Karakter orang Indonesia??...Gak ada teorinya!

     Ya, teori apapun yang diterapkan di Indonesia buat memotret karakter orang Indonesia, rasanya meleset semua. Abraham Maslow yang terkenal dengan teori "piramida kebutuhan maslow", gak pas pas amat buat orang Indonesia. Tingkat kebutuhan, tingkat kepuasan yang dimulai dari piramida terbawah, kebutuhan fisiologis seperti sandang papan pangan, lalu naik lagi kepada kebutuhan rasa aman, lalu naik lagi kebutuhan kasih sayang, lalu percaya diri dan teratas adalah aktualisasi diri. Walaah, pada kenyataannya ada orang dari tingkat terbawah meloncat naik ke tingkat teratas. Apa ini yang dikatakan orang miskin yang sombong itu ya?
     Orang yang untuk memenuhi kebutuhan dasar aja masih syusah, tapi sudah sibuk memikirkan kehormatan diri di masyrakat. Atau orang yang kaya raya, tapi masih rakus soal rebutan rejeki dengan kaum papa untuk urusan perut. Wah, pokoknya teori maslow itu gak cocok cocok amat untuk orang Indonesia.
     Lebih lebih kalau membaca teori tentang tingkat kepuasan diri itu! Ada orang dengan tipe politik, maka tingkat kepuasannya kalau politiknya diterima. Ada orang dengan tipe agamawan, maka tingkat kepuasan dirinya ya kalau bisa melaksanakan ajaran agamanya dengan tekun, dsb......wah nampaknya teori ini kalau diterapkan di Indonesia juga akan meleset. Seperti apa melesetnya?

Ekonom
     Seorang ekonom, sudah barang tentu sangat paham akan teori ekonomi. Mereka ingin menerapkan teori ekonomi yang diyakininya pada kehidupan di masyarakat dan di negara. Tingkat kepuasannya ya kalau teori ekonominya dapat berhasil untuk memajukan perekonomian negara dan masyarakat.
     Seorang pelaku ekonomi, seorang kapitalis, kita sudah hapal semboyannya....dengan pengorbanan sekecil kecilnya, mendapat hasil sebesar besarnya. Orang semacam ini memang tingkat kepuasannya kalau bisa mendapat untung yang besar dalam kegiatannya. Makanya jangan iri kalau orang tipe ekonomi ini bisa kaya.

Politikus
     Seorang politikus juga demikian. Kepuasan batinnya, tingkat kepuasannya adalah kalau aspirasi politiknya, toeri politiknya bisa diterima masyarakat, dan diterapkan dalam kehidupan berbangsa, bernegara dan bermasyarakat. Politikus sejati akan menggunakan segala daya dan upaya, kalau perlu memakai dananya sendiri, kekayaannya sendiri, untuk berjuang agar aspirasi politiknya diterima.
     Kenyataan di Indonesia? Adakah orang politik yang mau membiayai perjuangan politiknya dengan memakai uangnya sendiri? Adakah mereka berjuang agar aspirasi politiknya diterima masyarakat dan untuk memperbaiki kondisi negara? Lha kalau mereka berpolitik ternyata hanya untuk mata pencaharian, berpolitik hanya ingin kaya, menumpuk kekayaan, menggerogoti kekayaan negara, maka pada dasarnya mereka itu buka politikus, namun seorang pengusaha. Pengusaha apa?. Pengusaha dibidang politik, gitu!!
     Politikus itu bukan orang yang memperjuangkan aspirasi politiknya untuk kemajuan bangsa, negara dan masyrakat, tapi nyari duit lewat politik, dengan segala cara, haram halal...ujung ujungnya ya mereka ingin kaya.

Birokrat
     Seorang birokrat, seorang punggawa negara, seorang PNS, seorang pamong praja, jelas tugasnya adalah menjalankan roda pemerintahan sesuai bidang tugasnya, menjalankan roda pembangunan dipusat dan daerah dan melayani masyarakat. Tingkat kepuasan batinnya ya kalau bisa menjalankan semua tugasnya, dan pada akhirnya mendapat nama dan kehormatan dimata masyarakat. Jadi selain melayani, nantinya juga akan dilayani. Timbal baliklah, tapi mestinya melayani duluan, dan hasilnya mendapat kehormatan dan dilayani. Uang, gaji, gak penting penting amat bagi seorang birokrat sejati. Kehormatan dan harga diri lebih diatas.
     Namun yang terjjadi saat ini, seorang birokrat itu ya pengin dilayani, dan mendapat kenikmatan, fasilitas negara, gaji yang tinggi dan kalau perlu korupsi karena kepuasannya gak abis abis. Akhirnya ujung ujungnya birokratpun sebenarnya ingin kaya.

Tehnokrat
     Seorang tehnokrat akan merasa sangat puas kalau bisa mengembangkan ilmu dan tehnologi yang bermanfaat dan bisa diterapkan dimasyarakat dan membawa kemajuan bagi negaranya. Seorang peneliti akan merasa sangat puas bila dapat menemukan penemuan baru...to find a new finding..... Inilah tingkat kepuasan seorang tehnokrat, seorang ilmuwan dan seorang peneliti.
      Tehnokrat ini bisa dikatakan masih memegang idealisme. Mereka tidak memikirkan gaji yang besar, asalkan penelitiannya, kegiatannya dibiayai, mereka sudah puas. Tapi lama lama, lha kalau melihat kiri kanannya, seorang lulusan SLTA persamaan, atau seorang sarjana abal abal, tapi duduk di dewan yang terhormat, kok gajinya sekian kali lipat; atau seorang pengajar tingkat dasar gajinya sama dengan seorang peneliti senior, lama lama sebel juga. Maka tatkala ada tawaran dari negeri seberang untuk bekerja disana dengan gaji yang lumayan, banyaklah ilmuwan, tehnokrat kita yang hengkang keluar negri.....
 
Agamawan 
     Orang yang mengamalkan ajaran agamanya, ya tin gkat kepuasannya kalau bisa beribadah dengan khusyuk, melaksanakan semua syariat agamanya dengan baik, amal ibadah dan mendapat kebahagiaan didunia dan mempunyai keyakinan akan bahagia juga diakherat nanti. Kaum agama tentunya tidak akan melanggar kaidah kaidah agamanya, nyari rejeki yang halal, tidak korupsi, mencuri, berzina dsb.
     Namun, ternyata agama hanyalah terbatas pada ibadah ritual dan tidak membekas dihati. Maka jangan heran kalau ada seorang agamawan yang ternyata juga mau melakukan hal yang dilarang, nyari rejeki dengan menabrak aturan agamanya. Bahkan agama dijadikan kedok untuk meraup keuntungan. Mungkin penyelenggara haji, mungkin penyelenggara pondok, mungkin penyelenggara institusi agama, ujung ujungnya ya masalah duit lagi. Ini lalu merembet ke moral. Maka jangan heran karena duit banyak, selingkuh, kawin lagi dan pelanggaran moral lainnya banyak dikalangan kaum agama.

So....lantas bagaimana??, ternyata semua itu tingkat kepuasannya kalau bisa mendapat kekayaan dunia sebanyak banyaknya. Tidak peduli itu kaum kapitalis, birokrat, tehnokrat, politikus dan agamawan sekalipun, muaranya kekayaan duniawi.........
    

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar