Hobby kuliner gorengan?.....perhatikan minyaknya!

     Makanan gorengan sekarang sudah betul betul merakyat. Mulai dari gorengan tradisional digang gang sempit, dipinggir jalan, dikaki lima sampai yang kelas hotel berbintang, dapat dengan mudah kita jumpai. Macamnyapun beraneka macam. Yang paling terkenal ya tahu tempe, lalu ada mendoan, pisang goreng dsb dsb. Untuk lauk pauk, mulai dari ikan goreng, ayam goreng dengan berbagai variasinya, semua ada. Pendek kata, masakan gorengan mulai dari camilan sampai aneka lauk, mulai dari gang sempit sampai hotel berbintang, kita bisa menjumpai.
     Rasa masakan gorengan jelas lebih enak dibanding msakan yang dikukus, direbus atau dibakar. Ini karena gorengan sudah mengandung lemak yang berasal dari minyak goreng dan kita tahu bahwa lemak adalah salah satu pembawa cita rasa.
    Seiring dengan majunya pengetahua, kini banyak masayarakat yang sadar akan dampak negatip daripada masakan gorengan. Dampak negatip gorengan terhadap kesehatan, akibat sisa minyak yang masih dikandung, dan juga minyaknya itu sendiri. Berapa kali sebenarnya minyak boleh untuk menggoreng dengan aman? Sering kita lihat minyak dipenggorengan sampai berwarna hitam kayak oli bekas.

Awas Radikal bebas
    Saat menggoreng, minyak dipanaskan, lalu kontak dengan air yang terkandung pada bahan yang digoreng, maka akan terjadi oksidsasi pada minyak yang akan menghasilkan radikal bebas, atau polimer polimer yang bersifat karsinogenik. Makin sering minyak dipanaskan, dipakai untuk menggoreng, maka radikal bebas yang terbentuk juga semakin banyak dan semakin tidak sehat itu gorengan.
     Juga semakin sering dipakai/ dipanaskan, maka rantai lemak jenuh akan semakin banyak. Lemak jenuh ini yang dituding sebagai penyebab meningkatnya kadar kolesterol pada darah. Sehingga kemungkinan terkena tekanan darah tinggi, kanker, jantung dsb semakin besar pada orang orang yang hobby makan gorengan.
     Makanya, kalau kita mau jajan gorengan, gorengan apa saja, lihat dulu wajannya. Lihat dulu kayak apa warna minyaknya. Kalau minyaknya sudah hitam legam kayak oli bekas, pertanda telah sering dipakai, lebih baik balik kanan saja.

Minyak goreng bekas
     Sering kali dengan maksud penghematan, para penjual makanan gorengan menggunakan minyak goreng bekas hari hotel, dari katering dan dari restoran waralaba yang masih menggunakan kaidah kaidah kesehatan. Mreka biasanya hanya menggunakan inyak goreng itu tiga kali pemakain, lalu dibuang karena dianggap sudah tidak sehat. Celakanya ada yang menampung, lalu menjualnya kepada pedagang gorengan dipinggir jalan dsb.

Kenakalan pedagang
     Ada lagi ditemukan, bahwa agar gorengannya terlihat mengkilap, renyah, maka pedagang yang nakal banyak yang menambah plastik kedalam minyak gorengnya. Plastik yang dimasukkan kedalam poenggorengan, akan meleleh, lumer dan larut kedalam minyak. Lalu bahan yang digoreng, tempe misalnya, maka plastik tsb akan menempel pada si tempe, dan kelihatan selalu mengkilap, renyah dan tidak mlempem.
     Ini jelas akan menambah banyak bahan karsinogenik didalam gorengan yang kita beli. Makanya kalau membeli gorengan jangan hanya termehek mehek oleh penampilannya yang cerah mengkilap, tahunya terlapisi dengan plastik.

So...gimana baiknya
  • Minyak goreng itu sebaiknya dipakai maksimal tiga kali saja, sehingga kandungan radikal bebas masih kecil
  • Kalau mau beli gorengan, ternyata minyaknya sudah menghitam, lebih baik balik kanan/ enggak jadi beli
  • Lebih baik lagi, kalau ingin makan camilan gorengan, ya goreng sendiri aja...pakai minyak baru, bahan yang baru dan sehat, sehingga terjamin kesehatannya
  • Lha kalau kita sudah tua, sudah ada gejala jantung, darah tinggi, kolesterol tinggi, ya mulailah mengurangi gorengan
  • Selamat berwisata kuliner gorengan........tapi jangan lupa pesanku yaaaaaa...

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar