Nikah siri itu hanya sekedar menghindari dosa
Pesan Moral : Puisi Yang Ke Tujuh Belas
Segala PerintahKu hendahlah engkau Junjung
Segala laranganKu hendaklah engkau buang
Maka engkau akan hidup abadi panjang
Akulah Dzat Hidup Yang Tak Pernah Berujung
(jika Aku berfirman "jadilah", maka segala sesuatu akan terjadi)
Jika omonganmu indah sedang perbuatanmu jijik
Engkau benar benar dedengkot munafik
Jika lahirmu indah sedang bathinmu hina
Maka benar benar engkau orang yang celaka
Engkau menipu Allah, padahal Allah lah yang menipumu
Tiada mereka menipu kecuali kepada dirinya sendirilah mereka menipu
Takkan engkau masuk sorga, kecuali dengan hati merendah
Dan mengisi hari harimu dengan ibadah
Menahan hawa nafsu demi perintahKu
Aku memberi tempat berteduh bagi kaum musafir
Aku memberi rasa aman bagi kaum fakir
Anak anak yatim berada dalam samtunanKu
Aku bagaikan bapak bagi mereka
Aku bagaikan suami bagi para janda
Barang siapa berkepribadian seperti ini
Jika memohon kepadaKu pasti kululuskan
Jika meminta sesuatu kebutuhan
Segala yang dia minta pasti kuberi
Kuliner super pedas...hanya untuk menutupi rasa?
Kantong plastik.....apa daya, sudah menjadi budaya!!!......
Karakter orang Indonesia??...Gak ada teorinya!
Politikus itu bukan orang yang memperjuangkan aspirasi politiknya untuk kemajuan bangsa, negara dan masyrakat, tapi nyari duit lewat politik, dengan segala cara, haram halal...ujung ujungnya ya mereka ingin kaya.
Seorang birokrat, seorang punggawa negara, seorang PNS, seorang pamong praja, jelas tugasnya adalah menjalankan roda pemerintahan sesuai bidang tugasnya, menjalankan roda pembangunan dipusat dan daerah dan melayani masyarakat. Tingkat kepuasan batinnya ya kalau bisa menjalankan semua tugasnya, dan pada akhirnya mendapat nama dan kehormatan dimata masyarakat. Jadi selain melayani, nantinya juga akan dilayani. Timbal baliklah, tapi mestinya melayani duluan, dan hasilnya mendapat kehormatan dan dilayani. Uang, gaji, gak penting penting amat bagi seorang birokrat sejati. Kehormatan dan harga diri lebih diatas.
Namun yang terjjadi saat ini, seorang birokrat itu ya pengin dilayani, dan mendapat kenikmatan, fasilitas negara, gaji yang tinggi dan kalau perlu korupsi karena kepuasannya gak abis abis. Akhirnya ujung ujungnya birokratpun sebenarnya ingin kaya.
Seorang tehnokrat akan merasa sangat puas kalau bisa mengembangkan ilmu dan tehnologi yang bermanfaat dan bisa diterapkan dimasyarakat dan membawa kemajuan bagi negaranya. Seorang peneliti akan merasa sangat puas bila dapat menemukan penemuan baru...to find a new finding..... Inilah tingkat kepuasan seorang tehnokrat, seorang ilmuwan dan seorang peneliti.
Tehnokrat ini bisa dikatakan masih memegang idealisme. Mereka tidak memikirkan gaji yang besar, asalkan penelitiannya, kegiatannya dibiayai, mereka sudah puas. Tapi lama lama, lha kalau melihat kiri kanannya, seorang lulusan SLTA persamaan, atau seorang sarjana abal abal, tapi duduk di dewan yang terhormat, kok gajinya sekian kali lipat; atau seorang pengajar tingkat dasar gajinya sama dengan seorang peneliti senior, lama lama sebel juga. Maka tatkala ada tawaran dari negeri seberang untuk bekerja disana dengan gaji yang lumayan, banyaklah ilmuwan, tehnokrat kita yang hengkang keluar negri.....
Orang yang mengamalkan ajaran agamanya, ya tin gkat kepuasannya kalau bisa beribadah dengan khusyuk, melaksanakan semua syariat agamanya dengan baik, amal ibadah dan mendapat kebahagiaan didunia dan mempunyai keyakinan akan bahagia juga diakherat nanti. Kaum agama tentunya tidak akan melanggar kaidah kaidah agamanya, nyari rejeki yang halal, tidak korupsi, mencuri, berzina dsb.
Namun, ternyata agama hanyalah terbatas pada ibadah ritual dan tidak membekas dihati. Maka jangan heran kalau ada seorang agamawan yang ternyata juga mau melakukan hal yang dilarang, nyari rejeki dengan menabrak aturan agamanya. Bahkan agama dijadikan kedok untuk meraup keuntungan. Mungkin penyelenggara haji, mungkin penyelenggara pondok, mungkin penyelenggara institusi agama, ujung ujungnya ya masalah duit lagi. Ini lalu merembet ke moral. Maka jangan heran karena duit banyak, selingkuh, kawin lagi dan pelanggaran moral lainnya banyak dikalangan kaum agama.
So....lantas bagaimana??, ternyata semua itu tingkat kepuasannya kalau bisa mendapat kekayaan dunia sebanyak banyaknya. Tidak peduli itu kaum kapitalis, birokrat, tehnokrat, politikus dan agamawan sekalipun, muaranya kekayaan duniawi.........
Nabi saja pernah kalah perang
- mampu mengintrosspeksi diri. Mencari kelemahan yang ada didalam diri, lalu memperbaikinya, sehingga kelemahan akan berubah menjadi kekuatan
- mampu melihat kelebihan diri. Sehingga kelebihan ini bisa diasah lebih lanjut menjadi nilai tambah yang positif untuk diri sendiri
- mampu melihat keunggulan lawan. Dengan melihat keunggulan lawan, kita bisa mencari upaya bagaimana caranya mematahkan keunggulan ini, bagaimana caranya mengalahkannya
- mampu mencari kesempatan. Kegagalan dan kekalahan, mesti melahirkan kesempatan baru, melahirkan peluang baru. Kita bisa menggunakan kesempatan dan peluang baru itu untuk bangkit dan meraih sukses
- Jangan tenggelam dalam kesusahan dan menyesali kekalahan, menyesali kegagalan. Kesusahan, patah semangat karena kegagalan yang tidak menimbulkan semangat baru, berarti memelihara kesusahan. Hal ini tidak lebih dan identik dengan nafsu. Makanya...lupakan kegagalan dan segera bangkiiiiitttt.....
- Langkah pertama : La Khaula Wa La Quwwata Illa Billah....Tidak ada kekuatan kecuali miliknya Allah. Kita harus segra bangkit dari keterpurukan, keluar dari rasa sedih, kepentingan diri, egoisme, nafsu diri, kepentingan kelompok dll. Menjenguk hakekat diri, jangan merasa rendah diri, tapi juga jangan merasa lebih dari yang lain, bisa ini, bisa itu dsb. Lha wong aku ini sarjana, pengalaman segudang, kok kalah dengan yang krocok...Segera kembali kepada jalan Allah. Allah tempat kita bergantung, Dialah yang akan menggerakkan pikiran, angan dan cita kita .
- Langkah kedua : anda akan tahu sendiri sesudah langkah pertama anda kerjakan...........
Ritual / event budaya, banyak yang diada adakan....
Hobby kuliner gorengan?.....perhatikan minyaknya!
- Minyak goreng itu sebaiknya dipakai maksimal tiga kali saja, sehingga kandungan radikal bebas masih kecil
- Kalau mau beli gorengan, ternyata minyaknya sudah menghitam, lebih baik balik kanan/ enggak jadi beli
- Lebih baik lagi, kalau ingin makan camilan gorengan, ya goreng sendiri aja...pakai minyak baru, bahan yang baru dan sehat, sehingga terjamin kesehatannya
- Lha kalau kita sudah tua, sudah ada gejala jantung, darah tinggi, kolesterol tinggi, ya mulailah mengurangi gorengan
- Selamat berwisata kuliner gorengan........tapi jangan lupa pesanku yaaaaaa...