Kedaulatan pangan, apakah kita udah berdaulat.......?

     Indonesia sat ini sudah berswasembada pangan, khususnya beras. Produksi beras melampaui kebutuhan beras warganya. Namun sebenarnya swasembada ini dalam posis  yang sangat rentan, mungkin tahun ini bisa swasembada, tapi tahun berikutnya tidak. Atau semesterini produksi melampaui target, tapi semester berikutnya banyak puso, dsb. Lha, untuk menjaga ketersediaan pangan, pemerintah ya harus impor. Maka jangan heran kalau katanya swasembada kok masih ngimpor. Ini semata untuk menjaga cadangn pangan tadi.
     Kerentanan pangan ini juga sangat dipengaruhi oleh :
  • areal hutan yang masih lestari, yang dapat menjaga sumber daya air
  • areal hutan dan lahan yang mengalami degradasi
  • areal sawah yang mengalami puso
  • kejadian bencana alam yang berupa banjir, kekeringan dsb
  • ledakan hama penyakit
  • alih fungsi lahan dari lahan pertanian ke yang lain. Lhaaa...ini yang menjadi isu panas setiap saat.
     Untuk, penetapan lahan sawah abadi, upaya mengatasi lahan puso dengan perawatan irigasi yang baik, upaya pemberantasan hama penyakit, merupakan tindkan tindakan untuk mengatasi kerentanan pangan.

     Lalu dimana kedaulatan pangan kita?. Indonesia adalah negara agraris, namun adalah importir produk produk pertanian yang terbesar didunia. Mulai dari beras(yang katanya swasembada, tapi ini untuk cadangan), gula, holtikultura, buah, kedelai dsb. Impor beras peringkat 13 dunia, gula(peringkat 2), jagung(peringkat 22), kedelai(peringkat 11), ini belum holtikultura, buah, gandum, bahkan garampun masih impor. 
     Setiap tahun, diperkirakan 50 T devisa kita terkuras untuk impor pangan. Kalau begini, dimana letak kedaulatan pangan kita? Pangan kita ternyata masih sangat tergantung negara lain. Bahkan untuk budidaya pertanian, peternakan, perikanan dan holtikultur, bibitnya masih sangat tergantung negara lain.
     Membangun kedaulatan pangan memang perlu waktu panjang, biaya besar dan komitmen bersama. Namun bila kita keenakan dengan produk impor, lha kapan kita akan berdaulat?
     Makanya diperlukan komitmen dan kebijakan pemerintah untuk membangun swasembada pangan yang kokoh, dengan berpijak pada sumber daya lokal. Pelan pelan, mestinya swasembada pangan harus dapat dicapai. Tinggal mana dulu yang akan diprioritaskan. Swasembada beras, lalu jagung, lalu kedelai, dan seterusnya. Termasuk bisa menghasilkan bibit sendiri. Jangan sampai mau nanem sawi aja bibitnya masih harus impor dari Taiwan. Kalau dah bisa begini, lha....yang namanya kedaulatan pangan baru bisa terwujud

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar