UKM itu memang perlu dan pantas dipajaki
Gaya hidup......penyebab pengeluaran terbesar!!!
satu
Ini dia ungkapan seorang menokad...."biar kalah nasi asal tidak kalah aksi". Ungkapan ini jelas menggambarkan bahwa untuk menjaga aksi, menjaga gengsi, lebih diutamakan dayipada urusan perut. Lapar gapapa asal bisa nggaya.
empat
Apadaya, sekarang yang namanya kebutuhan primer itu bukan hanya makan, sandang dan papan, tapi bensin, pulsa dan sosial itu udah masuk kebutuhan primer. Tapi percayalah padaku! Sebenarnya gadget, mal, kafe itu bukan kebutuhan primer. Tersier atau kuarter kaleee.....
asyik dibaca : THE 100 GREATEST INVENTIONS, Tom Phlibin........
Buntil, si daun talas yang menggoda
Fenomena Golput, siapa yang diuntungkan?
Masa mengambang/ floating mass, digambarkan sebagai orang/ masa yang tidak punya pilihan partai, tidak berpartai, jadi orang bebas. Mereka baru akan menentukan pilihan menjelang coblosan, atas dasar pertimbangan mereka sendiri. Ada yang karena kenal, sama sama satu daerah, seagama, pokoknya yang primordial primordial gitulah. Jarang yang memilih karena kwalitas individu, atau mainset orangnya, atau garis partai yang seide.
Masa mengambang inilah yang berpotensi menjadi golput. Tatkala tidak ada pilihan, tidak ada partai yang cocok dengan mainsetnya. Tatkala para calon kepala daerah dianggap tidak ada yang cocok, atau bacaleg yang dianggap gak mutu, track recordnya udah ketahuan jeleknya, maka tidak ada pilihan lain kecuali golput.
Namun ada juga masa yang sangat fanatik terhadap pilihannya. Partai ini, partai itu atau bacaleg ini, calon kepala daerah yang itu dsb. Sekali lagi, kefanatikan tetrhadap satu pilihan, partai, orang atau calon lainnya, lebih didasari karena sentimen daerah, suku, agama dsb. Lagi lagi ikatan primordial yang dikedepankan.
Masa yang seperti ini, tidak akan peduli apabila ketahuan bahwa idolanya ternyata mempunyai track record yang jelek, belangnya kelihatan, atau terungkap bahwa partai ini mencari dana partai dengan cara kongkalingkong ngadali APBN. Pokoknya membuta tulilah. Partaiku, atau orang pilihanku adalah is the best.
Nah, partai partai atau bacaleg atau balon kepala daerah yang bisa menggalang masa yang fanatik seperti inilah yang akan diuntungkan manakala fenomena golput semakin mem besar. Masa seperti ini so pasti akan mencoblos pilihannya, tanpa peduli bagaimana mutu pilihannya. Semakin besar masa seperti ini, makin besar pula keuntungan partai atau orang/ bacaleg dan balon kepala daerah.
Sayangnya, orang yang bisa menggalang pengikut fanatik seperti ini rata rata kok ya orang dengan kompetensi, kwalitas dan kredibilitas yang rendah. Seorang mantan preman yang mempunyai masa yang banyak, lalu menjadi ketua satgas satu partai, lalu menjadi bacaleg, wah orang yang seperti ini justru mempunyai masa/ pemilih yang banyak. Jika fenomena golput membesar, bisa bisa orang semacam ini justru yang akan menjadi calon jadi. Bayangkan, bila yang dihitung hanya suara sah, padahal suara tidak sah dan golput buaanyak sekali, sedang si bacaleg seperti ini punya masa pengikut fanatik yang berjumlah ratusan aja, bisa bisa malah jadi.
Oleh karena itu partai harus jeli, mengkader, menetapkan persyaratan moral yang tinggi pada calon calonnya. Bacaleg, balon kepala daerah, harus benul benul orang yang bersih mental moral, punya track record yang baik dan jangan hanya mengejar suara/ mengejar kemenangan. Jangan kayak diluar negeri, dimana ada seorang mantan pelacur, mantan penari striptis bisa menjadi anggota parlemen. Apalagi mantan bandit, mantan mafia.
Ini usulan yang ngaya wara, diawang awang. Bagaimana kalau golput itu juga dihitung?. Ini semata mata untuk memberi tekanan moral kepada para bacaleg dan balon kepala daerah. Misalnya jumlah anggota DPR RI itu 560 orang, sedang dalam pemilu legislatif yang menggunakan hak pilih 50% dan suaran yang sah hanya 50%, maka ya jumlah kursinya hanya 50% aja, jadi cuma 280 orang doang. Biar para politikus politikus itu pada nyahoo, bahwa mereka sebenarnya sudah tidak disenangi oleh rakyat.
Dengan dihitungnya suara golput dan menentukan prosentase kursi nanti, diharapkan partai partai itu kalau memilih bacaleg ya yang mutu, kompeten, dan bisa diterima oleh rakyat. Dan nanti kalau sudah duduk dikursi yang terhormat, ya juga harus menjaga kehormatan, nama baik, betul betul bekerja untuk rakyat. Tidak cuma absen terus ngilang, tapi kalau ada kunker rajinnya bukan main.
So, sekali lagi ini usulan yang ngaya wara, sekedar pesan moral kepada para politikus.......
Memilih kucing untuk keayangan
- dalam keadaan sehat, ini bisa dilihat, walau dalam keadaan tidur, kucing itu kalau dibelai belai pasti akan merespon.
- bagi kucing ras, pastikan ada kartu silsilahnya/ pedigree, kartu registrasi dan kartu vaksinasi. Kucing ras yang gak ada pedigreenya, sama aja dengan kucing kampung.
- gampangnya aja, kalu ingin beli kucing ras, beli aja di cattery, breeder atau petshop yang terdaftar
- lihat bentuk tubuh, anatomi, keseimbangan, tubuh, cacat dan juga kebersihan. Kebersihan ini dapat dilihat indikasinya pada, anus, telinga , mata dan mulut.
- perhatikan juga kulit dan bulunya. Bulu yang sehat akan nampak mengkilap, bebas dari jamur, kutu, scabies dsb. Kucing yang berkutu tanda gak dirawat oleh pemiliknya.
- liat juga kotorannya, encer atau cair
- pilih kucing yang tidak agresif/ galak.
Pesan moral : Puisi yang ke tigapuluh lima
Engkau berada diantara dua kenikmatan
Engkau tak tahu mana yang sesungguhnya
musuh paling akbar bagimu
dosamu tak terlihat oleh lain insan
atau datangnya pujian dan sanjungan
Andai mereka tahu akan besarnya dosamu
takkan sudi mereka menerima akan kehadiranmu
Itulah nikmatKu padamu ya insan
dan nikmat yang lebih besar lagi
adalah nikmat kesehatan yang kulimpahkan
pertolongan mereka takkan butuhkan lagi
Mereka itulah yang butuh bantuanmu
hingga kau terhindar dari kejelekannya
maka bersyukurlah padaKu
ya insan semuanya
Belajarlah kenali diriKu
sebanyak nikmat yang Aku limpahkan
bersihkan riya jumawa dalam dirimu
bak musafir yang kawatir bekal kau siapkan
Hatimu yang keras membatu
menangis karena amal perbuatanmu
dan amal perbuatanmu
menangis karena ragamu
Ragamu akan menangis karena mulutmu
dan mulutmu akan menangis karena matamu
KekayaanKu tiada pernah akan habisnya
sebanyak kau berinfak, sebanyak itu pula Kulimpahkan rejeki
seberapa kau kikir, sekedar itulah Kutahan rejeki
ingat itu semua, wahai manusia