Kantong plastik.....apa daya, sudah menjadi budaya!!!......

Sekarang ini banyak gerakan untuk mengurangi penggunaan kantong plastik, tas kresek dan bungkus plastik lainnya. Kesadaran akan pencemaran lingkungan dan bahaya sampah plastik rupanya telah meningkat. Namun bisakah kita menyatakan talak tiga kepada produk plastik?. Apa daya, plastik telah terlanjur terlalu dalam masuk dalam keghidupan kita.........

       Suatu saat saya berbelanja untuk kebutuhan pertemuan RT dirumah. Saya membeli aneka snack. Tempe goreng 10 biji, tahu goreng 10 biji, kue pukis 10 biji, kue lapis 10 biji dsb dsb. Masing masing jenis kue ternyata dibungkus dalam kantong plastik per satu macam kue. Lalu saya belanja aneka kebutuhan lainnya. Al hasil pulang dari pasar saya membawa 2 tas kresek besar dan belasan kantong plastik. Sampai dirumah anerka kue tsb dipindahkan kedalam piring dan nampan dan bungkusnya dibuang. Dua tas kresek besar dan puluhan kantong plastik langsung masuk tempat sampah. Sekali berarti sesudah itu mati.
     Istri saya agak tertib lagi. Kalau ada tas krsek bekas, kantong plastik bekas, dikumpulkan dalam satu wadah, lalu sesudah banyak, diberikan kepada mbok bakul sayur kelilingan untk bungkus dagangannya. Apa jawab si mbok bakul? Ternyata si mbok bakul merasa sungkan/ pekwwuh kalau membungkus dagangan melayani dengan menggunakan plastik bekas. Melayani pelanggan harus pakai tas kresek dan kantong plastik yang baru dong! Apa daya, bungkus plastik sudah menjadi budaya.
     Lain waktu saya lagi lagi pergi kepasar. Sengaja saya membawa wadah sendiri, tas besar untuk wadah belanjaan. Ini sebagai upaya untuk mengurang penggunaan tas kresek dan kantong plastik. Beli sayur, langsung saya masukkan kedalam tas, lalu beli bumbu, bungkus kertas bekas dan dimasukkan kedalam tas, dsb. Namun banyak juga bakul pasar yang tidak mau langsung memasukkan kedalam tas saya, harus dibungkus plastik dan tas kresek dulu, baru dimasukkan kedalam tas saya..."Wah, ya tidak sopan pak, kalau langsung masuk kedalam tas, dibungkus dulu dong.." Sekali lagi, palstik sudah menjadi budaya dan tolok ukur kesopanan masyarakat kita.
     Dari contoh saya diatas, nampaknya gerakan untuk mengurangi penggunaan tas kresek, penggunaan kantong plastik, masih banyak sekali tantangannya. Plastik benar benar telah masuk kedalam seluruh sendi sendi kehidupan kita. Tidak ada kegiatan yang tidak melibatkan plastik. Plastik telah menjadi tolok ukur kesopanan. Pedagang merasa tidak sopan kalau dagangannya tidak dibungkus plastik dulu.
     Penyadaran kepada masyarakat akan bahaya sampah plastik rupanya juga belum bisa diterima masyarakat. Produksi plastik yang membutuhkan sekian barel minyak, mengurangi cadangan sumber daya alam, kemudian sampah plastik yang tidak terurai selama sekian ratus tahun, rupanya tidak masuk kedalam alam pikiran masyarakat kita yang mmang bodoh bodoh atau tidak pedulian.
     Menjadi tugas berat kita dan para pendekar lingkungan untuk terus berjuang menyelamatkan lingkungan, menyelamatkan bumi tempat kita berpijak. Mari kita kurangi penggunaan produk plastik demi lingkungan hidup kita dimasa yang akan datang........... 

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar