lalu dilaporkan bahwa tingkat kebisingan yang sekian desibel itu sudah diatas ambang batas sehingga mengganggu kesehatan. Namun ada kebisingan yang lebih mengganggu yang berulang setiap tahun, tidak kenal tempat, tidak kenal waktu dan kita cuek aja.......
      Ada seorang karyawan yang kerjanya dengan sistim shift. Dari jam 08.00 - 16.00, lain waktu ganti jaga sore, jam 16.00 - 24.00. Lain waktu jaga malam, 24.00 - 08.00. Pada waktu kena jaga sore, pulang jam 00.30 malam. Istirahat sejenak, lalu merencanakan tidur, alarm diset jam 03.30 buat sahur. Paginya walau gak dines, dia rencana mau kekantor karena ada urusan. Eh, baru tidur sejenak, tahu dikagetkan dengan bunyi tiang listrik yang dipukul keras bertalu talu. Lalu teriakan "Sahuuur...sahuuur", belum abis terkejut, dari pengeras suara masjid teriakan lebih keras lagi "bapak bapak, ibu ibu adik kakak yang mau melaksanakan ibadah puasa, mari kita sahuuur...sahuur....." Dan lain lain suaran yang maksudnya membangunkan orang untuk sahur. Padahal pengeras suara dimasjid itu baru berhenti tadi pukul 24.00 mengumandangkan tadarus. Terus kapan istirahatnya.........
     Polusi suara selama bulan ramadhan itu selalu dibahas baik dikoran, tivi dan media lainnya. Banyak yang mengeluhkan karena sangat mengganggu. Sekarang jaman banyak peralatan yang bia diset untuk membangunkan kita. Mulai dari yang kuno macam jam beker, radio/tv yang bisa diset pakai timer, HP yang bisa berbunyi alarmnya pada jam yang diinginkan, eee lha kok masih ada yang tereak tereak sahur sahur, pakai pukul kentongan, tiang listrik dan macam macam yang bikin bising. Dijaman ini ada orang yang kerjanya sampai malam seperti contoh diatas, ada yang kerjanya mulai dari dinihari, semua sebenarnya sudah punya program kapan akan bangun. Tapi program ini jadi rusak gara gara polusi suara sahuuur...sahuur....
     Namunkaum yang pro, yang merasa dunia hanya miliknya sendiri, ya punya dalih, bahwa ini demi syiar Islam, membangunkan sodaranya untuk beribadah. Amar ma'ruf nahi munkar dsb dsb.
     Sdara sodaraku kaum Muslimin, sebenarnya suara suara dari masjid itu sangat mengganggu. Mari kita sadari. Kalau toh itu tidak bisa dihilangkan, apa salahnya kalau dikurangi. Misalnya saja tadarus Al Qur'an ya dibatasi saja sampai jam 22.00. Setrusnya kalau masih ingin tadarus yang gak usah pakai pengeras suara. Toh Tuhan itu tidak budeg, walau diucapkan dengan kata lirih, pasti juga akan didengarNya. Teriakan untuk sahur, ya mari kita kurangi, tidak perlu tiap 10 menit teriak. Yang ini mestinya bukan saja dikurangi, tapi bisa dihapus. Biarkan sistim dirumah tangga jalan sendiri. Entah itu, jam beker, timer di radio/ tivi atau alarm di HP masing, sudah cukup untuk membangunkan.
    Ingat disekitar anda juga ada sodara kita yang non muslim yang tidak sahur, atau ada sesama muslim yang sedang tidak puasa. Mereka sebenarnya merasa sngat sangat terganggu. Tapi mau melawan gak berani, mau protes gak tega....ya akhirnya mentolelir aja polusi suara itu. Lha yang umat Islam sendiri banyak yang merasa terganggu, apalagi umat yang diluar Islam. Tapi ya itu, sekali lagi, gak brani dan akhirnya dengan sangat terpaksa....mentolelir.
     Jika kita merasa umat rahmatan lil alamin, artinya kehadiran kita harus ada gunanya bagi sesama umat dialam ini. Kehadiran kita harus tidak mengganggu umat lain bahkan mestinya mengayomi. Kehadiran kita mestinya tidak menyebabkan pencemaran lingkungan, dalam ini pencemaran suara. Tuhan tidak tuli, gak usah pakai pengeras suara, beliau sudah mendengar. Mari kita buktikan, wahai kaum rahmatan lil alamin.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS