Desa Wisata, sebagai destinasi wisata yang lagi ngetren

     Wisata saat ini cenderung kembali ke alam,. kembali hal hal yang bersifat natural. Memang wisata yang bersifat instan juga semakin banyak, misalnya mal, tempat perbelanjaan dsb. Namun arus yang lebih kuat adalah wisata kembali kealam. Pantai, gunung, hutan dan alam yang masih perawan, yang masih segar, yang belum tercemari makin banyak diburu oleh wisatawan.
     Kondisi ini lalu ditangkap oleh pemerintah daerah maupun usaha usaha wisata, untuk menyiapkan destinasi wisata baru yang cenderung kembali kealam. Destinasi wisata baru itu bisa berupa pantai yang belum digarap, gunung, alam yang indah, trek pedesaan dsb.
     Yang lagi ngetren saat ini adalah adanya "desa wisata". Yakni desa pemukiman yang jauh dari perkotaan, dimana masyarakatnya masih asli, petani atau usaha kerajinan tradisional dsb, yang lalu dibenahi, ditambah fasilitasnya, jalan yang mulus, warung souvernir, home stay dsb, yang pada dasarnya adalah untuk menarik wisatawan. Apa saja yang menarik dari desa wisata tsb?

Melihat kehidupan masyarakat desa
     Orang kota, wisatawan yang terbiasa dengan kehidupan kota yang ingar bingar, sibuk, dikejar oleh waktu, dengan mengunjungi desa wisata akan dipeerkenalkan dengan tata kehidupan masyarakat desa yang masih alamiah dan tradisional. Bangun pagi ke masjid, lalu mandi di kali atau di kamar mandi yang mesti harus menimba dulu, lalu memasak, sarapan dengan hidangan masakan tradisional, diambil dari kebun dibelakang rumah, dsb, pokoknya bagaimana kehidupan masyarakat desa yang ayem, tenteram, alon alon waton kelakon .......

Melihat alam yang masih asli
     Alam pedesaan yang masih asli, segar, jauh dari polusi, ini yang akan membuat wisatawan betah menikmati wisata alam pedesaan. Dari pemerintah maupun pelaku wisata lalu menyediakan fasilitas berupa joging trek, atau trek sepeda, atau setidaknya jalan jalan pedesaan diatur mulus, bagi yang hanya ingin jalan jalan dapat menikmatinya. Ada hamparan sawah, tegalan, saluran irigasi, kolam ikan, kandang ternak dan rumah rumah penduduk dengan gaya pedesaan

Menghayati kehidupan petani
     Banyak desa wisata yang juga menyediakan paket agar wisatawan dapat merasakan langsung kehidupan petani. Ada paket ikut membajak sawah dengan bajak tradisional yang ditarik kerbau, ada paket ikut menanam padi disawah, dimana wisatawan ikut terjun kesawah dengan berkubang lumpur, ada paket memandikan ternak disungai, dsb. Pendek kata wisatawan diajari dan ikut merasakan bagaimana kehidupan dipedesaan khususnya petani.

Membuat kerajinan tangan
     Desa wisata umumnya juga menonjolkan kerajinan tangan khas desanya. "one village one product". Ada desa wisata penghasil kerjinan anyaman bambu, ada desa wisata penghasil kerajinan gerbah, batik, kain songket, batu akik, makanan khas, cendera mata, furnitur tradisional, dsb. Desa desa ini umumnya juga menyediakan paket cara membatik, membuat aneka makanan, membuat gerabah dsb yang dapat diikuti wisatawan yang datang.

Melihat upaya pelestarian alam/ lingkungan
      Desa wisata diderah pesisir, kita bisa melihat upaya pelestarian alam dengan menanam bakau/ mangrove, pelestarian penyu, upaya menahan abrasi dsb. Desa di pedalaman, kita bisa melihat desa yang melestarikan burung bangau, hewan lain yang terancam punah, penangkaran hewan dan pembibitan tanaman, bunga dsb. Dengan mengunjungi desa wisata tsb kita diajari mencintai alam dan ada upaya untuk ikut serta melestarikannya.

Ternyata tidak semua alamiah
     Sisi kurang dari desa wisata kita adalah sentuhan modernisasi telah merambah kedesa. Tidak semua rumah bergaya tradisional khas daerah. Rumah rumah yang bergaya moderen, gaya spanyol, mediterania dan apa lagi namanya, banyak dijumpai. Juga papan reklame, tiang listrik, menara seluler dan tanda tanda kehidupan moderen telah masuk kealam pedesaan. Di Bali, Jepang, Cina, katanya ada desa wisata yang tetap dilestarikan wajah dan bentuk sepeerti desa di abad lalu. Tidak ada jalan aspal, tidak ada tiang listrik dan rumah rumahpun dipertahankan  bentuknya seperti rumah tempo dulu. Desa seperti ini sangat laris untuk shooting film yang bersetting abad pertengahan. Kalau ditempat kita apa ada desa seperti ini?

Kemana kita akan mengunjungi desa wisata?
     Jika kita ingin mengunjungi desa wisata, kemana kita akan menuju?. Tetapkan dulu desa wisata macam apa yang akan kita kunjungi. Kita ingin melihat kehidupan petani, atau akan ikut melestarikan alam, atau ingin mempunyai pengalaman naik turun bukit, menyusuri sungai, atau jogging sepanjang jalan pedesaan, atau ingin membatik, membuat gerabah, atau hanya sekedar melihat kehidupan pedesaan? Dibawah ini contoh desa wisata yang bisa kita kunjungi dengan kekhasan dan keunggulan masing masing.

Bali
    di Bali banyak sekali desa wisata dengan kekhasan masing masing, tinggal kita ingin yang mana yang akan kita kunjungi. Antara lain adalah:
  1. Desa adat Panglipuran, Bangli - Bangli. Disini kita akan melihat kehidupan adat dan khasnya adalah tanaman dan bangunan dari bambu.
  2. Desa Belega dan Bona, Blahbatuh - Gianyar. Kekhasan kedua desa ini adalah produk kerajinan dan cendera mata.
  3. Desa Gelgel, Klungkung - Klungkung. Khasnya adalah kain tenun/ songket.
  4. Desa Baha, Mengwi - Badung. Pemukiman dan kehidupan warga desa.
  5. Desa Jatiluwih, Penebel - Tabanan. Disini kita akan menjumpai sawah terasering yang terkenal itu.
  6. Masih banyak desa wisata di Bali, al; Desa Sebatu, desa Kemasan, desa Taro dll.

Jogjakarta
     di Jogja, sebagai destinasi wisata kedua sesudah Bali, juga tidak kalah banyak mempunyai desa wisata. Bila kita mengunjungi Jogja, kita bisa mengunjungi desa wisata antara lain adalah :
  1. Desa Brayut, Pendowoharjo - Sleman. Kekhasan utama adalah kehidupan masyarakat Jawa dan budayanya serta rumah rumah joglo.
  2. Desa Brayan, Sendang Arum - Minggir. Khasnya adalah kerajinan bambu dan kesenian tradisional seperti salawatan dan kuntulan.
  3. Desa Grogol, Margodadi - Seyegan. Khasnya adalah upacara adat, makanan khas, pertanian dan pembuatan wayang kulit/ kerajinan sungging.
  4. Desa Turgo, Purbobinangun - Pakem. Khasnya adalah bekas letusan gunung merapi, treking pedesaan, mengolah teh pedesaan dsb.
  5. Desa Kinahrejo. Saat ini mungkin yang paling terkenal, karena disini tempat tinggal Mbah Marijan, juru kunci/ penunggu gunung Merapi, yang tewas akibat letusan gunung merapi yl. Disini kita bisa menyewa mobil dobel gardan atau sepeda motor trail untuk melihat bekas letusan gunung merapi yl
  6. Masih banyak desa wisata di Jogja, al. Desa Trumpon, desa Kelor, desa Garongan, desa Kasongan dsb         

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar