Bingung memilih calon kepala daerah..........

     Dengan adanya otonomi daerah dan pemekaran daerah, di Indonesia sekarang ada berapa Propinsi, berapa Kabupaten/ Kota ya...? Lantas kalau tiap tiap daerah ada pilkada, setiap tahun berapa banyak daerah yang melaksanakan pilkada, dengan biaya berapa T kalau dijumlah semua? Saya itu jadi bingung melihat siapa yang terpilih. Mestinya yang terpilih sebagai gubernur, bupati atau walikota itu, dan kemudian yang dianggap sukses memimpin daerahnya, adalah mereka mereka yang sarjana ilmu pemerintahan, ilmu administrasi negara, ekonomi publik, hukum atau mereka yang menguasai teritorial.
     Namun kenyataannya, mereka yang ahli di pemerintahan daerah, hukum dsb banyak yang tidak terpilih. yang jadi kepala daerah kadang malah ada yang ijasahnya diragukan alias palsu, yang hanya sekolah sampai kejar paket C, atau sarjana dari universitas ecek ecek dsb. 
     Dari segi pengalaman kerja, mestinya para birokrat atau manajer perusahaan besarlah yang akan sukses memimpin daerah. Maaf, jaman orde baru dulu, kalau dari militer mesti sudah pernah pegang teritorial seperti kodim dsb, kalau dari birokrat mesti pernah meduduki jabatan sekda atau setidaknya kepala dinas dan pernah menduduki jabatan dikebijakan, bukan hanya dinas teknis melulu. Dengan demikian diharapkan mereka mampu  menjalankan roda pemerintahan dengan baik, melaksanakan pembangunan dan mengantarkan daerahnya kearah kesejahteraan yang lebih baik.
     Kini, ternyata yang menjadi gubernur, bupati/ walikota lebioh banyak bukan berasal dari yang saya sebut diatas tadi. Ada bupati dengan latar belakang guru SD, maaf bukan bermaksud melecehkan, ada yang berlatar belakang bekas mandor cleaning service, pedagang pasar dan yang ngetren akhir akhir ini adalah para artis, penyanyi ndangdut juga ikut ikutan meramaikan bursa kepala daerah. Lha kalau daerah dipimpin oleh orang seperti itu, apa bisa membawa kemajuan, dan apa sebenarnya yang mereka cari ?

Syahwat politik
     Ya, sebenarnya trend orang orang terkenal, artis, penyanyi dicalonkan menjadi kepala daerah itu adalah demi meuaskan syahwat politik parpol saja. Partai akan merasa puas kalau jago yang dicalonkan terpilih menjadi kepala daerah, entah itu gubernur/wakilnya, bupati/ walikota atau wakilnya, yang penting calon yang dijagokan terpilih. Nah, untuk itu yang dicalonkan mestinya orang orang terkenal. Maka dipilihlah artis, bintang pilem, penyanyi ndangdut dsb untuk mendulang suara. Parpol parpol itu mesti lebih memilih menjagokan penyanyi ndangdut yang terkenal dari pada menjagokan pakar pemerintahan daerah tapi tidak dikenal.
     Syahwat politik, asal jagoku menang, akhirnya mengenyampingkan kwalitas orang, dan akhirnya pembangunan disuatu daerah tidak berjalan sesuai arah pembangunan, namun sesuai selera parpol yang menjagokan. Dan yang lebih parah lagi, bila dalam jago menjago tadi ada biaya politik, maka banyak kegiatan didaerah yang arahnya adalah mengembalikan biaya politik.

Birokrat yang avonturir
     Para birokratpun, baca PNS didaerah, sudah ikut tercemar dan ikut permainan politik para elit politik parpol didaerah. Aturan menyebutkan, bahwa PNS dilarang menjadi tim sukses dari calon kepala daerah. Namun sudah menjadi rahasia umum bahwa mesin penggerak dari tim sukses calon kepala daerah itu adalah para PNS, pejabat daerah yang mengharapkan sesuatu dari tokoh yang didukungnya.
    Nantinya apabila calon kepala daerah yang didukung terpilih menjadi kepala daerah, maka PNS yang menjadi tim sukses tsb akan berlomba lomba menagih janji untuk diangkat dalam jabatan tertentu. Apabila inbi terjadi, maka akan rusaklah Daftar Urut Kepangkatan, ketrampilan, kapasitas dan kompetensi pejabat. Yan g diangkat dalam jabatan adalah mereka yang pernah menjadi tim sukses, tidak peduli apa pangkatnya dan bagaimana kapasitasnya.
    Jadinya klop sudah!. Kepala daerahnya adalah orang orang yang tidak mempunyai kapasitas dalam kepemerintahan daerah, pejabatnya adlah para PNS avonturir yang mengejar jabatan dengan menjadi tim sukses.

Asesories
     Akhirnya banyak kita jumpai pembangunan disuatu daerah yang katanya hanya bermaksud mengembalikan biaya politik yang telah dikeluarkan. Kegiatan kepala daerah hanya bersifat tebar pesona, mencari simpati masyarakat untuk masa jabatan berikutnya. Dan para pejabatpun dalam menyusun kegiatan dinasnya hanya sesuai arahan kepala daerah yang sebenarnya tidak terarah.
      Kita mungkin pernah mendengar, bahwa seorang kepala daerah, demi tebar pesona mencari simpati masyarakatnya, setiap turun kedesa selalu menyebar bantuan. Jika ada warga yang kesusahan, dengan segera menebar amplop, dsb. Bahkan ada kepala daerah yang lebih mementingkan agar ada warganya yang masuk nominasi indonesia idol, seleksi ndangdut dsb. Bila ada warganya yang sampai masuk final, maka sang kepala daerah mengajak pejabat lainnya untuk menjadi suporter, berangkat ke jakarta, studio dimana sang idol bertanding.
    Demikian, banyak kegiatan kepala daerah yang sebenarnya malah tidak mengarah kepada bagaimana membangun basic ekonomi, pertanian dsb, tapi malah yang bersifat asesories, gak mutu, tapi yang begini begini ini malah yang didukung oleh banyak warga, pejabat dsb.

Kembali pada fungsi Kepala Daerah
     Percayalah padaku, bahwa para artis, bintang filem, penyanyi ndangdut dsb sebenarnya gak mudeng urusan kepemerintahan daerah. mereka sebenarnya juga korban. Korban nafsu syahwat para elit/ politikus lokal yang ingin partainya menang. Maka ya jangan disalahkan kalau yang dikerjakan jauh dari fungsi pemerintah daerah.
    Seorang pejabat senior di daerah pernah mengeluh akan tingkah laku bupatinya. Sehari hari hanya sibuk menerima tamu yang tidak ada hubungannya dengan pembangunan daerah, kegiatan sang bupati juga jauh dari tugas tugas pemerintahan...."Wah, ngurus negara/ ngurus daerah kok kayak ngurus mainannya sendiri saja..."
    Bahakan seorang teman yang mantan pejabat eselon 2 di daerah, nekad mau mencalonkan diri sebagai kepala daerah. Dia berucap bahwa dia mau mencalonkan diri itu untuk menunjukkan dan memberi contoh,..."ini lho yang mestinya dilakukan oleh seorang kepala daerah....."
     Akhirnya mari kita renungkan Hadist Rasulullah saw, " Jika suatu urusan diserahkan kepada yang bukan ahlinya, maka tunggulah kehancurannya..." 

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Desa Wisata, sebagai destinasi wisata yang lagi ngetren

     Wisata saat ini cenderung kembali ke alam,. kembali hal hal yang bersifat natural. Memang wisata yang bersifat instan juga semakin banyak, misalnya mal, tempat perbelanjaan dsb. Namun arus yang lebih kuat adalah wisata kembali kealam. Pantai, gunung, hutan dan alam yang masih perawan, yang masih segar, yang belum tercemari makin banyak diburu oleh wisatawan.
     Kondisi ini lalu ditangkap oleh pemerintah daerah maupun usaha usaha wisata, untuk menyiapkan destinasi wisata baru yang cenderung kembali kealam. Destinasi wisata baru itu bisa berupa pantai yang belum digarap, gunung, alam yang indah, trek pedesaan dsb.
     Yang lagi ngetren saat ini adalah adanya "desa wisata". Yakni desa pemukiman yang jauh dari perkotaan, dimana masyarakatnya masih asli, petani atau usaha kerajinan tradisional dsb, yang lalu dibenahi, ditambah fasilitasnya, jalan yang mulus, warung souvernir, home stay dsb, yang pada dasarnya adalah untuk menarik wisatawan. Apa saja yang menarik dari desa wisata tsb?

Melihat kehidupan masyarakat desa
     Orang kota, wisatawan yang terbiasa dengan kehidupan kota yang ingar bingar, sibuk, dikejar oleh waktu, dengan mengunjungi desa wisata akan dipeerkenalkan dengan tata kehidupan masyarakat desa yang masih alamiah dan tradisional. Bangun pagi ke masjid, lalu mandi di kali atau di kamar mandi yang mesti harus menimba dulu, lalu memasak, sarapan dengan hidangan masakan tradisional, diambil dari kebun dibelakang rumah, dsb, pokoknya bagaimana kehidupan masyarakat desa yang ayem, tenteram, alon alon waton kelakon .......

Melihat alam yang masih asli
     Alam pedesaan yang masih asli, segar, jauh dari polusi, ini yang akan membuat wisatawan betah menikmati wisata alam pedesaan. Dari pemerintah maupun pelaku wisata lalu menyediakan fasilitas berupa joging trek, atau trek sepeda, atau setidaknya jalan jalan pedesaan diatur mulus, bagi yang hanya ingin jalan jalan dapat menikmatinya. Ada hamparan sawah, tegalan, saluran irigasi, kolam ikan, kandang ternak dan rumah rumah penduduk dengan gaya pedesaan

Menghayati kehidupan petani
     Banyak desa wisata yang juga menyediakan paket agar wisatawan dapat merasakan langsung kehidupan petani. Ada paket ikut membajak sawah dengan bajak tradisional yang ditarik kerbau, ada paket ikut menanam padi disawah, dimana wisatawan ikut terjun kesawah dengan berkubang lumpur, ada paket memandikan ternak disungai, dsb. Pendek kata wisatawan diajari dan ikut merasakan bagaimana kehidupan dipedesaan khususnya petani.

Membuat kerajinan tangan
     Desa wisata umumnya juga menonjolkan kerajinan tangan khas desanya. "one village one product". Ada desa wisata penghasil kerjinan anyaman bambu, ada desa wisata penghasil kerajinan gerbah, batik, kain songket, batu akik, makanan khas, cendera mata, furnitur tradisional, dsb. Desa desa ini umumnya juga menyediakan paket cara membatik, membuat aneka makanan, membuat gerabah dsb yang dapat diikuti wisatawan yang datang.

Melihat upaya pelestarian alam/ lingkungan
      Desa wisata diderah pesisir, kita bisa melihat upaya pelestarian alam dengan menanam bakau/ mangrove, pelestarian penyu, upaya menahan abrasi dsb. Desa di pedalaman, kita bisa melihat desa yang melestarikan burung bangau, hewan lain yang terancam punah, penangkaran hewan dan pembibitan tanaman, bunga dsb. Dengan mengunjungi desa wisata tsb kita diajari mencintai alam dan ada upaya untuk ikut serta melestarikannya.

Ternyata tidak semua alamiah
     Sisi kurang dari desa wisata kita adalah sentuhan modernisasi telah merambah kedesa. Tidak semua rumah bergaya tradisional khas daerah. Rumah rumah yang bergaya moderen, gaya spanyol, mediterania dan apa lagi namanya, banyak dijumpai. Juga papan reklame, tiang listrik, menara seluler dan tanda tanda kehidupan moderen telah masuk kealam pedesaan. Di Bali, Jepang, Cina, katanya ada desa wisata yang tetap dilestarikan wajah dan bentuk sepeerti desa di abad lalu. Tidak ada jalan aspal, tidak ada tiang listrik dan rumah rumahpun dipertahankan  bentuknya seperti rumah tempo dulu. Desa seperti ini sangat laris untuk shooting film yang bersetting abad pertengahan. Kalau ditempat kita apa ada desa seperti ini?

Kemana kita akan mengunjungi desa wisata?
     Jika kita ingin mengunjungi desa wisata, kemana kita akan menuju?. Tetapkan dulu desa wisata macam apa yang akan kita kunjungi. Kita ingin melihat kehidupan petani, atau akan ikut melestarikan alam, atau ingin mempunyai pengalaman naik turun bukit, menyusuri sungai, atau jogging sepanjang jalan pedesaan, atau ingin membatik, membuat gerabah, atau hanya sekedar melihat kehidupan pedesaan? Dibawah ini contoh desa wisata yang bisa kita kunjungi dengan kekhasan dan keunggulan masing masing.

Bali
    di Bali banyak sekali desa wisata dengan kekhasan masing masing, tinggal kita ingin yang mana yang akan kita kunjungi. Antara lain adalah:
  1. Desa adat Panglipuran, Bangli - Bangli. Disini kita akan melihat kehidupan adat dan khasnya adalah tanaman dan bangunan dari bambu.
  2. Desa Belega dan Bona, Blahbatuh - Gianyar. Kekhasan kedua desa ini adalah produk kerajinan dan cendera mata.
  3. Desa Gelgel, Klungkung - Klungkung. Khasnya adalah kain tenun/ songket.
  4. Desa Baha, Mengwi - Badung. Pemukiman dan kehidupan warga desa.
  5. Desa Jatiluwih, Penebel - Tabanan. Disini kita akan menjumpai sawah terasering yang terkenal itu.
  6. Masih banyak desa wisata di Bali, al; Desa Sebatu, desa Kemasan, desa Taro dll.

Jogjakarta
     di Jogja, sebagai destinasi wisata kedua sesudah Bali, juga tidak kalah banyak mempunyai desa wisata. Bila kita mengunjungi Jogja, kita bisa mengunjungi desa wisata antara lain adalah :
  1. Desa Brayut, Pendowoharjo - Sleman. Kekhasan utama adalah kehidupan masyarakat Jawa dan budayanya serta rumah rumah joglo.
  2. Desa Brayan, Sendang Arum - Minggir. Khasnya adalah kerajinan bambu dan kesenian tradisional seperti salawatan dan kuntulan.
  3. Desa Grogol, Margodadi - Seyegan. Khasnya adalah upacara adat, makanan khas, pertanian dan pembuatan wayang kulit/ kerajinan sungging.
  4. Desa Turgo, Purbobinangun - Pakem. Khasnya adalah bekas letusan gunung merapi, treking pedesaan, mengolah teh pedesaan dsb.
  5. Desa Kinahrejo. Saat ini mungkin yang paling terkenal, karena disini tempat tinggal Mbah Marijan, juru kunci/ penunggu gunung Merapi, yang tewas akibat letusan gunung merapi yl. Disini kita bisa menyewa mobil dobel gardan atau sepeda motor trail untuk melihat bekas letusan gunung merapi yl
  6. Masih banyak desa wisata di Jogja, al. Desa Trumpon, desa Kelor, desa Garongan, desa Kasongan dsb         

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Brongkos kepala kambing, antara Tembarak dan Tempel......

     Ada dua tempat yang sangat terkenal akan masakan brongkos kepala kambingnya. Yang pertama yakni di Tembarak Temanggung dan yang kedua adalah di Tempel atau sekitar jembatan kali Krasak, tepatnya diperbatasan Jawa Tengah dan DIY. Bagi penggemar dan pemburu kuliner pasti tidak akan melewatkan dua tempat ini untuk merasakan sensasinya, sekaligus wisata pedesaan melihat keindahan daerah yang kaya gunung ini. Merapi, Merbabu, Sindoro dan Sumbing.
     Masakan brongkos itu apa to?....Bagi yang sudah kenal ya pasti akan mertasakan lezatnya. Bagi yang belum, mungkin bisa dipertimbangkan, atau bahkan ada satu nama, yakin brongkos, tapi dibeberapa tempat ternyata berbeda. Brongkos kepala kambing dan kaki kambing, dengan bahan dasar kedua yang saya sebutkan tadi. Setalah dibersihkan dan dibelah belah, lalu direbus hingga empuk. Kemudian dibumbui. Bumbu tertdiri dari rempah rempah/ Salam laos, jahe sereh. Lalu ada yang diuleg, brambang, bawang, tumbar/mrica dsb, masing masing orang punya kombinasi bumbu yang berbeda, namun yang khas dan tidak boleh dihilangkan adalah kluwek yang memberi aroma dan warna hitam. Juga lombok, lombok merah atau lombok rawit, banyak atau sedikit, masing orang akan berbeda dan akan menjadi ciri khas pada setiap warung. Banyak warung makan brongkos, tinggal silahkan pilih sesuai selera.

Tembarak, Temanggung
     Dari perempatan BCA, disebelah timur alun alun Temanggung, belok kiri/ keselatan terus lk 10 km, kita akan sampai ke kecamatan Tembarak. Sebelum kecamatan ada pertigaan yang terkenal, yakni pertigaan Menggoro. Nah, disekitar Menggoro inilah banyak warung makan khas masakan brongkos kepala kambing. Ada beberapa warung yang berdiri disini dengan kekhasan masing masing. Silahkan pilih sesuai selera, bila anda bukan pengidap darah tinggi ataupun kolesterol.
     Sepiring nasi putih dengan lauk borngkos kepala dan kaki kambing. Kita tinggal pesan, mau kaki, kepala, lidah, mata, kuping atau otak?. Panas, pedas, segar kehitaman, ditambah suasana pedesaan dan udara gunung, tentu akan membangkitkan selera........

Tempel, Magelang/ Jogja
      Kalau kita berkendaraan Jogja - Magelang, diperbatasan kedua propinsi ini, tepatnya di jembatan kali Krasak. Nah dibawah jembatan ini, awal mulanya brongkos kepala/ kaki kambing. Dari arah Jogja, mengfambil jalan yang kekiri, disamping jembatan yang sekarang, kita akan menjumpai jalan lama. Belok kanan dikit, ada warung makan brongkos yang pertama kali. Disamping brongkos kepala/ kaki kambing, ada banyak pilihan masakan lainnya.
     Kini brongkos Tempel ini sudah menyebar kemana mana. di jalur jalan Jogja - Megelang, sekitar jembatan kali Krasak banyak sekali warung makan brongkos. Silahkan pilih, namun biasanya, warung makan yang laris itulah yang paling enak. Setidaknya perputaran masakannya, jaminan masakan yang selalu baru.
So......mari kita coba. Panas, pedas, segar kehitaman, kenyang, cuma hati hati yang darah tinggi

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Pusat pusat kuliner Magelang.....Lho kok bau???

     Walikota Magelang membuat gebrakan baru. Pedagang makanan kaki lima dilokalisir, dibuatkan pusat pusat kuliner yang reprsentatif sehingga menarik. Ada pusat kuliner Tuin Van Java, Pusat Kuliner Sejuta Bunga, Jalan Tidar, Jalan Sigaluh dan depan hotel Sriti. Dengan adanya pusat pusat kuliner tsb, kehidupan malam di Kota Magelang menjadi lebih semarak, masyarakat yang ingin makan diluar dan mencicipi jajanan dan makanan akan merasda lebih nyaman. Pedagangpun diuntungkan karena dengan terlokalisir dalam pusat pusat kuliner, mereka lebih dikenal dan menjadi lebih laris.
     Namun stelah berjalan beberapa waktu, ternyata ada yang membuat tidak nyaman, yakni adanya gangguan berupa bau yang tidak sedap, yang berasal dari limbah kuliner itu sendiri. Masalah ini mestinya perlu segera diatasi agar kenyamanan pengunjung tidak terganggu sekaligus memberi pelajaran kepada para pedagang akan penting menjaga kebersihan. Juga mengajak pedagang agar mempunyai kebiasaan yang baik sekaligus mempertahankan Magelang sebagai kota Adipura.

Limbah padat
     Limbah padat dari pedagang makanan, rumah makan lesehan, berupa sisa sisa makanan pengunjung, perasan jeruk  minum. bungkus makanan, umumnya sudah dapat teratasi, karena pagi harinya atau dini hari malahan, para pasukan kuning dengan rajin akan menyapu jalan dan tempat pusat pusat kuliner. Namun yang disayangkan, baik pengunjung maupun pedagang membuang sampah seenaknya, tidak ditempat sampah. Mereka mungkin berpikir, "toh besok sudah ada yang menyapu". Saya pernah berjalan jalan pada pagi hari sekali, sesudah subuh, sebelum pasukan kuning memulai tugasnya. Waduh, bekas tempat pedagang nasi kucing, limbah bekas bungkus nasi kucing bertebaran ditrotoar dan aspal tempat si pedagang mangkal.
     Memang sebentar lagi kan dibereskan oleh pasukan kuning, namun kebiasaan membuang sampah seenaknya, nanti toh ada yang menyapu, harus diubah, menjadi .."aku selesai jualan harus tanpa jejak/ tanpa sampah katrena semua sampah sudah kubuang pada tempatnya....."

Limbah cair
     Nah, limbah cair inilah biang keladi dari bau busuk yang menyengat pada pusat pusat kuliner. Limbah cair berasal dari air cucian piring, yang pasti mengandung sisa sisa makanan, baik yang larut dalam air maupun yang berlemak, minyak dsb. Sisa makanan, lemak, minyak dan mungkin limbah padat yang terlarut dalam air cucian, lalu dibuang keselokan. Celakanya selokan tidak mengalir, sehingga limbah cair tsb lama lama menumpuk diselokan dan membusuk. Inilak yang menimbulkan bau tidak sedap.

Noda minyak dan lemak
     Bekas tempat dimana alat masak berada, pada waktu memasak dan menggoreng, pasti akan terdapat tumpahan minyak, minyak yang muncrat dsb. Ini akan menimbulkan noda ditrotoar dan apabila terkena debu atau kotoran lainnya, akan melekat pada minyak dan menimbulkan noda hitam yang lama kelamaan semakin menebal dan hitam. Membuat pemandangan tidak sedap dan bau.

Perlu tindakan segera
    Agar pusat kuliner tsb tetap menarik pengunjung dan   memberi kenyamanan para pengunjungnya, gangguan berupa bau yang tidak sedap dan noda noda minyak yang makin lama makin tebal ini harus segera diatasi. Apa daya, ternyata saluran pembuangan ditempat pusat kuliner ini ternyata tidak mengalir. Harus ada tindakan ekstra untuk mengatasi masalah ini.
  • Perlu sekali sekali mendatangkan truk tangki yang biasa untuk menyiram taman dan tanaman dimusim kemarau. Cobalah semprot itu saluran pembuangan, got got tempat limbah cair dibuang oleh para pedagang kuliner. Disemprot hingga mengalir kesaluran yang lebih besar untuk kemudian mengalir kesungai.
  • Untuk sedikit mengurangi, pedagang diajari agar limbah cair yang dibuang kesaluran, disaring lebih dahulu, setidaknya limbah padat yang berpotensi busuk tidak ikut terbuang ke saluran.
  • Perlu sekali sekali pedagang diajak kerja bakti, disiang hari tentunya, pada saat mereka tidak berdagang, untuk mencuci, menyikat dan mengerok noda minyak yang menebal itu. Pakai sikat dan deterjen, hingga trotoar dan aspal kembali bersih. Sayang kan, kalau trotoar sudah diganti dengan keramik yang bagus kok penuh dengan noda noda hitam. Salut, saya pernah melihat karyawan sebuah supermarket yang bekerjabakti membersihkan dan mengepel lantai keramik di pusat kuliner hingga kembali bersih. Lha kalau karyawan lain saja mau kerja bakti, masakan yang menempati, ya pedagang kuliner itu tenang2 saja? menunggu kalau ada kerja bakti masal dari instansi pemerintah? Enak aja

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

PNS itu sudah melupakan gajinya........

     Dulu ada ungkapan, "kalau ingin kaya, jangan jadi PNS sebab PNS itu gajinya kecil. Kalau ingin kaya ya jadilah pegawai swasta atau wirausaha" Tapi rasanya ungkapan ini sekarang sudah tidak tepat karena gaji PNS sekarang sudah sangat tinggi ,dibanding beban kerjanya, dibanding gaji pegawai swasta kelas kelas biasa. Bahkan ada toko buku yang beriklan demikian "Ingin menjadi PNS dengan gaji tinggi dan selalu naik?, kami menyediakan kumpulan soal soal test CPNS......"
     Rasa rasanya menjadi PNS sekarang suatu idaman. Selain bergaji tinggi, masih mendapat honor dan seabreg tunjangan lainnya yang kalau dijumlah ya cukup besar. Bahkan dengan sistim anggaran kinerja sekarang, seolah PNS itu sudah melupakan gajinya. Artinya, mereka masih menuntut honor atau apa namanya setiap melaksanakan pekerjaan. Seorang staf yang ditugaskan untuk menyusun anggaran, akan mendapat honor penyusunan anggaran. Membuat laporan tahunan, akan mendapat honor penyusunan laporan, dst dst.
 Tergantung eranya
   Era tahun limapuluhan, atau awal awal kemerdekaan sampai dengan tumbangnya orde lama, PNS itu betul betul mengabdi. Etos kerja yang tinggi, cinta pada pekerjaannya, semangat mengabdi pada pekerjaannya dengan gaji yang kecilpun mereka tidak mengeluh. Gaji PNS itu dulu katanya hanya cukup untuk hidup 10 hari, lainnya ya cari cari sendiri. Maka pada waktu itu muncul istilah Pamong Praja, Abdi Negara dsb. karena mereka memang punya niat menjadi [pamong bagi masyarakatnya, menjadi abdi bagi negaranya.
    Era awal orde baru, era PNS dibawah pembinaan Korpri, semangat pamong dan menjadi abdi negara masih baik. Pembinaan oleh organisasinya juga cukup baik. Semangat mengabdi, cinta pada pekerjaan, etos kerja, jiwa korsa, masih terpupuk tinggi. Memang sudah ada pencemaran dimana PNS bukan hanya melayani, tapi juga dilayani. Sebenarnya PNS yang ingin dilayani ini hanya akan nampak nyata pada dinas yang mempunyai kewenangan, misalnya yang menerbitkan ijin, dsb. Dinas yang mempunyai fungsi pelayanan dan berhub langsung dengan masyarakat, semangat melayani masih cukup tinggi.
    Era boom minyak, dimana keuangan negara membaik, anggaran meningkat( walau dari utang LN hehe), banyak proyek, maka mulailah pencemaran mainset/ cara berpikir PNS makin menjadi jadi. Disamping gaji, mereka bisa mendapat honor dari proyek, perjalanan dinas dan honor2 kepanitiaan lainnya. Disni mereka mulai melupakan tugas pokoknya. yang dikerjakan adalah yang ada proyeknya. Tugas pokok dinas dikerjakan kalau ada waktu dan perintah. Disinilah awal mereka lupa bahwa mereka telah menerima gaji bulanan yang jumlahnya besar.
    Era orde baru berlalu, masuk ke era reformasi, penyusunan anggaran katanya "anggaran berbasis kinerja". Mestinya diharapkan anggaran pemerintah membaik, kinerja PNS juga membaik, tapi yang terjadi adalah: kalau tidak ada anggaran, pekerjaan ya tidak dilaksanakan. Kinerja malah melorot. Semua pekerjaan berdasarkan .....ada anggarannya enggak??....Nah, disinilah PNS semangkin melupakan bahwa mereka telah menerima gaji bulanan. Tidak ada lagi semangat mengabdi pada negara, semnangat sebagai pamong masyarakat, yang ada adalah....ada duitnya nggak??....

Merasa paling berjasa, paling dibutuhkan
    Era sekarang juga ditandai dengan masing masing satuan kerja merasa paling dibutuhkan, paling berjasa, sehingga mestinya mendapat porsi anggaran terbesar, honor paling besar dan kesejahteraan paling besar. Satuan kerja yang bertugas menyusun anggaran berdalih, kami yang paling sibuk menyusun anggaran, kalau tidak kami susun, maka pemerintahan dan pembangunana tidak jalan, dalam menyusun anggaran diperlukan keahlian khusus yang tidak dimiliki oleh satuan kerja lain. Jadi sudah sepantasnya kami mendapat honor tinggi. Satuan kerja yang bertugas menyusun SOTK juga demikian. Kami yang paling sibuk, kalau tidak kami susun tidak ada satuan satuan kerja. Dalam menyusun ini diperlukan keahlian khusus yang tidak dimiliki satuan kerja lain. Jadi kami mesti mendapat honor tertinggi. Satuan kerja yang bertugas di pemungutan pajak, retribusi juga akan merasa paling berjasa. Lha kalau tidak kami carikan uang, darimana anggarannya. Maka mestinya kami yang paling tinggi honornya.
     Akhirnya mereka berlomba lomba mendapatkan anggaran yang tinggi, honor yang tinggi, pokoknya diluar gaji harus ada honor yang paling tinggi.

Saling iri antar profesi
     Semangat merasa paling berjasa inilah yang akhirnya juga melahirkan perasaan iri dengan profesi lain. Juga ada perasaan merasa dipinggirkan, dianak tirikan, lalu berjuang untuk mendapatkan penghasilan yang setara dengan profesi lain. Maka muncullah istilah renumerasi, serttifikasi dsb, yang walau sebenarnya tujuannya baik, tapi ujung ujungnya adalah bagaimana meningkatkan penghasilan satu profesi tertentu. Sekarang masing masing profesi berjuang untuk mendapatkan renumerasi, sertifikasi dsb entah apa lagi namanya, tapi yang jelas, dengan itu, ada tambahan penghasilan.

Kembalilah pada khittahmu
     Wahai PNS, kembalilah pada khittahmu. Bahwa anda adalah abdi masyarakat, abdi negara. Kalian bekerja adalah untuk mengabdi, mengerakkan roda pemerintahan dan pembangunan serta melayani masyarakat. Untuk itulah anda digaji. Jika anda melihat pendahulu anda, mestinya gaji sekian itu sudah cukup besar.
     Kalau toh anggaran berbasis kinerja, mestinya juga harus dilihat Standar Pelayanan M inimal yang harus anda kerjakan, sebagai pertanggung jawaban anda menerima gaji. Juga harus diingat bahwa seorang PNS itu mesti punya uraian tugas/ tupoksi, apa yang mesti dikerjakan. Lha kalau melaksanakan tugas pokoknya kok minta honor tambahan, bahkan adakalanya mengikuti rapat kok ada honornya, apa itu bukan suatu korupsi terselubung? Memang dalam anggaran kinerja ada hal hal yang harus ada anggaran tambahan, sesuai dengan beban kerja,  biaya yang dikeluarkan dan tugas tugas yang memang perlu anggaran.
     Mari kita set ulang pola pikir kita tentang anggaran kinerja, sehingga tidak ada istilah ....."saben obah, duit"...mana yang merupakan tugas pokok, SPM yang itu merupakan pertanggungan jawab kita menerima gaji, mana yang harus ada anggaran tambahan, kita harus bisa memilah.
      Yang harus diset ulang juga adalah jangan merasa paling berjasa, profesiku paling dibutuhkan, jangan merasa iri dengan profesi lain, bekerjalah dengan dilandasi rasa pengabdian, ibadah kepada Allah, nanti anda akan merasa, gaji berapapun anda akan puas, cukup dan barokah. Amin.
       
     

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS