BLUSUKAN......satu kata yang mendadak tenar

     Gara gara pak Jokowi gubernur DKI yang suka keluar masuk kampung, maka kata "blusukan" memndadak menjadi kata yang hampir tiap hari diucapkan oleh para presenter, pembawa acara TV dan media lainnya. Sebenarnya apa arti blusukan yang sebenarnya?. Wah, aku gak punya kamus yang bisa menerangkan. Namun dari kebiasaan orang jawa, kata blusukan digunakan untuk kegiatan yang suka keluar masuk kampung, gang gang kecil dan sudut kota lainnya. Termasuk pasar tradisional, pemukiman kumuh, lokalisasi dan tempat tempat lainnya.
     Bagi para pejabat, blusukan digunakan untuk mengetahui kondisi lapangan yang sebenarnya hingga bila terjadi masalah, bisa mencari solusi dan memberi keputusan yang tepat. Bukan hanya membuat keputusan dari belakang meja tanpa tahu kondisi lapangan.
     Blusukan juga digunakan oleh pejabat, birokrat maupun politikus untuk tebar pesona, mendekati konstituen dan menyiapkan langkah untuk, misalnya biar bisa terpilih lagi, menggalang simpati dsb dsb.
     Namun ada juga yang menanggapi sinis, apakan perlu seorang pejabat tinggi blusukan ke kampung kampung? Pemimpin itu decision makers, tukang ambil keputusan. Blusukan mestinya dilakukan oleh stafnya, kepala dinasnya, lalu memberi laporan kepada atasan dengan berbagai alternatip pemecahan masalah, lalu pimpinanlah yang memutuskan langkah mana yang akan diambil.
     Nah, kalau anda anda bagaimana memandang blusukan ini?

Blusukannya staf
     Kalau staf blusukan ya sudah pasti, sudah biasa dan sudah semestinya begitu. Staf harus menguasai lapangan, mengetahui secara mendetail wilayah tugasnya, lalu kalau ada masalah ya cepat selesaikan. Kalau gak bisa menyelesaikan segera lapor ke atasan untuk dicarikan solusi. Kalau ada kejadian luar biasa segera ditangani darurat sambil laporan keatasan dsb dsb.
     Blusukannya staf adalah sesuatu yang wajar. Kalau staf tidak tahu lapngan, baru itu kurang ajar. Demikian juga staf blusukan untuk menarik retribusi, mengambil data dsb, adalah sesuatu yang memang harus dikerjakan. Staf memang orang lapangan dan lebih banyak tugas fisiknya, sedikit tugas managerialnya.

Blusukannya kepala satuan tugas
     Para kepala satuan tugas, kepala dinas, kepala kantor dan kepala SKPD lainnya, blusukan harus juga dilakukan, untuk mengetahui wilayah tugasnya, permasalahan lapangan dan membandingkan apa yang ada diatas kertas dan apa yang ada di lapangan.
     Dari apa yang ada di lapngan, nantinya pimpinan bisa merencakan suatu langkah kegiatan, bisa membuat keputusan bila ada masalah dan bisa membuat laporan keatasan manakala permaslahan di lapangan memerlukan keputusan yang lebih luas/ lebih tinggi.
     Blusukannya para kepala SKPD ini juga menjaga agar pimpinan itu tidak mudah diapusi oleh bawahan. Banyak bawahan yang bermental ABS yang suka membuat laporan yang baik baik saja.

Blusukannya Para pejabat
     Nah, inilah pak SBY, atau pak Jokowi yang suka melakukannya. Jangan beranggapan siapa meniru siapa, namun para pejabat itu sudah sejak dulu suka melakukannya. Mulai dari bupati, walikota, gebernur, menteri sampai presiden banyak yang melakukan aktifitas blusukan ini. Raja raja dulu juga melakukan, kalau dulu istilahnya njajah deso milang kori, manjing ajur ajer karo kawulo cilik. 
     Kalau para pejabat itu mau memaksimalkan peran bawahannya, para kepala dinas misalnya, mestinya sebelum blusukan, beliau2 ini mestinya mennerima masukan dari bawahannya. Kepala dinas PU misalnya, telah membuat laporan apa yang sudah dilakukan selama ini, permaslahannya apa, apa solusinya, apa alternatifnya. Baru dengan data itu pejabat blusukan kelapngan melihat situasi, dn atas dasar lapangan itu, pejabat mengambil keputusan. Lha kalau belum ada masukan dari kepala dinasnya, lalu kelapangan, lalu mengambil keputusan sendiri, bisa bisa keputusan itu menjadi bias. Sang kepala dinaspun akan berkata...."lha aku dikemanaiiinn..."
     Memang kadang diperlukan juga suatu shock terapi buat para kepala SKPD, pejabat langsung ke lapangan melihat kondisi lapngan, apa yang telah dilakukan oleh para kepala SKPD, staf dsb, supaya para staf itu tidaknya hanya dikantor doang, tapi harus mengausasi lapangan.
     Juga apabila ada masalah yang tidak kunjung selesai, berlete lete, maka pejabat langsung blusukan dan tembak langsung membuat keputusan agar permasalahan cepat selesai.

Blusukan dengan maksud lainnya
     Ini yang paling sering dilakukan sekarang. Tebar pesona para pejabat. dengan maksud lainnya seperti yang saya katakan didepan tadi.
     Menjelang lebaran, biasanya menteri menteri vbahkan presiden, gubernur, bupati, walikota, rajin blusukan ke pasar pasar, memantau harga dan persediaan pangan. Meskipun mekanisme pasar sudah ada, SKPD yang ngurusi harga harga, distribusi bahan pangan juga sudah bekerja, tapi para pejabat masih merasa perlu keluar masuk pasar. Gak tahu apa menteri itu harus tahu juga pergerakan harga telur, cabe, trasi dsb.
    Ada juga seorang bupati yang terkenal suka blusukan ke desa desa. Lalu setiap ada acara atau kejadian didesa, misalnya ada kondangan, ada kematian dsb, sang bupati mesti turun, lalu datang, memberi sumbangan, bla bla dsb. Kalau kebetulan ketemu sama kerumunan orang lagi kerja bakti misalnya, beliau turun dan memberikan uang untuk beli jajan.
     Yang jelas nanti menjelang pemilu, maka acara blusukan para pejabat ini pasti kian gencar dilakukan. Nah yang ini kita semua pasti tahu maksudnya. Gak usah dikritik, gak usah dikomentari, kalau kita jadi mereka, kitapun pasti akan melakukan hal yang sama.

Kembalilah ke khittah blusukan
     Blusukan harus dikembalikan kepada khittah, kepada maksud sesungguhnya dari blusukan itu. Njajah deso milang kori, manjing ajur ajer karo kawulo cilik yang dilakukan para raja jaman dulu telah terbukti memperkuat peran kerajaan, membuat rakyat makin mencintai rakyatnya, Lha kalau sekarang, blusukan para pejabat juga harus dikembalikan kepada maksud sebenarnya dari blusukan itu. jangan hanya tebar pesona, kegiatan yang tidak ada artinya, tidak mengambil solusi, tidak mengambil keputusan pasca blusukan, bahkan akan membuat rakyat semakin tidak senang dsb dsb.
    Sebagai contoh, saya dulu pernah blusukan kepasar hewan. Yang pertama maksudnya melihat aktifitas staf pasar hewan. Lalu melihat kondisi pasar, apa perlu perbaikan, tambah fasilitas dsb. Lalu melihat tehnis kesehatan hewan, kondisi hewan, stok hewan dan juga untuk menjaga hubungan baik dengan para pedagang hewan/ blantik dsb. Eh, gak tahunya dibelkangku ada yang nyeletuk..." Sampeyan pak, cuma jalan jalan gini dapet gaji...".
     Yang penting blusukan harus ada manfaatnya bagi masyarakat. Jangan hanya disuguhi dengan rombongan besar para pejabat dan para pengikutnya. Motret ini itu, wawancara ini itu, masuk tivi, koran dsb, tapi gak ada solusinya
    Oleh karena itcu...........blusukan para pejabat memang ada gunanya, ada maksudnya, tapi kembalilah ke khittah, maksud sebenarnya dari blusukan itu. 

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Hujan itu mestinya suatu berkah, bukan musibah.....

     Bulan Januari ini adalah puncaknya musim hujan di Indonesia. Dimana mana hujan, badai, banjir, tanah longsor dan segala akibatnya mewarnai berita di tv, koran dan mas media lainnya. Jakarta sebagai ibukota negara, etalasenya Indonesia dan selalu menjadi sorotan segala pemberitaan, paling parah menderita akibat musim hujan ini. Banjir yang menggenangi banyak kawasan, macet, pengungsi dsb, menjadi berita hangat setiap hari.
     Namun beberapa bulan yang akan datang, sesudah musim hujan berlalu dan berganti dengan musim kemarau, baru beberapa hari tidak hujan saja sudah terjadi kekeringan disejumlah wilayah. Jadilah negara Indeonesia kita ini, negara yang digambarkan sebagai negara yang gemah ripah loh jinawi tata tentrem kerta raharja baldatun toyyibatun wa robbun ghofur, kalau hujan kebanjiran, kalau kemarau kekeringan. Orang jawa menggambarkan, kalau hujan tidak bisa jongkok, kalau kemarau tidak bisa cebok.
     Air hujan mestinya adalah karunia Allah yang diturunkan kepada manusia untuk bisa menghidupkan bumi, mengolah bumi dan dipergunakan sebesar besar untuk memakmurkan manusia. Digambarkan dalam Al Qur'an, Allah menghalau awan yang mengandung hujan ketempat tempat yang tandus, lalu menurunkan hujan, dan dengan hujan itu Allah menghidupkan bumi yan g kering dan tandus,. menghidupkan aneka tanaman supaya dapat dinikmati oleh manusia. Dengan demikian manusia akan bersyukur atas limpahan rahmat dan karuniaNya.
     Itu kalau manusia mau berusaha, menjaga bumi, tidak merusak alam dan mau memanage air hujan itu sehingga bermanfaat. Kalau tidak, maka berkah itu bisa bisa berubah menjadi bencana.
     Keberadaan air tawar dibumi ini hanya beberapa persen saja, yakni berupa air tanah, air hujan dan salju. Sisanya berupa air laut yang asin yang tidak bisa diminum oleh manusia. Air tawarpun kalau tidak dimanage dengan baik, hanya akan menjadi air limpasan/ air permukaan yang akan lari kelaut tanpa dapat dimanfaatkan oleh manusia. Maka jadilah ...kalau hujan kebanjiran dan kalau kemarau kekeringan.

Tidak menanam kok memanen
     Manusia itu hampir tidak pernah menanam air, tapi selalu ingin memanen air. Air yang ada didalam tanah itu mestinya ditanam, dengan jalan : Beri kesempatan sebesar besarnya kepada air hujan untuk meresap kedalam tanah, agar air hujan itu berubah menjadi air tanah dan tidak menjadi air limpasan yang langsung menuju kelaut. Tapi ini tidak dilakukan oleh manusia, sehingga dari tahun ketahun, prosentase air limpasan semakin besar. Saat ini menurut para ahli, 72 % air hujan berupa air limpasan yang akan langsung / tidak langsung menuju laut tanpa dapat dimanfaat oleh manusia. Padahal satu dekade yang lalu, air limpasan ini baru sekitar 60% saja. Ini mungkin yang kita rasakan bahwa air sumur kita semakin dalam, mata air semakin susut dan mencari sumber air dimusim kemarau semakin sulit.

Desa yang berubah menjadi kota
     Di pulau Jawa, banyak desa yang berubah menjadi kota. Tutupan vegetasi yang berfungsi menahan air hujan telah banyak yang hilang dan berubah menjadi tutupan beton, aspal dan bangunan lainnya, sehingga air hujan tidak bisa meresap ketanah, berubah menjadi air limpasan yang menjadikan banjir, genangan dsb.
     Tatakota dan tata wilayah dipulau Jawa mestinya diatur ulang, jika desa desa berubah menjadi kota, atau setidaknya bergaya menjadi kota, dengan jalan beraspal, halaman dengan lantai semen, pagar tembok dsb, maka dapat dibayangkan air tanah akan semakin berkurang dan air limpasan akan membesar.

Kota yang mengabaikan Ruang terbuka hijau
    Undang undang menamanatkan bahwa suatu kota harus memiliki sekurang kurangnya 30% dari luas wilayahnya adalah ruang terbuka hijau, atau kawasan yang tidak terbangun. Ruang terbuka hijau/RTH itu bisa berupa taman, hutan kota, jalur hijau dsb yang memungkinkan air hujan dapat meresap, sebagai paru paru kota dan banyak fungsi lingkungan lainnya.
     Namun banyak kota yang mengabaikan ini. Ada kota yang hanya memiliki RTH kurang dari 6 % saja. Kalah sama pengembang yang begitu agresif. Kota yang dulunya ijo royo royo berubah menjadi ijo ruko ruko. Saat ini barangkali tidak ada kota yang tidak mengalami banjir.

Mari kita mulai menanam air
     Slogan tidak menanam kok memanen, hendak kita camkan dalam hati kita. Kita harus punya niatan untuk setidaknya punya andil untuk menanam air, wong kita setiap hari meminum air. Juga slogan beri kesempatan air hujan untuk sebanyak banyaknya meresap kedalam tanah, harus kita realisasikan.
  1. Desa itu yang desa, dengan alam dan kultur yang berbeda dengan kota. Jangan ikut ikutan menjadikan desa seperti kota. Jalan beraspal, halaman disemen, pagar tembok dsb. Ini akan menyebabkan permukaan tanah tertutup dan air hujan hanya akan menjadi air limpasan yang tidak dapat meresap kedalam tanah. Saya masih melihat satu desa yang asri, jalan terbuat dari terasahan batu yang diatur rapi, pagar hidup yang rindang, halaman rumput dan dinaungi pepohonan. Itu kan ciri suatu pedesaan.
  2. Kota ya harus melaksanakan amanat undang undang dengan menjadikan 30% luas wilayahnya sebagai RTH. Banyak situ, rawa yang diurug dan berubah menjadi pemukiman. Maka ya jangan menangis kalau real estate, perumnas atau perumahan lainnya yang berdiri dibekas situ kebanjiran, wong dulunya memang tempatnya air.
  3. Hindari alih fungsi lahan. Ini mungkin yang tidak bisa. Bagaimanapun juga alih fungsi lahan akan terjadi. Tapi ya mestinya itung itung, jangan ngawur saja. Kita masih butuh hutan, masih butuh sawah, masih butuh rawa, danau ran ruang lainnya yang merupakan bagian dari ekosistim secara keseluruhan.
  4. Ayo menanam. Kalau dulu ada gerakan menanam sejuta pohon, sekarang gak tanggung tanggung, semilyar pohon. Tapi berapa yang tumbuh, berapa yang sampai besar dan berfungsi mengatur iklim mikro? Berfungsi mengatur tataguna air. Jangan sampai slogan semilyar pohon hanya slogan.
Perubahan iklim, apa boleh buat
     Cuaca yang ekstrim, curah hujan yang tinggi, ini akan membuat prosentase air hujan yang menjadi air limpasan meningkat. Kemampuan tanah untuk menyerap air yang datang membeludak juga tidak meningkat. Maka jadilah banjir dimana mana. Ya, kalau cuaca yang ekstrim mungkin fenomena alam yang diluar kemampuan manusia. Tapi setidaknya manusia harus punya upaya untuk menangkalnya. Bagaimanapun juga, Allah tidak akan menganiaya hambaNya. Allah tidak akan membebani manusia diluar kemampuannya. Percayalah, kalau ada upaya, maka dampak dari cuaca yang ekstrim dapat dimimalisir.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Bering Harjo, kalau ke Jogja harus mampir....

     Kalau kita ke Jogja, obyek wisata yang harus dikunjungi adalah Malioboro tentu saja. Berjalan jalan disepanjang Malioboro dari selatan di titik nol kilometer sampai utara, yakni setasiun tugu, tentu nggak lengkap kalau nggak mapir ke pasar Bering Harjo yang legendaris itu. Dulu, pasar ini ya seperti pasar tradisional biasa. Namun seiring dengan perkembangan jaman, perkembangan pariwisata, pasar in i telah berbenah dan kini sudah menjadi obyek wisata, tujuan wisata bagi wisatawan lokal maupun asing yang mengunjungi Jogjakarta.
     Memasuki pasar Bering Harjo ini kita sudah dihadang keruwetan, karena persis didepan pintu masuk, merupakan kawasan batik yang sangat ramai pengunjung. Apabila kita terus masuk kedalam, ternyata pasar ini terbagi menjadi dua bagian yang dipisahkan oleh sebuah jalan. Di bagian timur sebenarnya sudah masuk kawasan ketandan, namun sekarang orang akan tetap menganggap bahwa itu juga kawasan pasar Bering Harjo.
     Seiring dengan perkembangan, apa saja yang dapat kita jumpai di pasar yang legendaris ini?

Pusat Batik
     Pusat batik ada di lantai 1, persis didepan pintu masuk. Menempati areal yang sangat luas, los dan kios dengan banyak gang kecil dan penuh sesak oleh pengunjung serta tumpukan kain batik. Disini kita mempunyai banyak pilihan, mulai dari batik halus, batik cap dan batik printing. Mulai dari bahan belum jadi, sampai hem, rok dan busana jadi lainnya. Juga tas batik, celana pendek batik dan celana panjang batik, semua ada tinggal pilih sesuai keinginan kita.
     Mengenai harga tentu saja sebagai pasar yang masih termasuk pasar tradisional, maka tawar menawar perlu dilakukan. Tapi jangan kawatir, kalau toh ada tawar menawar, harganya tidak terlalu jauh kok. Disamping kain baik, busana batik per potong, kita juga bisa membeli grosiran untuk dijual lagi. Harganya tentu saja berbeda.
 
Busana Muslim
     Di lantai atas kita bisa menjumpai aneka busana muslim, baik untuk pria maupun wanita. Juga aneka jilbab, kerudung, pasmina dan pernik persik asesori busana muslim dapat kita jumpai disini. Mulai dai harga yang dihitung perpotong sampai yang kodian untuk dijual lagi, semua dapat kita jumpai.
     Disamping busana muslim, kita juga bisa menjumpai aneka busana masa kini dan pakaian sehari hari. Terselip diantara kios busana muslim, kita bisa menemukan aneka hem, kaos, T shirt dan pakaian kebanyakan lainnya.
Pakaian jawa/ pengantin
     Jika kita ingin pakaian jawa, beskap, surjan, blankon dan perlengkapan pakaian jawa lainnya, kita juga bisa menemukan disini. Letaknya menyambung dengan kios/ los batik. Bila kita ingin beskap gaya Jogja atau gaya Solo, lengkap dengan kain panjangnya, ikat pinggang, selop, blangkon dsb, semua tersedia disini.
     Demikian juga pernak pernik busana pengantin jawa, dapat kita jumpai disini. Bhakan busana pakaian pengantin moderenpun kita bisa menjumpai disini. Mungkin para pedagang juga menyesuaikan, karena permintaan pasar.

Pernik/ asesori/ handicraft pernikahan
     Bingung memperoleh cendera mata bagi tamu di acara pernikahan?. Jangan kawatir, disini banyak sekali kios yang menyediakan. Mulai yang berbentuk kipas sederhana, dompet kecil sampai yang lebih bagus lagi, tergantung selera dan kantong kita. Harga tentu disesuaikan dengan barangnya.
Emas
     Pedagang emas ini semestinya termasuk cikal bakal keramaian pasar Bering Harjo. Namun seiring dengan penataan pasar, pedagang emas sekarang telah ditempatkan di sebelah belakang yang sebenarnya sudah masuk kawasan ketandan. Berderet deret, karena pedagang emas biasanya etnis Cina, maka kawasan ketandan ini bagaikan kawasan pecinan. Mereka juga tinggal disini, yakni dilantai atas. Jadi sebelum ada istilah ruko, mereka sudah mengenalnya sejak beberapa dekade yl.
    Perdagangan emas ini juga diramaikanoleh pedagang emas kaki lima, yakni yang hanya bermodalkan timbangan emas, alat untuk melihat kadar emas, yang diletakkan diatas meja kecil dan kursi sekedar untuk duduk. Pedagang emas kaki lima ini biasanya menerima perhiasan emas yang sudah rusak, yang hilang nota pembeliannya dan yang agak dikit dikit gelap, untuk dijual lagi.
 
Barang antik/ Barang bekas
     Barang antik, barang bekas, ini juga termasuk cikal bakal keramaian pasar Bering Harjo pada awalnya dulu. Menempati gang sebelah utara pasar dan di lantai 3. Kita bisa menemukan keris kuno, patung patung perunggu, lukisan dan barang antik lainnya. Berburu barang antik termasuk sesuatu yang mengasyikkan.
     Selain itu kita juga bisa memperoleh keris sebagai asesori busana jawa, mulai keris yang hanya sekedar kelengkapan busana/ pajangan, sampai keris antik yang berumur cukup tua. Namun ada juga keris baru yang belum mempunyai gagang dan warangka.
     Namun untuk barang bekas ini yang terasa hilang adalah baju baju bekas. Mungkin sudah digeser lebih ketimur. Padahal baju bekas ini juga sangat mewarnai keramaian pasar Bering Harjo tempo dulu. Mahasiswa yang kahabisan uang biasanya akan lego pakaian disini.

Sembako/ sayur/ kebutuhan dapur
     Jangan dianggap sebagai kelengkapan sebuah pasar, yang harus ada los untuk barang yang satu ini, sayur mayur, buah, sembako dan bahan kebutuhan sehari hari lainnya juga masih dapat kita jumpai disini.  Letaknya dibagian belakang, bahkan ada tempat untuk bongkar muat sayuran, buah dsb.

Kuliner
     Nah, sekarang semua pasar tradisional juga dilengkapi dengan pusat jajanan/ kuliner, untuk menarik pengunjung, menyediakan makan bagi pengunjung maupun para pedagang. Kuliner di pasar Bering Harjo ini sangat beraneka macam, tinggal bagaimana selera kita
     Di bagian depan, depan pintu masuk, kita dapat menjumpai  pecel dengan aneka sayuran hijau, lauk sate telur puyuh, bacem tahu, tempe dan burung puyuh serta masih banyak lagi. Juga aneka minuman, seperti dawet, es buah dsb.
     Di lantai 3 ada puja sera yang menyajikan aneka makanan. Kita bisa menjumpai soto, sate, bakmi dan makanan lainnya. Lengkap tersaji dalam suasana yang enak.
     Nah, kalau ingin merasakan makanan rakyat, kelas bakul atau pengunjung menengah kebawah, dilantai 1 bagian belakang kita bisa menjumpai warung soto, ramesan, gule dan lain masakan yang disediakan untuk para pedagang dan pengunjung dengan harga yang lebih murah.
 
rempah rempah/ jamu 
     Di Pasar bering harjo ini kita juga bisa menjumpai kios kios yang menjual aneka rempah rempah dan jamu jawa seperti jamu godogan, jamu siap seduh dan jamu ramuan. Kita dapat juga menjumpai misalnya gula jawa rasa jahe, tinggal diseduh sudah rasa jahe.
    Seiring kemajuan jaman, disini juga disediakan aneka bahan baku aroma terapi untuk keperluan spa dan salon atau untuk dipakai sendiri. 

Aneka kebutuhan rumah tangga/ dapur
    Jika kita ingin dandang, panci, ember dsb, dipasr ini masih ada deretan toko, kios yang menyediakannya. Juga peralatan untuk katering dan dapur untuk rumah makan, dapat kita jumpai disini.

Nah, dengan lengkapnya pasar Bering Harjo, pasar yang legendaris ini, jangan lewatkan kalau suatu saat ke Jogja, mampirlah ketempat ini. Dikatakan legendaris karena pasar ini yang membangun adalah pada masa Sri Sultan Hamengkubuana I, sebagai pasar kerajaan pertama kalinya, untuk menggerakkan roda perekonomian rakyatnya.
Pasar ini juga bisa menjadi contoh bagaimana revitalisasi pasar tradisional menjadi pasar yang representatip dan menarik, tanpa harus menghilangkan sifat sifat tradisionalnya. Jadi jangan hanya menggusur dan menggantinya dengan mal atau pasar moderen lainnya. 

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Ayam Paniki, modifikasi masakan daging codhot....

     Di Minahasa sana ada satu pasar yang menjual aneka macam daging. Disamping daging hewan ternak yang sudah biasa kita makan seperti ayam, kambing, sapi, babi dsb, ada juga dijual daging yang tidak biasa kita makan. Sebut saja anjing, tikus hutan, ular, kalong/ codhot atau kelelawar pemakan buah buahan. Tampilan dari daging hewan hewan tsb dipasar cukup mengerikan. Anjing, seudah dipotong, segera dibakar dengan bara api sehingga seluruh bulunya habis, lalu dikerok dan dipajang diatas meja. Masih kelihatan utuh dengan mulut meringis, hii mengerikan. Demikian juga tikus hutan, paniki dsb dibakar bulunya dulu baru dipajang diatas meja. Ini memang termasuk pasar yang terkenal karena menjual daging yang tidak biasanya. Ada anekdot, bahwa orang minahasa itu pemakan segala macam daging, kecuali daging neneknya, hahaha.....
     Persoalannya, kalau kita kaum muslimin, tentu tidak akan bisa menikmati masakan eksotis itu. Daging hewan yang tersebut diatas tadi bagi kaum muslimin tentu saja diharamkan. Jangan kawatir, ternyata sudah ada modifikasinya. Masakan daging eksotis tsb tetap dibuat dengan bumbu dan cara memasaknya, namun dagingnya diganti dengan daging hewan ternak yang halal menurut syariat Islam. Contohnya saja, Rica rica erwe, sebenarnya adalah masakan daging anjing. Lalu dengan sedikit modifikasi bumbu dan daging anjing diganti dengan daging entog, maka jadilah masakan rica rica yang terkenal itu. Maskan babi kecap dibuat persis seperti memasak babi kecap, tapi dagingnya diganti dengan daging kelinci utuh, ditampilkan mekungkung/ tengkurap utuh diatas nampan, maka jadilah babi kecap, tapi dengan daging kelinci.
     Nah, ini ada satu modifikasi lagi, yakni resep Ayam Paniki, yang merupakan modifikasi dari masakan paniki/ kalong, codhot/ kelelawar pemakan buah buahan.

Ayam Paniki
Bahan
  • 1 ekor ayam kampung agak muda( sebagai pengganti daging paniki)
  • 1 buah jeruk nipis
  • 10 siung bawang merah
  • 5 siung bawang putih
  • 10 buah lombok merah jemprit
  • 1 ruas jahe
  • 2 helai daun pandan
  • 1 butir kelapa parut dibuat santan
  • 1 sendok teh merica
  • garam dan vetsin secukupnya.
  • 1 buah hati ayam
Cara memasak 
  • daging ayam dicuci bersih, lalu dipotong menjadi beberapa bagian, diberi air jeruk nipis, garam dan merica bubuk secukupnya, diamkan beberapa lama.
  • bwang merah, bawang putih, lombok dan jahe ditumbuk halus, lalu ditumis bersama daun pandan sampai tercium bau harum, tambahkan garam dan merica secukupnya, lalu masukkan potongan daging ayam, aduk sampai bumbu merata. Selanjutnya air santan dimasukkan dan dimasak terus sampai empuk dan air mengental.  
  • bila air santan telah mengental, angkat daging ayam lalu dibakar diatas bara sampai berwarna kecoklatan, angkat dan sajikan diatas piring.
  • hati ayam direbus, lalu diuleg lembut dan dicampurkan dengan sisa santan rebusan, dimasak terus sampai mengental, lalu dituangkan keatas daging ayam yang sudah dibakar. Siap disantap, setidaknya kita bisa menikmati codhot tanpa takut haram, lha wong sudah diganti dengan daging ayam........  

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

City tour, apa yang bisa dilihat.......

     Pada acara pertemuan, diklat, seminar, rapat dsb disebuah kota, tidak jarang panitia menyiapkan acara city tour. Peserta diajak untuk berkeliling kota melihat kota tempat acara diadakan. Banyak obyek obyek yang bisa dilihat, namun tidak jarang city tour tsb hanya berakibat kecewa karena tidak ada obyek yang bisa diandalkan. Pada acara seperti itu, city tour adalah sarana untuk memamerkan kota kepada peserta.
     Mestinya Pemerintah daerah atau Dinas Pariwisata setempat sudah mulai memikirkan, apabila suatu saat ada event dikotanya, apa yang bisa dipamerkan kepada peserta event? Apabila peserta diajak keliling kota, apa yang bisa diandalkan untuk dipamerkan? Dengan city tour, suatu kota akan berbenah dan bisa menata kotanya sehingga layak untuk dipamerkan. Sekarang, jangankan untuk dipamerkan kepada orang luar, apalagi untuk destinasi wisata, lha wong untuk dinikmati warganya saja, kadang tidak bisa. Nah kalau sebuah kota akan disiapkan untuk city tour, apa yang kira kira bisa diperbuat.

Kota tua, bangunan kuno
     Kota kota yang bisa mempertahankan bangunan bangunan tua, biasanya akan menjadi daya tarik wisatawan. Bahkan kalau bangunan tua tersebut berada dalam satu kawasan dan terjaga kelestariannya, maka akan disebut kota tua. Banyak kota yang bisa mempertahankan bangunan tuanya seperti misalnya Semarang dengan gereja blenduk dan sekitarnya yang lalu disebut kota tua. Klenteng Sam Po Kong, Lawang sewu dsb. Di Jogjakarta, maka kilometer nol akan menjadi andalan bangunan bangunan tua. Gedung Agung, benteng Vredeburg, gedung BI, Kantor pos dan museum, semua merupakan bangunan tua yang akan menarik wisatawan. Demikian juga Bandung, Surabaya, Malang dan Jakarta, semua punya itikat untuk mempertahankan bangunan tua, kota tua, sebagai daya tarik wisata.
     Kota Magelang sendiri juga bisa mengandalkan bangunan tua, antara lain gedung Bakorwil II yang dulunya karesidenan Kedu, tempat P. Diponegoro ditangkap Belanda. Bangunan lain seperti komplek militer, RST dsb, bisa untuk destinasi wisata.

Museum
     Jejak masa lalu yang disimpan dalam museum, akan menjadi daya tarik wisata bagi yang menggemarinya. Barangkali Jakarta yang terdepan dalam hal ini, karena disana banyak terdapat museum yang layak dikunjungi, baik sebagai destinasi wisata maupun untuk belajar bagi siswa sekolah.
     Di Magelang sendiri walau kota kecil, namun disini banyak berdiri museum seperti museum Diponegoro, museum Sudirman, museum Abdul Djalil di Akmil, museum Bumi Putera, museum Keuangan dsb. Semua apabila dikelola dengan baik disertai promosi yang gencar akan menjadi obyek wisata yang bisa diandalkan.

Taman publik
    Jangan membayangkan Tahir square di Cairo, Tianamen di Beijing, atau taman taman di LOndon, Hongkong dsb yang bisa menjadi tempat berkumpul warga dan daya tarik wisatawan. Banyak kota di Indonesia yang tidak mempunyai taman umum, ruang publik, tempat warganya rindu untuk datang, sekedar duduk duduk, tempat warga berinteraksi. Ini akan menjadi daya tarik wisata, terutama wisata lokal.
    Memang ada alun alun disetiap kota. Tapi banyak alun alun yang sudak diokupasi oleh kaki lima, warga tertentu sehingga tidak nyaman untuk wisatawan.
     Taman taman lain bisa untuk destinasi wisata, misalnya taman pantai, pinggiran sungai yang ditata apik, juga taman taman tematik sebagai upaya pelestarian l,ingkungan.

Kuliner
     Kalau yang ini biasanya dapat diandalkan. Banyak pemerintah daerah yang tertarik untuk mengembangkan wisata kuliner yang khas di daerahnya. Pusat pusat kuliner banyak dibangun dengan representatip sehingga menarik  wisatawan
    Disamping pusat pusat kuliner, juga ada rumah makan yang khas suaru daerah. Biasanya yang seperti ini akan diserbu wisatawan. Ada satu rumah makan yang mengembangkan khas msakan laut, ada yang khas bebek, pokoknya yang beda beda dengan yang lainnya.

Pusat oleh oleh/ cendera mata
     Kalau kita mengunjungi suatu daerah, tentu kita ingin membawa pulang apa yang khas dari daerah tsb. Bisa berupa makanan khas, bisa berupa barang khas yang tidak ada di kota lain. Gudeg, getuk, bakpia, wingko babat, bandeng presto dsb
    Di kota kota tujuan wisata, akan berkembang toko toko yang menyajikan oleh oleh khas daerah masing masing

Mal
     Wah ini yang justru ramai dikunjungi wisatawan, namun wisatawan lokal. Satu kecenderungan, yakni kota berlomba lomba untuk membangun mal. Namun agar mal tsb mempunyai arti sebagai tempat tujuan wisata, mestinya disitu juga dibangun misalnya grosir, batik, bordir, cendera mata khas dsb. Kalau selama ini yang terjadi, mal hanya akan menerik wisatwan lokal, orang orang sekitar kota untuk cuci mata.

Kampung tematis
     Ini trend baru, membangun kampung kampung diperkotaan dengan tema tema khas. "One Village One product"  Sekarang banyak bermunculan kampung batik Lawiyan di Solo, Kampung batik Kauman. Ada juga kampung dengan kerajinan tertentu, lalu disitu diperagakan cara membuatnya, lalu ada show room yang memajang hasil kerajinan. Sayang kadang harga di show room di desa tsb lebih mahal dibanding tempat lain.
      Kampung tematis lain yang bisa menjadi daya tarik wisatawan misalnya kampung yang membuat kegiatan pengolahan sampah, daur ulangnya, memilahnya, mengolah menjadi kompos, mengolah menjadi kerajinan lain dsb.
     Ada juga yang lagi ngetrend dan bisa untuk wisata pendidikan, yakni kampung inggris, dimana oranmg satu kampung diharuskan berbicara dalam bahasa inggris. Ini akan menjadi daya tairik, banyak anak sekolah yang menyempatkan kesini untuk memperlancar ber cas cis cus.

Kota yang kehilangan masa lalunya
    Banyak yang bisa dikerjakan oleh pemerintah daerah untuk membangun, sehingga kota itu menarik untuk city tour. Apa bila suatu saat ada event tertentu di kota itu, maka panitia tidak akan bingung bingung menyelenggarakan city tour, karena banyak obyek yang layak dipamerkan.
     Sayang pembangunan yang pesat kadang tidak berpihak kepada bangunan bangunan lama. Banyak bangunan lama yang dihancurkan, diganti bangunan baru yang modern, mal, supermarket, pasar moderen dan bangunan lain.
     Kotaku di Karanganyar sana, barangkali apabila ditanya, seperti apa wajah Karanganyar 50 tahun yang lalu, tidak ada yang bisa menjelaskan. Semua bangunan tua telah lenyap diganti bangunan baru yang akan mengubur sejarahnya. Kotaku betul betul telah kehilangan masa lalunya.

Lalu kalau city tour sepertinya menjadi salah satu acara tambahan pada satu event di suatu kota, mestinya pemerintah daerah setempat mulai memikirkan, apa yang bisa diandalkan, apa yang bisa dipamerkan.
Lalu mestinya juga memikirkan rute, onyek yang kan dikunjungi. Taruhlah bila ada one day tour, bagaimana rutenya, obyek apa yang dikunjungi dsb. Nah, Pemda cq Dinas Pariwisata, selamat bekerja. uji coba mungkin bisa dilakukan untuk para pejabat, anak sekolah dsb untuk diajak city tour.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Lingkaran setan angkutan umum..........

     Suatu hari aku pernah berkendaraan dari Secang ke Temanggung yang berjarak lk 11 km. Iseng iseng aku menghitung berapa banyak aku berpapasan dengan bis mini/ engkel/ bis kecil roda 4. Waduh, ternyata pada jarak 11 km itu aku berpapasan 35 bis. Artinya setiap 300 m ada satu bis. Penumpangnya? barangkali hanya satu dua saja. Untuk setoran, untuk makan sopir, kondektur dan kernet, nanti dapet uang berapa ya.. mreka ?. Karena nyari setoran, uang BBM, uang makan dsb, tidak jarang mereka ngebut saling berebut, namun lebih sering mereka mengetem nunggu penumpang. Akibatnya penumpang merasa tidak nyaman. Akibat selanjutnya lebih baik beli sepeda motor, lalu jalanan semakin macet, lalu penumpang angkutan umum semakin sedikit, lalu pendapatan mereka berkurang, lalu mereka tidak bisa memperbaiki kerusakan, lalu angkutan umum semakin jelek, lalu penumpang semakin ogah...lalu...lalu...
     Angkutan umum yang semakin tidak representatif, inilah yang mungkin mendorong orang untuk memiliki kendaraan pribadi, baik mobil maupun sepeda motor. Orang menjadi malas naik angkutan umum. Maka jangan heran kalau konsumsi BBM bersubsidi meningkat tajam. Kendaraan pribadi, baik roda 4 maupun roda 2 semakin tidak terkendali, kemacetan semakin menjadi jadi. Disisi lain, jelas pendapatan para awak angkutan umum semakin sedikit. Dibawah UMR, maka tetaplah mereka dibawah garis kemiskinan. Lalu dari mana kita akan mengurai persoalan ini?.

Perbaiki pelayanan kendaraan umum
      Orang semakin malas naik kendaraan umum, angkutan dalam kota/ angkot, angkutan pedesaan maupun bis antar kota, lantaran angkutan umum tsb semakin tidak nyaman. Kendaraan yang sudah rusak karena pemilik tidak mampu memperbaiki, suka ngetem, banyak copet, panas, sumpek kumuh dan setumpuk keluhan lainnya. Ini mesti segera diatasi! Bagaimana agar angkutan umum mempunyai penam,pilan yang lebih oke, nyaman dinaiki, tidak ngetem, tepat waktu dsb bla bla bla....

Batasi jumlah kendaraan umum
     Jumlah kendaraan umum yang sangat banyak menyebabkan persaingan dalam m,encari penumpang, akibatnya kebut2an diwaktu ramai penumpang dan ngetem diwaktu sepi penumpang. Penumpang menjadi tidak nyaman. Saya masih ingat dulu, jumlah angkutan kota itu disurvei lebih dulu. Dinas LLAJR menentukan, angkutan kota didalam kota Magelang dibatasi misalnya 300 buah, dengan perincian jalur 1 sekian kendaraan, jalur 2 sekian, dsb sehingga jumlah tsb cukup untuk penumpang, tidak terlalu jarang sehingga penumpang harus lama menunggu, tapi juga tidak terlalu banyak yang mengakibatkan persaingan antar angkota. Pembatasan ini perlu disurvei lagi dan diterapkan dengan tegas. Ini juga akan memberi kepasstian para sopir dan awak angkota akan penghasilan mereka. JIka terlalu banyak angkota, penumpang hanya sedikit, penghasilan merekapun akan sangat sedikit.

Tindak angkutan plat hitam
      Plat hitam ini juga biang keladi ketidak tertiban angkutan umum. Rute rute yang tidak dijamah oleh angkutan resmi/ plat kuning, atau rute terusan, biasanya diisi oleh angkutan plat hitam. mungkin penumpang diuntungkan, namun demi tegaknya peraturan, mestinya angkutan plat hitam ini ditindak. Inilah demokrasi yang kebablasan. Suatu saat ada razia angkutan plat hitam, eh malah para sopir angkutan plat hitam berdemo...."kami kan juga punya hak untuk mencari nafkah, bukan hanya yang plat kuning..." Dan pemerintah tidak bisa menyelesaikan kasus ini. Jadilah plat hitam masih beroperasi. 

Terapkan pembatasan penggunaan kendaraan pribadi
      Nah, setelah angkutan umum dibenahi, sehingga representatif bagi para pengguna kendaraan, maka masyarakat perlu digiring untuk menggunakan kendaraan umum saja pada aktifitas rutin mereka. Kekantor misalnya, kalau menggunakan kendaraan pribadi, paling kendaraannya akan diparkir dihalaman kantor selama 7 - 8 jam, menunggu saat pulang kantor. Kalau halaman kantor penuh, akan diparkir dipinggir jalan yang akibatnya akan mengurangi lebar jalan. Biang macet lagi.
     Demikian juga antar jemput anak sekolah. Ini juga biang kemacetan jalan didepan sekolahan. Antar jemput ini juga menyebabkan anak tidak mandiri dan selalu tergantung orang tua. Kalau masih TK atau SD sd kelas 3 okelah, tapi kalau sudah SMA kok masih diantar jemput, nantyi jadi anak yang tidak bisa mandiri. Dorong mereka untuk naik kendraan umum saja.
     Ini juga biang kemacetan yang tidak segera diatasi. Anak anak yang kesekolah dengan naik sepeda motor. Biang kemacetan, rawan kecelakaan dan menyebabkan pengguna jalan lainnya tidak nyaman. Anak seusia SMP dsb mestinya dilarang menggunakan sepeda motor kesekolah. Pasti mereka belum mempunyai SIM. Tapi sudah menjadi rahasia umum, banyak anak SMP yang naik motor kesekolah dan motornya dititipkan ke penitipan disekitar sekolah.
     Jadi pembatasan kendaraan pribadi itu bukan kepemilikannya, namun penggunaannya. Tidak perlu pembatasan penggunaan no ganjil genap, atau 3 in 1, atau apa lagilah, tapi beri pengertian kepada masyarakat.
Liding crita :
  1. Perbaiki angkutan umum sehingga layak, representatif dan menarik, sehingga masyarakat tertarik untuk menggunakan angkutan umum daripada kendaraan pribadi.
  2. Masyarakat perlu digiring dan diberi pengertian agar mau menggunakan angkutan umum.
  3. Tetapkan beberapa kebijakan pembatasan penggunaan kendaraan pribadi, al:
  • Anak seusia SMP dilarang menggunakan sepeda motor kesekolah, dan ini diawasi dengan ketat, serta digiring untuk menggunakan angkutan umum saja.
  • Jangan dibiasakan antar jemput anak sekolah (kecuali setingkat TK sd SD kelas ). Biarkan mereka tumbuh mandiri. Ingat, kendaraan parkir didepan sekolah waktu antar jemput anak sekolah, itu merupakan salah satu biang kemacetan.
  • Bagi para karyawan, PNS dan pegawai swasta yang kerjanya dibelakang meja, lebih baik menggunakan angkutan umum daripada kendaraan pribadi. Toh kendaraannya juga akan diparkir dikantor atau dipinggir jalan sampai dengan pulang kantor nanti.
  • Demikian juga para bakul pasar, mending naik angkot dari pada naik motor, paling akan diparkir dilahan parkir pasar yang akan ngabis abiskan tempat.
  • Lahan parkir yang sedikit mestinya membuat orang akan berpikir bila menggunakan kendaraan pribadi, namun ternyata malah menyuburkan parkir liar dan pemerintah tidak mau menertibkan.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS