Judi, ternyata masih ada.

     Perjudian, SDSB, PORKAS dan lain lain bentuk judi, sudah lama diberantas. Bahkan pusat pusat perjudian seperti rolet dsb, sudah tidak ada lagi di bumi Indonesia. Kaum agama, kaum moralis, puas dengan langkah pemerintah yang menutup segala bentuk perjudian. Negara kita aman tenteram dan penuh dengan nuansa agama. Tapi benarkan bahwa perjudian itu telah hilang lenyap dari bumi Indonesia?
     Suatu pagi, saya berolah raga berjalan jalan keliling kota. Sengaja saya mengambil rute keluar masuk perkampungan, melalui gang gang kecil, melihat kehidupan masyarakat didaerah padat. Bukan dengan maksud ikut ikutan Jokowi yang blusukan, bukan dengan maksud seperti raja yang njajah desa milang kori, tapi berolsah raga sekalian melihat kotaku dari sisi lain. Saya masih melihat seorang tuakng becak yang mangkal menunggu penumpang diatas becaknya, sambil memegang kertas kecil dan ballpoint. Apa yang dikerjakan?, ternyata melihat nomor yang keluar tadi malam dan membuat ramalan nomor kira kira keluar pada periode berikutnya. Si tukang becak itu nampak samtai sekali dan tidak takut tindakannya ini dianggap melanggar hukum. Lho, katanya SDSB sudah tidak ada?.Lalu dia pasang nomor untuk judi apa? Wah, tak tahulah aku.
     Pada ketika lain, saya bersilaturahim kepada salah seorang tetangga agak jauh, yang juga, maaf, seorang pengurus masjid. Lagi tengah asyik mengobrol, masuk seorang remaja sambil membawa uang receh entah berapa ribuan. Lalu si tuan rumah mengeluarkan lembaran kertas lebar, dan si tremaja menyebutkan angka tertentu. Si tuan rumah mencatat nomor nomor yang sisebut oleh si pemuda, transaksi selesdai dan sipemuda pergi. Wah, rupanya sdi takmir itunyambi jadi agen togel alias judi gelap.
     Anakku pernah bercerita, ada beberapa orang teman kuliahnya, yang mendapat beasiswa dari pemerintah. Padahal dia sebenarnya anak orang kaya, atau setidaknya mampu membiayai kuliahnya. Lagian si anak juga tidak pandai pandai amat. Apa yang diperbuat dengan uang bea siswa yang diterimanya? Setiap bulan sehabis menerima uang beasiswa, si anak mesti menggunakan sparo dari uangnya untuk pasang nomor judi bola!

Dari ketiga cerita saya diatas, saya ingoin menyampaikan bahwa judi itu ternyata masih ada dan merambah kedalam kehidupan masyarakat, terutama rakyat kecil. Mereka yang tidak mempunyai asa, hanya berharap mendapat uang banyak dengan memasang taruhan di perjudian. Lha yang dipasang taruhan apa, wong SDSB dsb sudah hilang. Saya juga tidak tahu. Ada yang mengatakan jugi singgapur, judi on line, judi dengan bandar dsb, tapi yang jelas judi itu masih ada dan marak.

Bagaimana derngan judi tradisional seperti ceki, remi, gaple dsb?. Ya lihat saja secara berkala mesti ada berita polisi menangkap perjudian semacam itu, di rumah rumah, di pasar atau ditempat lainnya. Pokoknya berita tentang perjudian yang digerebeg aparat, sering muncul dikoran, TV dsb. Jadi judi tradisional semacam in i juga masih ada.

Lha, kalau judi ke;las atas seperti rolet dsb? Saya masih ingat seorang mantan preman yang sudah tobat dan sekarang malah memimpin pondok pesantren, diwawancarai oleh satu stasiun TV, Ybs mengatakan bahwa 60 % dari penjudi di Hongkong, Macau dan Genting Highland, adalah orang Indonesia. Mereka jauh jauh datang kesana hanya untuk memenuhi syahwat judinya. Lha daripada uang dari Indonesia lari ke Malaysia, Hongkong dan China, mending Indonesia membangun pusat perjudian juga kayak yang di Malaysia, shingga uang dari Indonesia tidak lari keluar negeri. Dikenai pajak yang sangat besar, lalu segala bentuk perjudian diluar itu harus benar benar diberantas (Lho apa sekarang tidak benar benar diberantas??.....Sudah tauk nanyak!!!) Hasil dari pajak judi itu untuk membangun infrastrutur seperti jaman Ali Sadikin.

Tapi kaum agamawan jelas jelas menolak. Dalam ajaran Islam, jangankan berjudi, menyetujui perbuatan judi saja sudah dosa. Jadi jelas kalau umat Islam akan menolak jika pemerintah kembali membuka pusat perjudian, atau lotere, atau bentuk perjudian lainnya. Lha, kalau nyatanya judi masih ada, dan marak dilapisan masyarakat, lalu bagaimana jalan keluarnya?

Ada yang mengatakan, kenapa jaman awal orba dulu suasananya tenang? Karena masyarakat kelas bawah seolah diberi mainan, ya itu tadi, permainan tebak tebakan alias judi. Dengan judi, rakyat kecil seolah mempunyai asa/ harapan untuk mendapat rejeki nomplok. Rkyat menjadi tenang dan lupa akan demo, nuntut hak dsb. Jadi dari segi kamtibmas, judi itu ada manfaatnya. Ah, tapi nanti dulu! Judi yang menyebabkan perkelahian, bunuh diri karena kalah judi juga banyak.  Karena judi, rumah tangga jadi berantakan juga banyak. Pendek kata, judi itu memang ada manfaatnya, tapi madhorotnya jauh lebih besar.

Dikalangan etnis tertentu, judi itu memang sudah menjadi budaya. Bukan sesuatu yang haram, bukan sesuatu yang tercela. Lha kalau untuk memberi ruang kepada etnis etnis seperti ini trus gimana?. Mari kita cari solusi dengan pertimbangan ya itu tadi: Dalam Islam, judi jelas dilarang, tapi tidak seluruh bangsa Indonesia beragama Islam. Judi memang ada manfaatnya, tapi madhorotnya lebih besar. Judi, seolah memberi harapan semu kepada masyarakat kecil. Judi kalau dikelola bisa menjadi sumber pendapatan negara lewat pajaknya, bisa menjadi obyek wisata, dsb.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Cerita inspiratif, mozaik pesan moral.....

SATU
     Sepasang pengantin baru, menempati rumah baru diperkampungan kumuh. Kebetulan rumahnya paling bagus diantara rumah rumah tetangga. Setiap pagi pengantin baru itu bisa melongok ke halaman tetangganya lewat jendela rumahnya. Setiap pagi pula sang siteri selalu berkata kepada suaminya.
"Pa, tetangga kita itu jorok sekali ya.....masak halaman rumahnya senantiasa kotor seperti itu. Lagi pula kalau mencuci tidak bisa bersih. Masak mencuci kok kok masih kotor begitu. Lihat tuh jemurannya, masih kotor sekali"
Suaminya tersenyum sambil membelai istrinya.
"Ya, coba nanti saya ajari caranya membersihkan halaman. Nanti saya ajari caranya mencuci yang bersih"
"Kamu berani pa, mengajari mereka, nanti malah salah tanggap, bisa berabe nanti"
     Suatu pagi sepasang suami isteri itu kembali melihat halaman tetangganya. Heran, kini halamannya sudah kelihatan bersih. Cucian yang dijemurpun sudah kelihatan bersih, berderet rapi dijemuran.
"Wah, pa, lihat tetangga kita sekarang sudah pandai mencuci, sudah pandai membersihkan halaman. Kamu jadi mengajari mereka pa?"
"Iya, kemarin aku membersihkan kaca jendela rumah kita ini, sehingga bersih dan tidak lagi buram"

DUA
      Dalam satu percobaan, seekor katak dimasukkan kedalam panci yang berisi air hangat. Katak itu tampak belingsatan, resah kesana kesini, namun lama kelamaan menjadi tenang, karena sudah bisa menyesuaikan diri.
     Lalu suhu air didalam panci dinaikkan sepuluh derajat celcius lagi. Si katak kembali resah dan gelisah, belingsatan, namun lama kelamaan menjadi tenang kembali, dapat menyesuaikan diri. Lalu suhu dinaikkan sepuluh derajat lagi  dan katak kembali belingsatan, lalu tenang kembali.
     Demikian setiap suhu dinaikkan, si katak belingsatan, lalu tenang lagi karena bisa menyesuaikan diri. Sampai akhirnya si katak tewas terebus dalam air mendidih.
     Rupanya karena sang katak telah terbiasa dapat menyesuaikan diri dengan suasana dalam panci, sampai lupa untuk meloncat keluar panci.

TIGA
      Seorang gadis, cantik sekali, berpacaran dengan seorang pemuda. Sayang, gadis itu seorang tuna netra alias buta. Tiap hari hanya mengeluh melulu, masalah dirinya yang buta. Bahkan serinmg sering ia menghujat Tuhan. Dikatakan Tuhan tidak adil, pilih kasih dsb. Selalu tidak menerima kebutaannya. Pacarnya, si pemuda, dengan sabar menghibur hatinya dan selalu mengajarkan bagaimana agar kita selalu bersyukur atas apa yang dianugerahkan kepada kita.
     Tapi sigadis tetap saja mengeluh tiap hari dan tidak terima atas kebutaannya. Sampai suatu saat dia berujar akan mengawini/ akan segera kawin dengan si pemuda manakala dia bisa melihat.
     Ternyata ada seorang donatur yang tak mau disebut namanya memberikan sepasang matanya untuk disumbangkan kepada si gadis. Singkat kata, melalui suatu operasi cangkok mata, sigadis bisa melihat kembali, merasakan indahnya dunia.
     Namun si gadis kecewa berat manakala tahu bahwa ternyata pacarnya, si pemuda juga seorang tuna netra. Dengan berbagai dalih, si gadis mengingkari kata katanya sendiri untuk segera menikah dengan sang pemuda. Dan akhirnya si gadis dan sang pemuda batal menikah. Sigadis lebih memilih pemuda lain yang tidak buta.
     Dengan hati hancur luluh sang pemuda pergi meninggalkan si gadis, mencari jalan hidupnya sendiri. Dan dihari perkawinan si gadis, sang pemuda mengirimkan ucapan selamat dan ikut berbahagia. Sang pemuda merasa puas dan bahagia, dapat membahagiakan orang yang dicintainya, walaupun dengan mengorbankan organ tubuhnya yang sangat penting.........ya, sang pemudalah si donor mata yang tak mau disebut namanya.

Empat
     Dalam film Helen of Troy, dikisahkan peperangan Troya yang terkenal itu. Tokoh sentral dalam film itu adalah Achilles, seorang panglima perang dari legiun Kerajaan Athena. Semula Achilles tidak mau ikut berperang karena berseberangan pendapat dengan rajanya. Namun kemudian dibujuk oleh ibunya, seorang dewi dalam mitologi Yunani. Adegan ibu membujuk anaknya itu digambarkan dengan apik dalam film itu.
     Ibunya menasehati Achilles......."Anakku, akulah yang melahirkanmu, membesarkanmu dengan panuh kasih sayang. Kini engkau telah tumbuh menjadi seorang pemuda perkasa, bahkan seorang panglima legiun. Kalau kamu tidak mau ikut berperang, maka kamu akan hidup berbahagia disini, dikampung halamanmu. Engkau akan menikah dengan gadis pujaanmu, kemudian mempunyai anak, dan anak anakmu akan tumbuh dewasa, cantik cantik dan ngganteng. Kemudian akan datang masa tuamu, dan kemudian kamu akan mati. Jasadmu dikuburkan dan namamu akan dilupakan orang untuk selamanya.
     Namun kalau Engkau ikut berperang, setidaknya engkau telah berbuat sesuatu untuk negaramu. Meskipun akhirnya kamu akan mati mati dalam peperangan itu, namun peperangan akan kamu lakukan adalah perang besar yang akan dikenang selama seribu tahun yang akan datang.
      Dan akhirnya Achilles berangkat berperang dipihak Athena, menuju kerajaan Troya. Dalam peperangan itu akhirnya Achilles memang tewas seperti ramalan ibunya. Namun perang Troya adalah perang besar yang dikenang sepanjang masa. Nama Achilles juga dikenang terus sebagai pencetus ide Kuda Troya.....

Lima
     Dahulu kala tersebutlah seorang tukang emas yang sangat terkenal. Banyak raja, pangeran, puteri yang memesan perhiasan emas darinya. Perhiasan emas buatan situkang emas memang terkenal sangat bagus, indah dan halus. Namun bagaimanapun juga, usia akhirnya berangkat tua juga.
    Sadar akan hal itu, sang raja bertitah untuk memanggil si tukang emas. Setelah menghadap, sang Raja lalu bertitah : " Buatkan aku sebentuk cincin yang sangat bagus, yang belum pernah dibuat orang sebelumnya". Si tukang emas menyanggupi, dan beberapa hari kemudian perhiasan cincin itu telah selesai dan dihaturkan kepada sang raja.
    Raja rupanya sangat terkesan akan indahnya cincin emas itu. Kemudian beliau mengembalikan kepada si tukang emas sambil bertitah : " Tuliskan di cincin ini sebentuk tulisan yang menyebabkan engkau sangat terkenal". Si tukang emaspun membawa kembali cincin emasnya kerumah dan merenung, tilisan apa yang akan ditulis di cincin ini. Sehari, seminggu, sebulan, akhirnya si tukang emas menemukan satu tulisan yang sangat singkat, lalu dituliskan di cincin emas sang raja. Tulisannya berbunyi This too shall pass. Inipun akan seger berlalu.
    Lalu cincin emas itu dihaturkan lagi kepada sang raja. Dan benar, beberapa saat kemudian., si tukang emaspun berlalu alias meninggal dunia.
     Raja lebih terkesan lagi akan kata kata mutiara si tukang emas. Kitapun akan segera berlalu. Sebelum berlalu, apa yang bisa kita lakukan untuk sesama?. Sejak saat itu sang raja semakin giat dalam membangun negaranya. Semua fasilitas untuk rakyat, kesejahteraan rakyat dsb dsb dibangunnya. Dan pada saat sang raja berlalu, wafat, maka sang raja dikenang oleh rakyatnya sebagai raja yang hamemayu hayuning bawono, hambeg parama arta, gung binathoro, berbudi bawa leksono.......(diambil dari tulisan bp. Komarudin Hidayat) 

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

TAWANGMANGU, riwayatmu kini....

   
Obyek wisata di tanah air itu ternyata patah tumbuh hilang berganti. Ada obyek wisata baru, yang lain akan turun pamor, atau bahkan tutup. Obyek wisata yang tidak bisa membuat inovasi baru, tunggu saja sebentar lagi bakal susut, ditinggalkan pengunjung dan akhirnya tutup.
     Sebut saja di Jawa Timur didaerah Malang sekitarnya, dulu ada obyek wisata yang sangat terkenal, yakni Taman Selecta dan Taman Sengkaling. Kini keduanya walaupun masih buka, namun jelas kalah pamor dibanding Batu Night Spectaculair/BNS atau Jatim Park. Taman Selecta dan Taman Sengkaling kini mungkin hanya dikunjungi  wisatawan lokal Malang, keluarga dan manula.
     Di Jawa Barat juga demikian. Taman Selabintana, taman Lido, kini hanya menjadi taman lokal yang tidak lagi menarik wisatawan antar daerah. Tapi disaat yang sama, Taman Safari, Trans dsb lebih diminati wisatawan.
     Hanya sedikit obyek wisata yang berumur tua yang masih dapat mempertahankan pamornya sebagai tujuan wisata andalan. Bagaimana dengan obyek wisata di Jawa Tengah?. Khususnya Tawang Mangu yang pernah demikian kesohor? Ya, ternyata nasibnya sama saja. Kalah pamor dibanding obyek wisata baru.
Hanya tinggal GROJOGAN SEWU
     Ya, dulu Tawang Mangu menjadi tempat tujuan wisata andalan di Jateng. Aneka Obyek wisata dapat kita jumpai disini. Grojogan Sewu sebagai obyek andalan, masih ada juga taman Bale Kambang, lalu ada obyek wisata camping Tawang Mangu baru, dsb. Namun kini ternyata taman Bale Kambang sudah sepi, walau masih ada loket karcis, namun nampaknya sudah tidak ada lagi yang mau masuk kesana. Camping Tawang Mangu Baru sudah tidak ada beritanya.
     Satu satunya andalan ya tinggal Grojogan sewu itu. Grojogan sewu dan arealnya, merupakan milik kehutanan. Jadi untung masih bisa dijaga kelestariannya. Hutan pinus, jalan terasah, monyet, pedagang sate kelinci, hamparan rumput dibawah pinus dengan persewaan tikar, masih menjadi daya tarik utama taman hutan Grojogan sewu.
     Persewaan kuda juga masih ada dan mungkin tinggal ini daya tariknya. Naik kuda keliling Tawang Mangu, dari grojogan sewu ke Taman Bale Kambang. Oitt...tapi di Taman Bale Kambang mau lihat apa?
     Taman Bale Kambang yang dulu sangat terkenal, kini mulai surut. Ditinggalkan oleh pengunjung. Camping Tawang Mangu Baru, saya nggak tahu gimana kabarnya sekarang. Atau mungkin malah sudah berubah fungsi.

Obyek wisata baru
     Mungkin pula penyebab susutnya pamor Tawang Mangu ini karena adanya obyek wisata baru di Karanganyar. Agak keutara dari Tawang Mangu, ada air terjun Jumog, yang labih baik daripada Grojogan sewu. Lalu Candi Sukuh, Candi cetho, sekarang sudah dipugar sekelilingnya dan menjadi obyek wisata baru.
     Di kabupaten lain juga berlomba lomba untuk menyajikan obyek wisata baru guna menarik wisatawan baik lokal maupun mancanegara.

Harus ada inovasi baru
     Surutnya pamor Tawang Mangu sebagai obyek wisata andalan di Kab. Karanganyar khususnya dan Jateng umumnya, harus disikapi dengan serius dan seger adicarikan jalan keluarnya agar tidak malah ditutup nantinya.
     Inovasi baru, menampilkan obyek wisata atau permainan baru, mungkin bisa dipikirkan oleh pengelola. Jawa Timur mungkin selangkah lebih maju dalam inovasi dengan menciptakan obyek obyek wisata baru, seperti Batu Night Spectaculair atau Jatim Park, yang kini menjadi tujuan wisatawan lokal dan menyedot banyak pengunjung.
     Sebenarnya Tawang Mangu masih ada daya tariknya, yakni sering banget dipakai rapat, pertemuan, meeting, short course dsb. Juga out bond dan berbagai pelatihan, masih banyak yang melirik Tawang Mangu sebagai lokasi terpilih. Nah, berangkat dari sini saja, mungkin Tawang Mangu bisa dikembangkan sebagai lokasi out bond yang menarik, tempat rapat rapat dan pertemuan lainnya dan tempat pelatihan bertbagai organisasi. Hawa yang sejuk, tempat yang sunyi, indah, inilah yang mestinya bisa dikembangkan.
     Lha sekarang untuk angkutan umum saja sama sekali tidak mendukung. Kendaraan umum menuju Tawang Mangu ya hanya bis umum yang kondisinya sangat memprihatinkan.. Naik bis ini hanya karena terpaksa, tidak ada angkutan lainnya. Jam 4 sore sudah tidak ada bis lagi. Bis laste dari Tawang Mangu ke Solo adalah jam 4 sore. Jadi kalau ingin santai santai, tahu tahu sudah jam 4 sore, ya siap siap saja menginap di Tawang mangu.
   
Sebagai wong Karanganyar, saya sebenarnya pengin sekali melihat Tawang Mangu maju, tidak kalah dengan obyek obyek wisata di propinsi lain. Jangan malah surut pamornya, tergilas oleh obyek obyek wisata baru. Jangan sampai bernasib sama dengan Selecta, Sengkaling, Lido dan Selabintana.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Timetravel.....wisata macam apa pula ini

     Eh, bahas inggrisnya bener gak ini? Istilah ini tepat gak ya?. Timetravel. Mangsudnya itu wisata menembus lorong waktu, kembali kejaman dulu. Bukan menembus lorong waktu, namun mencari lokasi lokasi atau tempat dimana waktu seolah olah berhenti. Ya, tempat tempat yang suasasnanya masih seperti abad pertengahan, atau setidaknya masih jadul, atau tempat yang masih benul benul alami tanpa sentuhan kemajuan jaman.
     Tempat tempat yang seperti itu nampaknya sekarang laris manis diburu wisatawan. Tentu saja wisatawan yang tidak tergabung dalam travel biro yang perjalanannya sudah pakem, sudah diatur dari sononya. Yang bisa menikmati timetravel ini ya wisatwan mandiri, backpacker dsb yang memang sengaja mencari tempat tempat yang bukan merupakan obyek wisata yang sudah tertulis di buku buku panduan wisata, atau yang sudah disiapkan biro perjalanan wisata dsb. Mereka akan mencari obyek wisata yang lain dari pada yang lain. Ya itu tadi. Tempat dimana seolah waktu berhenti berputar, tempat yang belum tersentuh kemajuan jaman, tempat yang masih alami, seolah berada di abad yang lalu.

Beda lho dengan wisata sejarah
     Kalau kita ke Borobudur, Prambanan atau peninggalan kuno lainnya, kan juga wisata kemasa lalu?. Lha beda, kondisi borobudur, prambanan dan peninggalan lainnya kan sudah seperti kondisi saat ini. Disekitarnya sudah dibangun taman, hotel, warung souvenir, pokoknya suasana saat ini lah. Yang kuno hanya candinya, lainnya sudah barang baru semua.
     Jadi wisata ketempat tempat seperti ini tidak bisa disebut timetravel. Wisata kemasa lalu, ketempat yang kondisinya masih seperti kehidupan jaman dulu, yang kuno, yang belum tersentuh peradaban modern, pokoknya ketempat dimana jarum jam seolah berhenti berputar.

Wisata ke suku terasing?
      Apa ini namanya suku terasing, atau suku yang masih mempertahankan tradisinya, namun memang banyak suku suku yang dijadikan obyek wisata. Misalnya saja pemukiman suku Sasak di Lombok, atau suku Badui di Banten, atau suku laut yang membangun rumah dilaut seperti suku Torosiaje? Ini juga bukan termasuk timetravel.
      Suku suku asli/ terasing ini juga sudah tersentuh peradaban modern. Bahkan atas nama obyek wisata, ada pemukiman suku kuno ini yang dibuatkan oleh pemerintah, ditata yang baik hingga bisa menjadi destinasi wisata. Suku terasing artificial lah. Disitu sudah ada listrik, sudah ada alat angkut modern, bahkan sudah ada toko souvenir yang ditata dengan baik.

 Lalu yang bagaimana?
     Ya itu tadiii....wisata ketempat tempat yang masih asli, yang belum tersentuh peradaban modern, masih jadul, abad pertengahan, disini jarum jam seolah berhenti berdetak. Makanya wisata semacam in i hanya bisa dinikmati oleh para traveller, back packer dan wisatawan madiri yang tidak terikat oleh jadwal biro perjalanan.
      Lokasinyapun didapat dari gethok tular, dari mulut kemulut. Disuatu wilayah ada tempat yang masih sangat alami, penduduknya masih hidup seperti pada jaman awal abad lalu, dsb dsb. Lokasi semacam ini biasanya sepi, karena yang mengunjungi hanya wisatawan yang senang pada timetravel.
     Menurut buku yang aku baca, katanya negeri negeri dijantung asia tengah, merupakan tempat favorit bagi yang senang timetravel. Negeri negeri pecahan Uni Sovyet seperti Tajikistan, Uzbekistan, Turkmenistan dsb, juga negeri Mongolia, Tibet, Nepal, Bhutan dsb adalah negeri negeri yang masih banyak mempunyai desa atau kawasan yang kehidupan masyarakatnya masih seperti hidup di abad pertengahan. Mereka lebih mengedepankan kehidupan spiritual dari pada kehidupan dunia. Fasilitas yang ada didesa itupun betul betul alami. Menu makan, cara hidup dsb masih belum tersentuh peradaban masa kini. Nah, desa desa seperti inilah tempat tujuan timetravel.
      Dan ternyata, tanpa kita sadari, pulau pulai di Indonesia timur ternyata juga banyak dikunjungi pemburu timetravel. Pulau pulau yang masih perawan, masih alami, kehidupan masyarakatnya sangat tradisional bagai awal abad lalu, tidak fasilitas modern, nah kesinilah para penggemar timetravel berkunjung. Keberadaan pulau pulau ini juga dengan cara dari mulut ke mulut antar turis. Bahkan kita di Indonesia banyak yang tidak tahu nama pulau itu dan dimana tempatnya di Indonesia timur sana. Tapi ternyata malah sangat terkenal dikalangan para turis timetravel.

Timetravel yang lain
     Saya sendiri pernah mempunyai pengalaman timetravel secara tidak sengaja, walaupun ya tidak seperti abad pertengahan atau abad kuno.
     Tatkala masih bertugas di Gorontalo tahun tujuhpuluh delapanpuluhan, saya pernah mengunjungi satu desa yang sangat jauh dari ibu kota kabupaten. Kesana harus naik kuda atau jalan kaki. Naik turun bukit, lewat punggung bukit, semak belukar dan alami yang masih perawan. Di tengah jalan, perjalanan harus berhenti untuk istirahat, bagi kudanya maupun orangnya. Tempat pemberhentian berupa jalan persimpangan yang dinaungi pohon besar. Distu banyak orang dari desa desa terpencil yang beristirahat. Dan ternyata juga ada pasar dengan sistim barter antara hasil bumi, hasil hutan dengan kebutuhan sehari hari. Wah, suasana dibawah pohon besar itu betul betul seperti suasana awal abad (lho, awal abad ini apa saya sudah lahir?) Pkoknya masih sangat alami lah....
      Juga saya pernah mengunjungi satu desa di kecamatan Salem, Brebes, yang terletak diperbatsan Jawa Tengah - Jawa Barat. Kala itu di awal tahun sembilan puluhan. Dari kota kecamatan masih harus  jalan kaki beberapa jam, lalu tiba disuatu desa yang saya lupa namanya. Dari berrangkat sampai pulang kembali ke kecamatan, ternyata pikiran saya dengan pikiran anggota rombongan yang lain sama : kok ya mau orang tinggal di tempat terpencil seperti ini. Suasana desa masih seperti tahun enampuluhan, masih jaman orde lama dulu. Banyak orang tua yang menganggur dirumah, diemperan rumah duduk duduk sambil memangku radio transistor, mendengarkan siaran RRI. Lalu diatas genteng selalu ada tampah yang terisi jemuran nasi aking. Wah, suasananya masih tertinggal limapuluh tahun ketimbang kotanya.

Nah, timetravel, wisata kemasa lalu, ketempat tempat yang masih alami, masih perawan, yang belum tersentuh peradaban, yang jarum jamseolah berhenti berdetak, inilah sekarang yang mulai banyak diburu oleh travellers.
Pertanyaannya, lha kalau semua desa akan dimoderenisasi, semua desa nanti nyaris sama, nyaris seragam, semua fasilitas modern masuk desa, kemana para traveller berburu timetravel?......................
    

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

KORUPSI....Dimana akarnya.............

     Maaf, berhubung para pakar, para pemerhati, para pengamat, para narasumber maupun para presenter di TV, di koran koran maupun media lainnya pada cuap cuap, ngglamber, buka mulut, ndobos, ngebacot seenaknya tentang korupsi, entah berdasar ataupun tidak berdasar, maka perkenankanlah saya juga akan ngebacot seenak udelku tentang korupsi. Kalau para pakar, pemerhati dan pengamat itu bicara atas dasar analisa mereka, yang kadang juga tidak berdasar dan cenderung subyektip, maka saya akan lebih subyektip lagi. Namun saya harap cuap cuap saya ini merupakan sumbangsih untuk memerangi korupsi dinegara kita yang memang sudah parah ini.
     Saya tidak tahu apa definisi korupsi. Yang saya tahu korupsi itu nyolong duit negara dengan segala cara. Saya juga tidak peduli apa korupsi itu budaya, apa perilaku apa kelainan, sebab ada pakar yang nggak setuju kalau dikatakan kmorupsi itu budaya. Katanya korupsi itu bukan budaya kita bangsa Indonesia. Mereka tersinggung kalau dikatakan korupsi itu budaya. Lha kalau korupsi itu membudaya? Wah aku gak pakar bahasa Indonesia.
     Tapi yang jelas korupsi itu sudah merajalela diseluruh lapisan masyarakat, baik pejabat negara, pejabat daerah, staf, PNS, sampai para legislatif. Lalu dimana akar permasalahannya dan gimna tingkah laku mereka dalam hal korupsi ini?

EKSEKUTIF
    Para pejabat eksekutif, pejabat negara, dari pusat sampai daerah, sebenarnya tingkah laku korup itu sudah berlangsung sejak jaman iwak asu durung enak. Ada yang mengatakan sekarang semangkin parah, ada yang mengatakan dulu lebih parah, cuma tidak ketahuan karena sikap dan tata kelola orba yang kayak gitu. Oke, gak usah diperdebatkan, sekarang dimana akar dan upaya pemberantasannya.

Adanya anggaran non budgeter
      Siapapun tahu, gak usah disangkal, bahwa dilingkungan kantor, lembaga, SKPD apapun, dalam tingkat apapun, anggaran non budgeter ini ada. Banyak pengeluaran dinas yang tidak ada dalam anggaran, tapi harus dilaksanakan. Dan jumlah anggaran yang tidak dianggarkan ini cukup besar yang pada akhirnya akan membebani anggaran itu sendiri.
     Taruhlah misalnya, sebuah kantor yang akan menerima tamu pejabat dari pusat. Mau tidak mau harus menyelenggarakan perjamuan. Juga adanya lomba/ penilaian, mesti akan ada pengeluaran yang tidak dianggarkan. Belum lagi nantgi kalau ada pemeriksaan, Para pemeriksa itu malah justru minta dilayani yang lebih. Belum lagi nanti kalau ada  permintaan sumbangan sumbangan, mulai dari instutusi yang akan mengadakan pertunjukan amal, LSM yang akan seminar, donatur, jualan karcis ndangdut, jualan taplak meja, payung dsb yang jumlahnya sangat banyak.
      Adanya pengeluaran yang tidak ada dalam anggaran / non budget ini mau tidak mau kantor terpaksa harus menyisihkan dari anggaran yang ada. Nah, dari sinilah mulai ada penyelewengan tata kelola anggaran.

Dana taktis
     Saya juga nggak bisa membedakan antara dana taktis dan anggaran non budgeter. Yang jelas, keduanya sama sama diambil dari anggaran belanja yang resmi, atau diambil dari pendapatan daerah yang tidak seluruhnya disetorkan. Dana taktis ini sebagian besar digunakan untuk operasional kantor yang tidak ada anggarannya, operasional pimpinan, maupun untuk tambahan kesejahteraan.
     Tarohlah misalnya untuk meningkatkan kesejahteraan staf, atau pimpinan yang akan main golf, main tenis dan pergaulan tingkat tinggi lainnya. Juga dilingkungan PNS itu kan tidak ada yang namanya THR? Tapi nyatanya setiap lebaran para staf pasti akan mengharapkan THR. Nah, dana taktis in i gunanya juga untuk THR para staf ini.

Perintah atasan
     SSssst!!!, kalau yang ini mohon ijin saya tidak bisa membahas lebih luas. Tapi dibeberapa daerah, beberapa dinas/SKPD, banyak yang masih punya budaya asok bulu bekti    glondong pengareng areng, artinya memberi upeti kepada atasan. Memang tidak lagi vulgar, tapi misalnya pada saat atasan hendak pergi, maka bawahan akan nyangoni, lha pakai uangnya siapa?. Juga misalnya atasan rerasan, bahwa mobilnya perlu tambahan TV, tentu bawahan sudah maklum. dsb dsb......

Printah legislatif
      Wah, yang ini saya juga mohon ijin tidak membahas lebih lanjut. Tapi sebenarnya banyak penyelewengan yang berawal dari permintaan legislatif. Lihat saja misalnya kasus asuransi, kasus pendidikan bagi legislatif dan banyak kasus lagi. Untuk itu mohon dimaafkan saya gak brani mbahas.

Pemeriksaan
      Nhaa...ada yang bilang bahwa banyak penyelewengan itu justru berawal dari pemeriksaan. Oleh inspektorat, pemeriksaan internal maupun pemeriksaan eksternal.
    Para pemeriksa itu mesti dilayani, dijamu yang bagus, sehingga dalam melaksanakan pemeriksaan nanti tidak terlalu kejam. Kemudian kalau ada temuan, mesti di nego, agar temuan itu dihapus atau di eleminir dari temuan. Sudah barang tentu ini semua memerlukan anggaran yang tidak sedikit. Lha anggarannya? Ya disisihkan dari anggaran yang ada. Makanya ada anggapan, bahwa penyelewengan itu justru diawali dari pemeriksaan itu sendiri.

Jalan air juga basah
     inilah endingnya!!. Masak menyisihkan anggaran hanya untuk melayani pemeriksaan, melayani atasan, melayani permintaan LSM, undangan, bantuan sosial, dan hal hal lainnya yang tidak dianggarkan?. Lha yang ngurusi, yang membuat SPJ dan ngeguhne agar bisa menyisihkan anggaran itu dapet apa? Maka ungkapan jalan air juga basah disini berlaku
    Jangan heran kalau lalu ada penggelembungan anggaran, pelaksaan anggaran yang tidak sesuai dengan isian, dlsb, karena memang butuhnya banyak.

LEGISLATIF
       Legislatif itu isinya politikus. Walau katanya menjadi legislatif itu untuk mengabdi pada nusa bangsa, memperbaiki kondisi negara, memajukan daerah asal, namun prakteknya gimana, kalian dah mahfum sendirilah. Legislatif itu isinya politikus, dan biaya politik itu tinggi. Untuk bisa duduk dikursi empuk legislatif itu berapa anggaran yang sudah dikeluarkan?

Kembalikan modal
       Ya, biaya politik itu tinggi. Berapa anggaran yang sudah dikeluarkan agar bisa duduk dikursi empuk ini? Selama kampanye, membuat kaos, baliho, pamflet, leaflet, rapat umum, pertemuan, ngopeni konstituen, itu semua memerlukan biaya yang tidak kecil. Jadi musti ada upaya untuk balik modal.

Iuran untuk parte
      Kalau udah duduk dikursi empuk itu ya harus memikirkan induk organisasinya. Maka para legislator itu juga ada kewajiban untuk membesarkan parte, dalam bentuk iuran untuk kepada parte. Besarnya berapa, ya tergantung konsensus dulu waktu teken kontrak. Pokoknya salah satu sumber dana parte itu ya wakilnya yang duduk di kursi empuk. Liat aja sekarang, baru mau ndaftar sebagai caleg aja ada parte yang mensyaratkan uang pangkal sekian sekian dsb.

Persiapan lima tahun mendatang
     Ya, lima tahun mendatang juga harus dipikirkan. Mau nyaleg lagi apa nggak?. Kalau masih mau, ya konstituennya itu diopeni!. Kalau gak mau ya nanti konstituennya akan mengalihkan suaranya kepada caleg lain atau parte lain. Lha, biaya untuk ngopeni konstituen itu cukup besar. Mulai dari memberi santunan, bayar anak sekolah, bantuan opname dsb. Pokonya semua keluhan konstituen harus didengar kalau gak ya akan lari ke yang lain....

Sumber penghidupan
      Harap dimaklumi bahwa para politikus itu, politikus dadakan, karbitan, banyak yang berprofesi sebagai....Penganggur!! Jadi anggota legislatif itu juga punya maksud untuk mencari penghidupan. Mencari gaji untuk hidup sehari hari.
     Disamping untuk kebutuhan hidup sehari hari, para legislator juga perlu menjaga standing, menjaga penampilan. Masa wakil rakyat yang terhormat kok naik angkot? Harus punya mobil dong. Dan mobilnya harus keluaran terakhir. Rumahpun harus luas dan tertata apik, kalau ada rapat, pertemuan dsb tidak malu maluin

Maka lengkaplah kebutuhan para legislator. Ini semua lalu menimbulkan perilaku yang mengejar uang. MUlai dari kongkalingkong dengan eksekutif, membengkakkan anggaran, perjalanan dinas yang terlelu sering dsb, yang pada akhir menimbulkan suudzon bahwa itu semua adalah upaya untuk mencari tambahan uang karena butuhnya memang banyak.
Tapi jangan kawatir, legislator yang masih punya idealisme juga masih banyak. Mudah mudahan yang ini bisa memperbaiki citra legislator sarang korupsi............  Wallahu awam bisawab....  
    

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Kuliner jalanan : Simbok Gendong, masakannya dirindukan.

     Kalau kita suatu saat mengunjungi terminal Tirtonadi Solo di pagi hari, pagi pagi sekali sekitar jam 5.00 - 6.00, maka kita akan menjumpai simbok simbok bakulan nasi liwet yang sedang dikerubuti pelanggannya. Simbok tsb menjajakan dagangannya bukan diwarung warung, atau lesehan yang menetap, namun bergerak mengikuti tempat keramaian. Bukan pula pedagang asongan, karena dagangan simbok ini yang berupa nasi liwet dijual dengan diwadahi bakul/ tenggok dan tampah. Dagangannta diatur sedemikian rupa, misalnya nasi liwetnya ditaruh di tenggok, juga daun daun pisang yang nantinya dibuat pincuk. Lalu lauk lainnya, seperti sambel goreng jipang, ayam, telur, areh dsb diatur dalam tampah dan wadah lainnya, yang simpel dan mudah dibawa.
     Kuliner simbok gendong ini sebenarnya ada dimana mana, dengan aneka macam jenis nasi dan jajanan lainnya. Memang kesannya adalah manengah kebawah, murah meriah dan pelangganpun dari kalangan menengah kebawah. MUlai dari dari tukang becak, pekerja terminal, bakul pasar dsb. Tapi dengan sentuhan yang agak maju sedikit, maka kuliner simbok gendong ini bisa menarik para pemburu kuliner menengah keatas.

Penampilan
     Penampilan simbok gendong ini memang jauh dari kesan mewah, bahkan beberapa simbok terkesan kumuh. Ini yang pertama mesti diperbaiki. Biasanya si simbok gendong akan berpenampilan memakai kain panjang/ jarik, kebaya, pokoknya pakaian jawalah. Atau kalau pakai rok ya rok yang ketinggalan mode/pantas pakai. Sendal jepit, caping dsb.
     Lalu dagangannya biasanya ditata dalam wadah tenggok yang digendong dibelakang. Tenggok ini biasanya berisi nasi, cadangan lauk dan daun pisang untuk bungkus atau untuk membuat pincuk. Lalu ada tampah yang disunggi diatas kepala, berisi aneka lauk. Tangannya masih nyangking keranjang atau wadah lain yang berisi perlengkapan dagangannya. Jadi lengkaplah semua anggota badan berperan dan mempunyai fungsi masing masing.

Aneka nasi dan lauk
     Kuliner simbok gendong ini emang ada bermacam macam jenis nasi. Di terminal tirtonadi solo, terkenal dengan kuliner simbok gendong sego liwet yang gurih. Lalu di kotaku, Magelang, hampir setiap pasar ada kuliner simbok gendong sego kuluban, atau nasi gudangan yang murah meriah. Bayangkan, kita membeli sebungkus nasi kuluban dengan ditambah sepotong tahu bacem, hanya keluar uang tiga ribu rupiah!
     Ya, kuliner simbok gendong sego kuluban ini yang mungkin bisa kita nikmati, bisa ditempat, dimakan dengan pincuk lalu duduk disembarang tempat didekat simbok, atau dibungkus dibawa pulang. Lauknya tentu saja yang utama adalah kuluban, gudangan, lalu ada buntil dan aneka bacem ( tempe bacem, tahu bacem, gembus bacem)
     Ada lagi kuliner simbok gendong lotek dan lotis, yang dijajakan kelilingan dipasar, ditrotoar dsb. Simbok gendong akan parkir ditempat yang rama pembeli, lalu setelah tidak ada pembeli, akan pindah ketempat lain. Demikian seterusnya sampai dagangannya habis.
     Kuluiner simbok gendong yang khusus mengunjungi kantor juga ada. Mereka akan datang ket\kantor pemerintah maupun swasta, menawarkan sarapan pagi atau makan siang. Ini sangat memperingan para karyawan, tidak usah keluar untuk makan, tapi simbok gendonglah yang datang mengunjungi. Bagi yang malas memasak dirumah, bisa beli lauknya saja, dibungkus untuk makan siang atau makan malam nanti.

So......cobalah sekali sekali berburu kuliner simbok gendong. Murah, meriah, sehat dan tidak perlu repot.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Gaji dan fasilitas, dari pejabat sampai karyawan...

     Syahdan, pada masa kekhalifahan dulu, ada seorang istri khalifah yang ingin sekali makan suatu makanan yang enak dan mewah. Katakanlah pada masa itu adalah makanan dari bahan kacang kacangan. Namun apa daya, gaji sebagai khalifah yang diberikan kepada sang istri sangat kecil. Maka sang istri mulai menabung sedikit sedikit, dari hari kehari untuk bisa membeli makanan yang diidamkan. Disisihkan uang belanja yang diberikan oleh khalifah sedikit sedikit, mengirit sedemikian rupa agar keinginannya dapat terpenuhi.
     Setelah dirasa cukup untuk membeli makanan idamannya, maka diserahkanlah uang hasil menyisihkan belanja harian itu kepada khalifah, sambil bermohon untuk dibelikan makanan yang diidamkan. Lalu sang khalifah bertanya  
" Dari mana kamu dapatkan uang ini, wahai istriku?"
 Lalu sang istri menjawab : " Dari menyisihkan belanja harianku, wahai Khalifah...".
"O, berarti kamu masih bisa menyisihkan uang gajiku untuk keperluan rumah tangga kita?.
"Betul, ya khalifah"
"Kalau begitu, gajiku sebagai khalifah terlalu banyak. Gajiku diambil dari uangnya umat, jadi kita tidak boleh menggunakan dengan semena mena"
Alih alih dibelikan sesuai keinginan istrinya, uang itu dikembalikan oleh khalifah ke kas negara, karena merasa gajinya terlalu besar.
      Itu duluuu.....dan mungkin juga hanya cerita kaum sufi, untuk memberi gambaran kepada kita, bahwa gaji yang kita terima berasal dari uang rakyat, yang tidak boleh terlalu besar, boros, padahal pelayanan yang kita berikan kepada rakyat mungkin tidak sesuai/ sebanding dengan gaji yang kita terima. 

Gaji dan fasilitas PNS/ pejabat negara
     Ada yang mengeluhkan bahwa gaji PNS itu sangat kecil. Betulkan?. Kalau dasarnya adalah beban kerja dan pelayanan yang diberikan kepada masyarakat, bisa jadi gaji PNS itu sangat besar. Sebagai contoh, ada seorang staf dikantor, yang tugasnya hanya menerima surat, mengagendakan, mencatat, mengarsipkan, meneruskan kepada pejabat yang lebih tinggi dsb. Untuk kantor kantor kecil, berapa surat yang masuk?, berapa surat yang keluar?. Kadang tidak lebih dari 10 lembar/hari. Tapi karena golongan gajinya sudah tinggi, si PNS itu tetap menerima gaji tinggi sesuai golongannya.
    Diluar gaji, kadang mereka masih menerima tunjngan makan, lembur(walau nyatanya nggak lembur), honor, insentif dsb dsb. Jadi itung itung, sebenarnya gaji PNS itu sangat tinggi, kalau dasarnya adalah beban kerja dan pelayanan yang diberikan.
     Ya, memang ada yang beban kerja, tanggung jawab dan resikonya sudah sepadan dengan gaji yang diterima. Tapi hanya bagian bagian tertentu, instansi tertentu. Lainnya? kalau hari hari ngaplo klokap klakep, apa layak menerima gaji segede itu....
     Demikian juga fasilitas yang diterima. Mobil, motor dan fasilitas lainnya, kadang tidak sejalan dengan tugas yang diembannya. Kota, yang daerahnya sempit hanya beberapa kilometer, datar tanpa pegunungan, kok mendapat fasilitas mobil dobel gardan, itu untuk apa? Alasannya nanti kalau suatu saat mendapat undangan menghadiri acara di kabupaten yang berpegunungan. Walah walah... Mestinya kan cukup city car aja.
     Selainnya jenisnya, jumlah kendaraan dinas/ plat merah juga amat banyak. Dulu, satu dinas mungkin hanya ada satu dua mobil dan beberapa motor. Sekarang? bahkan capeg aja sekarang sudah terima motor dinas. Maka ya jangan heran kalau penggunaan BBM melonjak sangat tinggi. Pemanfaatan kendaraan dinas?, ya....20% untuk dinas dan 80% untuk kepentingan pribadi. Grobrachkkk.

Dari itu, wahai para PNS dan pejabat negara lainnya, jangan terlalu menuntut ada kenaikan gaji setiap tahun. Ingat, jika dasarnya adalah beban kerja, maka gaji PNS itu sudah tinggi sekali. Daripada menuntut kenaikan gaji, lebih baik ditata itu beban kerja, analisa jabatan, lalu tugas poko dan fungsi, sehingga antara beban kerja, tugas, tanggung jawab dan gaji yang diperoleh sepadanlah........

 

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Studi banding, kunjungan kerja, atau piknik.......

     Betapa banyak kritikan yang dilontarkan kepada kegiatan yang dinamakan studi banding, kunjungan kerja atau apalah namanya, yang dilakukan oleh wakil kita yang terhormat, atau oleh para birokrat. Baik wakil kita ditngkat pusat, regional maupun tingkat lokal(kabupaten/kota). studi banding atau kunjungan kerja itu bisa keluar negeri, keluar pulau, atau hanya kedaerah sekitarnya. Banyak dalih atau alasan yang digunakan untuk melegitimasi acara ini. Tarohlah beberapa waktu yang lalu santer diberitakan wakil kita ditingkat pusat mengadakan kinjungan kenegara Brasil di Amerika Selatan sana, untuk mempelajari undang undang negara Brasil tentang desda. Karena pada saat itu wakil kita yang terhormat sedang menggodog RUU tentang desa.
     Ini juga terjjadi didaerah!. Wakil kita di tingkat kab/kota yang sedang menggodog satu rancangan peraturan daerah misalnya, perlu studi banding ke daerah lain untuk mempelajari dan membandingkan perda yang sama di daerah tsb. Dan daearh yang dipilih, jangan tanya kenapa kok daerah yang bisanya berdekatan dengan obyek wisata, atau luar pulau yang belum pernah dikunjungi. Ya, ngiras pantes jalan jalanlah.....
     Yang tidak kalah menarik adalah wakil kita yang terhormat setiap kali mengadakan kunjungan kerja seperti itu, mesti minta didampingi oleh para birokrat, instansi yang ada kaitannya (maupun tidak ada kaitannya) dengan topik kunjungan itu. Jumlah pejabat atau staf yang mendampingi acara tersebut kadang labih banyak ketimbang yang didampingi. Maka jadilah satu rombongan besar stuidi banding, kunjungan kerja.

Protapnya Memang begitcu
     Ya, prosedur tetapnya / protapnya memang begitu. Setiap menyusun Undang Undang, mesti ada  yang namanya pembahasan, kalau perlu dibentuk pansus, lalu ada paripurna, lalu ada public hearing, lalu ada studi banding/ kunjungan kerja. Urutannya gimana, saya kurang jelas, tapi mungkin tergantung kebutuhan. Jadi studi banding atau kunjungan kerja itu sudah menjadi prosedur tetap setiap kali menyusun UU!. Kalau didaerah ya setiap kali menyusun perda!
     Jadi ya jangan disalahkan! Kalau ada wakil kita diberitakan nglencer keluar negeri. Atau wakil kita ditingkat daearh yang pergi ke Bali, Kutai atau daerah lainnya. Itu bukan nglencer, atau piknik, tapi demi mengemban tugas negara, merupakan bagian dari menyusun UU yang akan menentukan masa depan negara kita. Didaearh  wakil kita itu juga sedang menyusun perda yang akan menentukan kesejahteraan daerah kita, kemajuan perekonomian kita, gitcu lhooh..
     Lha kalau sudah terlanjur sampai keluar negeri, sekalian piknik, atau shopping, itu kan menganut peribahasa sambil menyelam minum air. Kalau sudah sampai ke Bali, masak cuma mengunjungi pemda Bali, doang. Kan rugi, jadi ya sekalian piknik gitculah...
 
Apa hasilnya
     Apa hasilnya?, ya itu tadi, membandingkan UU yang lagi disusun dengan UU dinegara yang dkunjungi. Lalu bagaimana pelaksanaannya, apa kekurangannya, dlsb. Didaearh juga begitu, membandingkan perda yang lagi disusun dengan perda darah yang dituju. Pelaksanaannya bagaimana, lalu kalau ada hambatannya apa saja, dampak lain bagaimana dsb.
     Negara yang dikunjungi, pertimbangannya apa, ya terserah wakil kita yang terhormat. Pada waktu membahas UU tentang peternakan misalnya, yang dipilih untuk studi banding adalah Perancis. Kenapa kok bukan Australia atau Selandia Baru? Wakil kita yang sudah cerdas cerdas tentu punya pertimbangan sendiri. Perancis adalah negara penghasil ternak utama di Eropa. Meskipun bangsa sapinya berbeda, cara beternaknya beda, tapi ternak ya tetap ternak, yang perlu dipelajari dan dibandingkan. Jadi jangan berprasangka wakil kita itu sudah sering ke Australia. Yang belum pernah dikunjungi adalah Perancis. Jadi ya ke Perancis saja.
     Demikian juga wakil kita didaerah. Studi banding tentang pembangunan kota, kok yang dikunjungi kota Sorong atau kota Manokwari, jangan dianggap pingin kesana, wakil kita tentu punya alasan tersendiri.
     Kalau hasil dari studi banding itu hasilnya cuma setumpuk fotocopy perda, juklak juknis dan segebung leaflet daerah yang dikunjungi, ahhh, itu kan yang tampak saja. Yang tersirat, sangat banyak. Jadi jangan suudzon lah.
     Kalau selesaui studi banding ternyata tidak ada yang bisa diserap atau diterapkan didaerah asal bagaimana? Atau daerah yang dikunjungi jauh lebih tertinggal dibanding daerah sendiri?. Ah, itu jangan ditanyakan. Yang penting protap sudah dijalankan
 
Sarana untuk mendapat perjalanan dinas dan uang saku
      Nah...selkali lagi jangan suudzon. Wakil kita itu gajinya sudah gede byanget. Jadi kalau hanya uang saku perjalanan dinas, itu mah keciiill..Kalau ternyata intansi yang mendampingi juga memberi pendampingan dana, itu juga hanya angin lalu yang musti diabaikan. Kalau ditempat tujuan njajakne, itu kan bagian dari hubungan informal yang harus dijaga.
     Demikian juga instansi pendampingnya. Staf stafnya yang ikut dalam kunjungan kerja itu. Lha kalu ini harus dimaklumi karena ini merupakan bagian dari akuntabilitas kinerja. Mereka yang bekerja harus mendapat imbalan atas kerjanya.

Apa piknik terselubung
     Apa piknik terselubung?? Ini kan jurus sambil menyelam minum air. Atau sekali merengkuh dayung, dua tiga pulau terlanpaui. Kalau studi banding, kunjungan kerja sudah dilaksanakan, apa salahnya lalu dilanjutkan dengan shopping atau piknik? Yang penting tugas negara sudah dilaksanakan, selanjutnya terserah kita dong.
     Lha kalau pernah terjadi, satu studi banding ke Bali, lalu kunjungan ke Pemda Bali dilaksanakan hanya 3 jam. Lalu pikniknya 3 hari itu lantas bagaimana? Cobalah bertanya pada rumput yang bergoyang.

Pemborosan uang negara
     Terserah yang mau ngarani. Ini yang salah peraturan protapnya atau orangnya. Peraturan yang membuat kan juga manusia. Kalau setiap menyusun UU, setiap menyusun Perda harus diikuti dengan studi banding atau kunker itu kan yang menyusun juga manusia. Kalau mau dirubah agar tidak terlalu boros, itu kan juga bisa diubah sendiri.
     Instansi terkait, dinas, skpd yang mendampingi studi banding/ kunjungan kerja ini juga harus menyesuaikan kalau akan menyusun anggaran belanja. Berapa anggaran Perjalanan Dinas yang diajukan, menyesuaikan dengan berapa kali musti mendampingi wakil kita yang terhormat.
      Kalau dianggap pemborosan uang negara, ya dirubah saja protapnya. Jadi setahun itu hanya berapa kali ada studi banding/ kunjungan kerja. Lalu hasilnya harus diaudit. Manfaat nggak??
     Kalau studi banding/ kunjungan kerja kok cuma pulang membawa fotocopy perda, juklak juknis atau segebung leaflet, kan labih baik lewat internet aja, Email atau sarana apa lagi yang lebih murah
 
Pesan moral dari Raja Rama
     Syahdan pada akhir abad ke 19, seorang raja dari negeri Siam atau Thailand sekarang, yang bernama Raja Rama atau lebih dikenal sebagai Raja Chulalongkorn, mengadakan studi banding/ kunjungan kerja ke tanah Jawa yang kala itu masih bernama Hindia Belanda. Raja tersebut tentu berpendapat bahwa tanah Jawa lebih maju dibanding negaranya (kala itu tentunya). 
     Raja Chulalongklorn hendak mempelajari tentang 1. Jaringan kereta api, 2. Sistim pengairan dan 3. Perkebunan Tebu. Kala itu memang pembangunan rel kereta api telah merambah dan menghubungkan banyak kota ditanah Jawa. Menjadi angkutan masal yang ekonomis, mengangkut manusia maupun barang barang sehingga sebagian besar tanah Jawa terutama pusat pusat pertanian dan pemerintahan terhubung oleh janringan kereta api.
     Pengairan ditanah Jawa kala itu juga sudah maju, sehingga pertanian tanaman pangan maju pesat. Tanah Jawa dikenal sebagai penghasil padi yang utama. Sehingga dijuluki pula Jawa Dwipa. Demikian juga perkebunan tebu dengan pabrik gulanya, sangat maju. Dan Hindia Belanda menjadi penghasil/ eksportir gula dunia yang utama.
     Setalah selesai studi banding ke tanah Jawa, raja Chulalongkorn kembali kenegerinya, lalu memerintahkan pembangunan besar besaran dibidang pertanian, membuat jaringan rel kereta api, membangun pabrik gula dan perkebunan tebu.   Jaringan irigasi yang dibuat telah membuat pertanian tanaman pangan maju pesat. Pabrik gula dan perkebunan tebu maju pesat. Seluruh Thailand terhubungkan dengan jaringan kereta api sebagai angkutan masal yang murah dan dapat mengangkut hasil bumi dengan murah pula.
     Itu kira kira hasil studi banding sang Raja!!. Hasilnya telah dapat kita lihat sekarang, betapa Thailand amat maju dibidang pertanian tanaman pangan, holtikultura, gula dan jaringan kereta api. Itu semua adalah hasil studi banding yang bener, lalu diterapkan. Bukan studi banding yang hasilnya piknik, shopping dan pulang dengan membawa fotocopy perda
      Sadarlah...sadarlah........... 

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS