Mengatasi kemacetan di Jakarta, Surat terbuka untuk pak Djokowi



Kemacetan di Jakarta sudah menjadi penyakit kronis yang tak kunjung rampung. Berbagai upaya telah dilakukan, sejak jaman gubernur yang lalu sampai gubernur sekarang, bapak Djoko Widodo. Mulai dari membangun jalan baru, jalan layang, menmbah armada angkutan umum, monorel dsb dsb...namun kemacetan tak kunjung rampung juga, kalau tidak dikatakan bertambah parah.
Kalau boleh aku usul nih..pak Djokowi, tapi mungkin usulanku ngoyoworo. Namun walau ngoyoworo, setidaknya bisa dijadikan bahan renungan untuk mengurai kemacetan di Jakarta khususnya, dan kota kota lain di Indonesia umumnya.
1.     Membatasi kepemilikan kendaraan bermotor
     Ini jelas melanggar hak warga!!. Semua warga berhak memiliki kendaraan bermotor, baik roda 2 maupun roda 4. Apapun tingkat sosialnya, berapapun penghasilannya. Jadi membatasi kepemilikan kendaraan bermotor akan dianggap melanggar hak warga.
     Namun pemerintah bisa menerapkan prasyarat bagi yang akan memiliki kendaraan bermotor. Prasyarat yang paling mudah dan rasanya juga diterapkan diluar negeri adalah : Mereka yang mempunyai kendaraan harus mempunyai garasi atau setidaknya halaman untuk memarkir kendaraannya. Prasyarat prasyarat lain silakahkan dicari, setidaknya dengan cara ini, warga tidak akan gampang memiliki kendraan bermotor
2.     Tidak boleh parkir di jalan raya, jalan kolektor dan jalan lingkungan
     Lanjutan dari ad.1 diatas, cobalah pak Djokowi sekali sekali blusukan dimalam hari, melihat jalan jalan lingkungan, jalan kolektor, perumahan dsb, disitu akan berderet deret mobil mobil diparkir, kepunyaan warga yang punya mobil tapi gak punya garasi. Akibatnya jalanan menjadi sempit dan susah dilalui.
     Ini harus juga diatasi!!. Warga yang memarkir mobil dijalan harus dikenai ongkos retribusi parkir yang tinggi, dan kedepannya dilarang sama sekali memarkir mobil dijalanan.
3.     Hapuskan aja kendaraan dinas/ kendaraan plat merah
     Nha...yang ini harus berlaku untuk seluruh negeri. Cobalah diadakan penelitian, kendaraan plat merah itu apa efektif to? Lha wong itu hanya fasilitas dari negara, namun banyak digunakan untuk kepentingan pribadi. Bahkan kalau didesa desa banyak yang digunakan untuk ngarit( Nyari rumput). Makanya lebih baik kendaraan plat merah itu dihapus saja.
     Tapi ya tentunya tidak digebyah uyah. Banyak pula kendaraan plat merah yang berguna. Banyak pula instansi yang membutuhkan kendaraan dinas. Cobalah diseleksi, mana yang perlu kendraan dinas, mana yang sebaiknya dihapus saja.
4.     Dilarang kekantor menggunakan kendaraan pribadi
     Ke kantor menggunakan kendaraan pribadi itu yang bikin macet! Satu orang satu kendaraan...wadouuw, ampun macetnya! Sampai dikantor, semua halaman penuh untuk parkir kendaraan staf/karyawan, bahkan tamu dinaspun susah untuk mendapat tempat parkir.
     Makanya, kedepan harus dibuat peraturan bahwa karyawan dilarang kekantor menggunakan kendaraan. Kalau boss masih boleh hehehe.....
5.     Perbanyak angkutan masal baik kwalitas maupun kwantitas
    Lha kalau dilarang menggunakan kendaraan pribadi, lantas pakai apa?. Kalau pakai kendraan umum, panas, lama, suka ngetem, suka ngebut, banyak copet, banyak pengamen..walah walah....pokoknya gak enak babarblas naik kendaraan umum itu
     Makanya angkutan umum harus dibernahi agar nyaman dan karyawan tertarik untuk kekantor/ke tempat kerja naik kendaraan umum. Bus kota, bus transjakarta, monorel, subway...atau setidaknya bus kota yang udah tua tua itu diremajakan
    Sokur bage instansi, perusahaan, pa brik dsb menyediakan bus karyawan dengan rute tertentu. Ini akan sangat membantu dan mengurai kemacetan.
     Salut pula bahwa pengembangan angkutan masal telah dimulai. Ka;lau gak dimulai ya kapan akan mulai. Hanya satu kata : T e r u s k a n.......
6.     Rumah dinas/ rumah karyawan didekat kantor atau pabrik
     Gimana gak mecet, lha wong kantornya di Jakarta kota tapi rumahnya di Bogor, Bekasi, Depok dan perumahan perumahan pinggiran Jakarta!!
     Aku usul agar perusahaan itu punya dormitory, rumah singgah, ataupun bedeng buat karyawannya agar mereka gak perlu naik kendaraan umum, cukup jalan kaki aja kalau ketempat kerja
7.     Relokasi pabrik/ industri yang mempunyai karyawan seribu keatas, keluar kota
    Kalau semua industri di Jakarta, kantor di Jakarta, perusahaan di Jakarta, ya jangan disalahkan jakarta punya macet. Makanya perlu dipikirkan, perusahaan besar, industri besar yang mempunyai karyawan ratusan bahkan ribuan, lebih baik  direlokasi keluar Jakarta. Biar beban Jakarta gak terlalu berat.
     Pengecualian kalau perusahaan itu mampu menyediakan tempat/ perumahan/ dormitory/ bedeng atau apalah yang mampu menampung karyawannya.
Mohon maaf mas Djokowi, ini mungkin ngoyoworo, namun setidaknya sumbang saran dari seorang yang hormat pada anda. Kalau ada yang baik, silahkan diserap, kalau jelek dan gak mutu, masukkan aja ke tempat sampah.....

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Copot Pentil.....gembosi!!!

     Kebijakana Pemda DKI dalam hal penertiban parkir, parkir liar, perlu diapresiasi. Kendaraan roda dua, roda empat yang diparkir ditempat yang tidak semstinya, digembosi bannya, diambil pentilnya, lalu ditempeli surat peringatan agar mengambil pentilnya dikantor Dinas Perhubungan (atau polantas?) untuk diberi sutar tilang. Ini bisa dikatakan penertiban, bisa dikatakan shock terapi, atau setidaknya memberikan efek jera agar kendaraan tidak parkir disembarang tempat.
     Sudah lama masyarakat muak dengan perilaku pengendara kendaraan roda dua, roda empat yang berperilaku seenanknya. Bukan hanya parkir, namun juga perilaku yang melawan arus, menggunakan trotoar untuk lewat dsb dsb. Ingat bahwa perilaku kita dijalan raya, itulah certmin karakter kita. Jadi, karakter bangsa Indonesia ya kayak gini lah. Makanya kebijakan menggembosi ban kendaraan yang parkir seenaknya patut diacungi jempol. mudah2an bukan hangat hangat tai ayam, lalu berhenti sampai disini.

Harus ada tindak lanjut
    Ya, harus ada tindak lanjut. Bagaimanapun juga parkir liar itu mesti ada bekingnya. Lha bekingnya, aparatnya juga harus disikat. Lalu si tukang parkir liar itu mesti juga harus ditertibkan agar tidak lagi berani membuka lahan parkir liar disuatu tempat yang seharusnya terlarang.
    Bukan hanya melarang, namun juga harus dicarikan jalan keluar. Terutama bagi tukang parkir liar, dicarikan alternatif kerjaan yang lebih menjanjikan untuk menopang hidupnya. Lalu lokasi parkir resmi, atau segmen segmen jalan yang diijinkan untuk tempat parkir juga harus lebih ditata dan ditingkatkan kapasitasnya.

Kembalikan ruang publik
   Nha...ini yang mestinya terjadi. Trotoar itu buat pejalan kaki. Tapi udah lama gak bisa untuk berjalan kaki lantaran penuh dengan kaki lima, tempat parkir liar dan juga untuk lewat kendaraan terutama yang roda dua. Jadi mestinya penertiban ini juga bertujuan untuk mengembalikan fungsi trotoar untuk pejalan kaki. Menambah lebar jalan yang selama ini menyempit lantaran dipakai untuk parkir, dus akanmemperlancar lalu lintas dan membuat nyaman pejalan kaki

Golnya adalah: Masyarakat mau menggunakan angkutan umum!!
     Kalau tempat parkir udah susah didapat, kalau parkir sembarangan kena sangsi, maka diharapkan masyarakat mau menggunakan angkutan umum. Jumlah kendaraan dijalan akan berkurang banyak, terutama mobil pribadi dan sepeda motor
    Wuaah....jalanan akan lancar dan lalu lintas gak macet. Tapi munbgkinkah itu terjadi?. Ya muingkin aja kalau ada kermauan semua pihak.
    Seirang dengan itu, mestinya juga dibenahi itu angkutan umum. Mulai dari bus kota, angkot, monorel atau apa ajalah yang penting bisa mengangkut dengan jumlah banyak, aman nyaman, tepat waktu dsb dsb..............

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Mobil murah.....kebijaksanaan ini dibawah tekanan siapa?

Aku hanya usul pada para pemegang kebijakan.........dengan adanya mobil murah, akan makin banyak mobil yang berseliweran dijalan. Lha apa gak mangkin macet...???
Punya mobil memang hak setiap warga, dan pemerintah gak bisa melarang!!!. Namun sebenarnya pemerintah dapat menentukan prasyarat seseorang punya mobil, yakni satu aja :.....PUNYA MOBIL HARUS PUNYA GARASI.......
cobalah sekali sekali blusukan kekampung, perumahan....maka kalau malam jalan akan dipenuhi mobil parkir lantaran yang punya mobil gak punya garasi....sampai mau lewat aja syusyah........Makanya sekali lagi prasyarat punya mobil harus punya garasi.....

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

ANTARA TENGKLENG DAN GULAI



Bermula dari kota Solo sana, walaupun bukan khas Solo, tengkleng menyebar dan menjadi masakan favorit bagi pemburu kuliner. Bahkan pada setiap acara resepsi pernikahan dsb, tengkleng menjadi hidangan yang diburu oleh para tamu. Ya, masakan yang terdiri dari tulang tulang, kaki dan kepala kambing dengan kuah yang segar, encer, sedikit pedas dengan aroma rempah yang sedang sedang saja, itulah sekilas masakan yang namanya Tengkleng. Padahal, masakan aslinya dulu, waktu saya kecil dulu, tengkleng itu agak kental dengan aroma rempah yang kuat. Isinya memang tulang, kaki dan kepala kambing. Bumbunya sama dengan Gulai. Bedanya hanya isi, kalau gulai isinya jerohan kambing, seperti babat, iso, paru, jantung, ginjal bahkan kadang diberi daging kisi dsb. Dengan kata lain, tengkleng itu sebenarnya adalah versi murahnya gulai.
Evolusi dan modifikasi
Hampir semua masakan yang menyebar luas dan diterima oleh lidah berbagai daerah, rata rata telah mengalami modifikasi. Secara pelan berubah, menyesuaikan dengan permintaan pasar dan selera konsumen, lama lama terbentuklah satu masakan baru yang lain dengan aslinya dulu. Jadi jangan pernah berkomentar bahwa tengkleng sekarang lain dengan tengkleng yang dulu. Ya, memang lain karena telah disesuaikan dengan selera konsumen, pasar dan kebutuhan.
Lalu apa bedanya dengan gulai?
Ya, seperti yang saya katakan tadi, sebenarnya, dulu tengkleng itu adalah versi murahnya gulai. Bumbunya persis sama, hanya isinya yang beda. Tengkleng itu dulu adalah makanan rakyat kecil yang ingin makan gulai namun gak kuat beli. Makanya lalu beli tengkleng yang agak murah karena isinya tulang tulang doang. Lha kalau sekarang memang sudah agak berbeda, bahkan bagi penikmat kuliner bisa membedakan, jauh berbeda. Dimana letak perbedaannya?
·         Isi: kalau gulai isinya adalah jerohan dan daging kambing. Jangan harap menemukan tulang pada gulai. Sedang pada tengkleng isinya adalah kaki, kepala dan tulang kambing. Dewasa ini, karena sudah masuk gedongan, pesta, resepsi dsb, maka isi tengkleng bukan hanya itu, tapi sudah ditambah daging dsb, kayak gulai.
·         Kuah: kuah gulai cenderung lebih kental dengan santan dan lemak. Sedang kuah tengkleng dibuat lebih encer sehingga terkesan segar bila disruput.
·         Bumbu: bumbu gulai yang lengkap memang beraroma rempah yang kuat. Sedang pada tengkleng ada bumbu yang dikurangi sehingga aroma rempah tidak begitu menyengat. Ini juga disesuaikan dengan kuahnya yang lebih encer. 
Inilah bumbu gulai yang agak lengkap
Bumbu gulai aslinya dulu itu buuanyak sekalee, tinggal bagaimana anda akan membuat, mana yang lebih diperbanyak agar menimbulkan aroma rempah yang kuat. Palanya, atau kayu manisnya, atau cengkehnya, atau mesoyinya, semua akan menjadi kekhasan masakan masing masing warung kuliner. Kira kira seperti inilah bumbu gulai yang lengkap :
1.      Bawang merah
2.      Bawang putih
3.      Ketumbar
4.      Merica/ lada
5.      Jinten
6.      Cabe merah
7.      Cabe rawit
8.      Kunyit
9.      Kapulaga
10.  Jahe
11.  Pala
12.  Kayu manis
13.  Cengkeh
14.  Cabe jawa
15.  Kelapa sangrai
16.  Santan
17.  Daun salam
18.  Daun jeruk purut
19.  Sere
20.  Laos
21.  Asam jawa
22.  mesoyi
Nha...banyak to.., adapun jumlahnya tergantung berapa bahan yang akan dimasak.
Agar mendunia dan diterima masyarakat
Ya, agar mendunia itu memang perlu modifikasi. Bumbu gulai yang saebanyak itu mungkin jaman sekarang banyak yang kurang sabar membuatnya. Makanya para pamilik katering, warung makan, restoran dan hotel yang menyediakan tengkleng lalu memodifikasi bumbu agar lebih praktis dan diterima masyarakat. Masing masing masakan akan mempunyai kekhasan yang berbeda.
So....mari nikmati tengkleng...........

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

BID’AH ITU APA SIH?



Satu
Seorang teman di facebook meng up load gambar unta dipadang pasir, lalu member komentar..”Kalau apa apa kamu anggap bid’ah, maka naik aja unta seperti jaman Rasulullah dulu...” Lalu sang teman itu berkomentar banyak dengan nada geram bahwa ada satu kelompok dalam Islam yang selalu menjelek jelek kelompok lain, dan menganggap ibadah dari kelompok lain itu bid”ah. Saya gak tahu kelompok mana yang senang menjelekkan kelompok lain, lain teman itu nadanya menjurus pada kelompok/ organisasi tertentu yang sebenarnya cukup besar dan berpengaruh di negara kita ini. Tapi kok contonya naik unta? Rasanya yang namanya bid’ah itu masalah peribadatan, ritual peribadatan, buka masalah kehidupan. Lha jaman nabi belum ada kendaraan mobil, sepur dsb, apa lagi facebook. Apa lalu ini juga akan dilarang dengan dalih bid’ah tadi? Orang harus naik unta, gak boleh makan nasi tapi makan kurma, pakai baju model arab...walah walah.....

Dua
Dikampungku ada seorang ibu, sebut aja namanya bu Sam. Beliau adalah ketua ranting sebuah organisasi wanita terkenal, juga seorang ketua kelompok pengajian yang sering diundang untuk mengadakan pengajian, tahlilan tujuh hari, empat puluh hari dst orang yang meninggal. Pada setiap pengajian, sebelum membaca Yasin – tahlil, beliau sering membuka dengan uraian, yang intinya rasa geramnya pada kelompok tertentu yang selalu mem bid’ah bid’ahkan kegiatan mereka. Beliau juga menyampaikan argumen tentang kegiatan ini bukan bid’ah, ada dasarnya, dsb dsb.

Tiga
Saya sendiri pernah mengikuti suatu kajian yang diselenggarakan oleh kelompok pengajian yang dituduh oleh dua kasus diatas tadi, suka membid’ah bidahkan kelompok lain. Ya, memang kelompok ini tidak sejalan dengan dua yang diatas tadi. Tapi ini dalam satu kajian ditempat tertutup dan terbatas, gak dikoar koarkan. Dikaji secara ilmiah, dicari mana dalilnya, mana yang pro, mana yang kontra dsb. Selanjutnya, terserah kepada peserta, mau ikut yang mana. Lha yang berkoar koar kan malah mereka yang baca yasin tahlil pakai pengerasd suara, pakai pembukaan yang menyatakan kegeramannya, dan semua orang jadi tahu adanya perbedaan (atau perpecahan) dikalangan Islam.

Lha definisi bid’ah itu apa sih?
      Saya sendiri gak tahu definisinya. Tapi pengertianku, adalah suatu ibadah yang diada adakan, yang tidak ada tuntunannya. Sebagaimana suatu hadist yang terkenal dari Bukhari – Muslim, “ Barang siapa orang yang mengada adakan dalam ajaran Islam ini, yang tidak ada sumbernya dalam Islam, maka urusan itu ditolak “. Dalam hadist Muslim diriwayatkan “Barang siapa yang berbuat suatu amalan yang tidak ada perintah dari kami, maka amalan tersebut ditolak”. Pengertianku, amalan itu ya ritual dalam ibadah, bukan kegiatan hidup sehari hari. Bukan kalau perpakaian harus pakai baju kayak nabi, makan harus makanan yang dimakan nabi, naik unta...wah lha gak bisa fesbukan dong.  Ya, kita serap aja hukumnya, misalnya pakaian gak harus kayak orang arab, tapi yang penting menutup aurat dan praktis. Makan gak harus kayak orang arab, yang penting halal dan adab adab makan dipenuhi. Lha kalau ibadah, bid’ah, sunnah atau wajib, yang penting kita tahu dasarnya, tahu filosofinya, tahu alur pikirnya, lalu terserah kita mau ikut yang mana.
     Ada satu puisi yang ditulis oleh ulama pada abad ke 4 Hijriah. Berarti sudah 400 tahun sesudah rasulullah wafat. Puisi itu isinya memang sangat bagus dan menyentuh perasaan. Dan banyak dibaca oleh kaum Muslimin. Kalau dibaca untuk peringatan, pengajian dsb, saya kira gak masalah dan bukan bid’ah. Tapi kalau kemudian ada tuntunan dari seorang ulama, yang mengatakan bahwa membaca puisi itu pada malam Jum’at, akan mendatangkan pahala dan dosa kita akan diampuni selama seminggu kedepan, lha yang gini ini gak ada dasarnya. Cari di Ayat berapapun, cari di hadist manapun gak akan ketemu. Barangkali yang seperti inilah yang disebut bid’ah.
    Ada lagi satu cerita, bahwa tulisan “ALLAH” dan “MUHAMMAD”   yang selalu didmpingkan sebagai hiasan di masjid itu sudah ada sejak surga diciptakan. Kedua tulisan itu menghiasi setiap pintu sorga. Sampai sampai ibu Hawa, waktu masih tinggal disorga, bertanya kepada Allah, “ Ya Tuhan, siapa sih Muhammad itu, kok namanya terpampang disetiap pintu sorga?” Lalu Tuhan menjawab “ O, itu kekasihku, tapi lahirnya masih nanti dimenjelang hari akhir” Wah, cerita macam ini jelas gak ada dasarnya. Kalau dikatakan bid’ah ya monggo aja.
    Masih banyak amalan amalan umat Islam yang memang gak ada dasarnya. Tapi karena sudah berurat berakar dalam kehidupan, ya susah untuk merubahnya. Saya gak bisa memberi argumentasi, tapi hanya berpesan aja, henmdaknya kita mempelajari dasarnya, Qur’an dan hadist, lalu filosofinya, alur berpikirnya, lalu selan jutnya terserrah kita mau ngikuti yang mana.
    Jangan menyalahkan orang lain. Tapi kita harus yakin bahwa yang kita pilih adalah yang benar.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Polusi suara, polusi yang ditolerir......

     Badan/ Dinas atau lembaga Lingkungan Hidup setiap waktu melaporkan tingkat kebisingan di beberapa titik di suatu kota. Katakanlah titik didekat pasar atau pusat keramaian, tingkat kebisingannya sekian decible,  dipermpatan sekian decible dsb dsb. Lalu dilaporkan bahwa tingkat kebisingan yang sekian desibel itu sudah diatas ambang batas sehingga mengganggu kesehatan. Namun ada kebisingan yang lebih mengganggu yang berulang setiap tahun, tidak kenal tempat, tidak kenal waktu dan kita cuek aja.......
      Ada seorang karyawan yang kerjanya dengan sistim shift. Dari jam 08.00 - 16.00, lain waktu ganti jaga sore, jam 16.00 - 24.00. Lain waktu jaga malam, 24.00 - 08.00. Pada waktu kena jaga sore, pulang jam 00.30 malam. Istirahat sejenak, lalu merencanakan tidur, alarm diset jam 03.30 buat sahur. Paginya walau gak dines, dia rencana mau kekantor karena ada urusan. Eh, baru tidur sejenak, tahu dikagetkan dengan bunyi tiang listrik yang dipukul keras bertalu talu. Lalu teriakan "Sahuuur...sahuuur", belum abis terkejut, dari pengeras suara masjid teriakan lebih keras lagi "bapak bapak, ibu ibu adik kakak yang mau melaksanakan ibadah puasa, mari kita sahuuur...sahuur....." Dan lain lain suaran yang maksudnya membangunkan orang untuk sahur. Padahal pengeras suara dimasjid itu baru berhenti tadi pukul 24.00 mengumandangkan tadarus. Terus kapan istirahatnya.........
     Polusi suara selama bulan ramadhan itu selalu dibahas baik dikoran, tivi dan media lainnya. Banyak yang mengeluhkan karena sangat mengganggu. Sekarang jaman banyak peralatan yang bia diset untuk membangunkan kita. Mulai dari yang kuno macam jam beker, radio/tv yang bisa diset pakai timer, HP yang bisa berbunyi alarmnya pada jam yang diinginkan, eee lha kok masih ada yang tereak tereak sahur sahur, pakai pukul kentongan, tiang listrik dan macam macam yang bikin bising. Dijaman ini ada orang yang kerjanya sampai malam seperti contoh diatas, ada yang kerjanya mulai dari dinihari, semua sebenarnya sudah punya program kapan akan bangun. Tapi program ini jadi rusak gara gara polusi suara sahuuur...sahuur....
     Namunkaum yang pro, yang merasa dunia hanya miliknya sendiri, ya punya dalih, bahwa ini demi syiar Islam, membangunkan sodaranya untuk beribadah. Amar ma'ruf nahi munkar dsb dsb.
     Sdara sodaraku kaum Muslimin, sebenarnya suara suara dari masjid itu sangat mengganggu. Mari kita sadari. Kalau toh itu tidak bisa dihilangkan, apa salahnya kalau dikurangi. Misalnya saja tadarus Al Qur'an ya dibatasi saja sampai jam 22.00. Setrusnya kalau masih ingin tadarus yang gak usah pakai pengeras suara. Toh Tuhan itu tidak budeg, walau diucapkan dengan kata lirih, pasti juga akan didengarNya. Teriakan untuk sahur, ya mari kita kurangi, tidak perlu tiap 10 menit teriak. Yang ini mestinya bukan saja dikurangi, tapi bisa dihapus. Biarkan sistim dirumah tangga jalan sendiri. Entah itu, jam beker, timer di radio/ tivi atau alarm di HP masing, sudah cukup untuk membangunkan.
    Ingat disekitar anda juga ada sodara kita yang non muslim yang tidak sahur, atau ada sesama muslim yang sedang tidak puasa. Mereka sebenarnya merasa sngat sangat terganggu. Tapi mau melawan gak berani, mau protes gak tega....ya akhirnya mentolelir aja polusi suara itu. Lha yang umat Islam sendiri banyak yang merasa terganggu, apalagi umat yang diluar Islam. Tapi ya itu, sekali lagi, gak brani dan akhirnya dengan sangat terpaksa....mentolelir.
     Jika kita merasa umat rahmatan lil alamin, artinya kehadiran kita harus ada gunanya bagi sesama umat dialam ini. Kehadiran kita harus tidak mengganggu umat lain bahkan mestinya mengayomi. Kehadiran kita mestinya tidak menyebabkan pencemaran lingkungan, dalam ini pencemaran suara. Tuhan tidak tuli, gak usah pakai pengeras suara, beliau sudah mendengar. Mari kita buktikan, wahai kaum rahmatan lil alamin.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Indonesiana dalam THE NAKED TRAVELER 4, Trinity.........

     Bagi pecinta backpacker mesti tidak melewatkan buku karya Trinity, yakni The Naked Traveler yang kin telah sampai ke jilid ke 4. Ada sesuatu yang menggelitikku di naked traveler 4 ini, yakni pengalaman trinity ke beberapa daerah di Indonesia, karena saya juga pernah mengalami sesuatu yang mirip dengan pengalamannya. Di buku ini, masuk dalam bab 1, yakni Indonesiana
     Dalam judul Disiksa Kurisi misalnya (Kurisi itu nama Kapal), ya kalau naik kapal perintis, kapal kayu antar pulau, ya kayak gitu rasanya. Jangan harap enak kayak naik kapal penumpang saat ini. Belum kalau kita naik kapal antar pulau bareng dengan muatan kopra, ikan dsb, hampir dipastikan semua isi peyut akan keluar dan kita mabuk sepanjang jalan. Mana bisa menikmati perjalanan. Jadi kalau Pemerintah mau menggalakkan itu pariwisata, mestinya kapal penumpang antar pulau, kapal wisata dsb harus dibenahi.
     Cerita yang kedua tentang Dipalak anak kecil, hahaha...itulah rusaknya mental bangsa kita. Akibat pariwisata, akibat pembangunan dsb, maka sifat gotong royong, persaudaraan dsb sudah banyak terkikis dari bumi pertiwi ini. Jadi kalau Trinity bilang hanya foto foto bersama menggunakan baju adat lalu yang diajak foto minta bayaran, memaksa, itu mah sudah sejak puluhan tahun yl ada. Puluhan tahun yl, waktu aku dipedalaman sulawesi sana, waktu mobil yang kutumpangi mogok, orang kampung gak mau mbantu ndorong walau cuma beberapa meter.....iyo, maar kasih torang doi dulu......
     Bandara masih tutup?, walah walah...kalau di Luar Jawa itu bandara memang hanya ada aktifitas pagi, jam 06.00 - 08.00 waktu setempat. Lalu ada aktifitas kedatangan dan keberangkatan lagi, ya nanti sore, sekitar jam 15.00 - 17.00. Lha, waktu jeda itu gimana? ya tutup! Ini sebenarnya cukup tragis. Lha nanti kalau ada pendaratan darurat terus siapa yang memandu. Mudah mudahan yang tutup cuma lobinya. Tapi menara pengawas, radar dsb tetap ada operatornya. Lalu gimana kalau lapangan terbang perintis yang adanya pendaratan dan keberangkatan hanya seminggu sekali?, apa hari hari lainnya juga tutup. Wah mestinya perhubungan udara membuat protap nih
     Lalu Trinity juga menceritakan hotel yang dipakai rame rame. Pesannya hanya satu kamar, namun yang makai sak keluarga, bapak ibu, anak, pembangtu. keponakan, sampai penuh, meluber sampai ke lobi, berisik, ngganggu tamu lainnya. Itcu juga masih fenomena bangsa kita. Jangan diluar jawa atau tempat terpencil, lha wong kota kecil di jawa aja banyak yang gitu. Kuncinya ya tergantung nego dengan manajemen hotel. Gitu aja kok repot.
      Lha ini yang perlu kita renungkan bersama. Dalam Nostalgia Lombok, Trinity membandingkan suasana Lombok tahun 90an dengan saat ini. Ya, pembangunan sarana pariwisata ternyata hanya untuk memanjakan wisatawan dan pengunjung lainnya. Sehingga mengorbankan keaslian alamnya. Gili Trawangan tahun 90an mungkin masih asli. Tapi kalau kita kesana sekarang, memang bisa menjumpai apa yang ada didunia modern, disana juga ada. Kedai, kafe, hotel, kolam renang. Makanan dan minuman pun sama seperti yang ada didunia. Mulai dari soft drink, restoran waralaba, pokoknya gak akan kerepotan dah.
     Rasanya sermua obyek wisata juga gitu. Hanya ada satu obyek alam asli, lalu dikelilingi oleh bangunan dan fasilitas modern. Lalu kalau ada wisatawan ingin melihat alam Indonesia yang masih asli, mungkin harus lebih ketimur, seperti Raja ampat dan wilayah Papua lainnya. Sayang saya belum pernah kesana. Atau pulau pulau kecil tak berpenghuni yang lalu dikelola sendiri oleh bule bule. Makanya kadang ada istilah pulau dijual, ya mungkin kasusnya pulau yang dikelola oleh bule.

Soo....mari lanjutkan baca Naked Traveler ke bab berikutnya.....masih banyak nih......... 

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS