Pasar Tradisional, sebagai tempat tujuan wisata....

     Bicara mengenai pasar tradisional, tentu pikiran kita mengarah kepada pasar yang kumuh, kotor, semrawut, basah, tidak teratur dsb. Makanya pasar tradisional diistilahkan wet market. Barang yang dijualpun mutunya dibawah pasar moderen/ swalayan/ upermarket. Harganya juga dengan sistim tawar menawar, bukan harga pas. Namun bagaimanapun juga pasar tradisional ini tetap dibuituhkan untuk melayani masyarakat kelas menengah kebawah.
     Dibanyak kota, telah banyak pasar tradisional yang berubah menjadi pasar moderen. Contohnya saja di Solo, pasar Singosaren tempo dulu telah berubah menjadi pusat pertokoan Matahari dsb. Namun banyak pula Pemerintah Daerah yang cerdas, menata pasar tradisional menjadi pasar m oderen yang bersih, tertata rapi dengan tidak meninggalkan ciri pasar tradisional, dan tetap diperuntukkan bagi pedagang/ masyarakat kelas bawah. Ciri pasar tradisional adalah tetap ada kios kios, los dan pedagang oprokan/ lesehan.
     Kios, bentuknya tertutup seperti toko kecil, berukuran 3 x 4 m, 4 x6 m dsb sesuai kondisi pasar, dengan pintu kuat, biasanya dibangun mengelilingi pasar. Los, dibangun ditengah pasar, berupa bangunan panjang, dimana pedagang mendapat jatah kapling kosong, misalnya 3 x3 m, 2 x2 m dsb, kemudian pedagang membangun dengan bahan semi permanen, misalnya dengan bahan dari kayu, kotak, lemari, dasaran dsb dengan bentuk ukuran yang telah ditetapkan. Los ini pada umumnya telah ada pembagian sendiri, misalnya los khusus daging, los khusus sembako, los sayuran dsb. Oprokan ialah los yang diperuntukkan pedagang yang tidak mampu membeli kios ataupun los.
    Pasar tradisional yang sudah direnovasi dan ditata bagus tentu akan menarik untuk dikunjungi. Pembelipun merasa lebih nyaman. Dan biasanya pasar tradisional yang sudah direnovasi ini dibagian belakan ada los khusus untuk makanan dan jajanan. Ada yang sudah dikemas seperti foodcourt, ada yang dikemas menjadi puja sera, namun ada pula yang masih berbentuk tradisional dengan warung warung makan. Aneka jajanan dan masakan dapat kita jumpai disini. Nah.....kesinilah tempat tujuan wisata kuliner kita kali ini.

Aneka jajanan
     Kita dulu tentu mengenal istilah jajan pasar. Ada jajanan klethikan/snak seperti marning, klanting, emping, peyek, kripik dsb yang tradisional. Ada juga jajanan kue basah, apem, klepon, getuk tadisional, sawut dan jajanan lain yang hampir punah, yang hanya bisa kita jumpai dipasar tradisional. Sangat baik untuk mengajak anak anak kesini, mengenalkan mereka dengan jajanan tradisional. Disaat mereka hanya kenal jajanan modern dan instan. Chiki, coklat, donat dsb.

Aneka lauk matang
     Bagi ibu rumah tangga yang sibuk, wanita karier, atau mereka yang tidak sempat memasak dirumah, maka pasar tradisional bisa menjadi alternatif sepulang kantor langsung mampir kesini. Tinggal pilih, bungkus, bayar, sampai dirumah tinggal menikmati. Aneka sayur, lodeh, bening, gudeg, masakan cina, juga lauk, sate, ayam goreng, baceman, penyetan, sea food dsb.

Aneka masakan
     Tidak ingin membawa pulang dan ingin dinikmati disini?...Aha..ini tempatnya. Warung tradisional, pujasera, foodcourt, banyak menyertai pasar tradisional yang sudah ganti wajah ini. Mau nasi goreng, bakmi tradisional, bakmi ala cina, sate, gule, soto, bakso....semua ada. Tinggal pilih sesuai selera kira. Tempatnyapun sekarang sudah bersih, teratur tertata rapi, membuat para pengunjung betah dan suatu saat akan kembali lagi kesini.

Bagi anda yang tidak ingin makan disini dan ingin memasak sendiri dirumah, jelas pasar tradisional ini tempat untuk mendapat bahan mentah. Aneka sayuran segar, buah buahan, ikan laut, ikan air tawar, daging ayam, sapi dsb tersedia disini dengan los yang sudah teratur dan bersih.

Namun menjadi pertanyaan, apakah pasar tradisional yang sudah direnovasi ini bisa dipertahankan terus kebersihan dan keteraturannya oleh pedagang, pengunjung dan pengelola?.Jangan jangan cuma pada tahun tahun pertama kelihatan bersih, rapi, teratur, lalu tahun berikutnya kembali seperti pasar tradisional waktu lalu, kumuh, kotor, semrawut........ 

Jangan berpikir negatip dulu...so, mari berwisata kepasar tradisional.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar