Timetravel.....wisata macam apa pula ini

     Eh, bahas inggrisnya bener gak ini? Istilah ini tepat gak ya?. Timetravel. Mangsudnya itu wisata menembus lorong waktu, kembali kejaman dulu. Bukan menembus lorong waktu, namun mencari lokasi lokasi atau tempat dimana waktu seolah olah berhenti. Ya, tempat tempat yang suasasnanya masih seperti abad pertengahan, atau setidaknya masih jadul, atau tempat yang masih benul benul alami tanpa sentuhan kemajuan jaman.
     Tempat tempat yang seperti itu nampaknya sekarang laris manis diburu wisatawan. Tentu saja wisatawan yang tidak tergabung dalam travel biro yang perjalanannya sudah pakem, sudah diatur dari sononya. Yang bisa menikmati timetravel ini ya wisatwan mandiri, backpacker dsb yang memang sengaja mencari tempat tempat yang bukan merupakan obyek wisata yang sudah tertulis di buku buku panduan wisata, atau yang sudah disiapkan biro perjalanan wisata dsb. Mereka akan mencari obyek wisata yang lain dari pada yang lain. Ya itu tadi. Tempat dimana seolah waktu berhenti berputar, tempat yang belum tersentuh kemajuan jaman, tempat yang masih alami, seolah berada di abad yang lalu.

Beda lho dengan wisata sejarah
     Kalau kita ke Borobudur, Prambanan atau peninggalan kuno lainnya, kan juga wisata kemasa lalu?. Lha beda, kondisi borobudur, prambanan dan peninggalan lainnya kan sudah seperti kondisi saat ini. Disekitarnya sudah dibangun taman, hotel, warung souvenir, pokoknya suasana saat ini lah. Yang kuno hanya candinya, lainnya sudah barang baru semua.
     Jadi wisata ketempat tempat seperti ini tidak bisa disebut timetravel. Wisata kemasa lalu, ketempat yang kondisinya masih seperti kehidupan jaman dulu, yang kuno, yang belum tersentuh peradaban modern, pokoknya ketempat dimana jarum jam seolah berhenti berputar.

Wisata ke suku terasing?
      Apa ini namanya suku terasing, atau suku yang masih mempertahankan tradisinya, namun memang banyak suku suku yang dijadikan obyek wisata. Misalnya saja pemukiman suku Sasak di Lombok, atau suku Badui di Banten, atau suku laut yang membangun rumah dilaut seperti suku Torosiaje? Ini juga bukan termasuk timetravel.
      Suku suku asli/ terasing ini juga sudah tersentuh peradaban modern. Bahkan atas nama obyek wisata, ada pemukiman suku kuno ini yang dibuatkan oleh pemerintah, ditata yang baik hingga bisa menjadi destinasi wisata. Suku terasing artificial lah. Disitu sudah ada listrik, sudah ada alat angkut modern, bahkan sudah ada toko souvenir yang ditata dengan baik.

 Lalu yang bagaimana?
     Ya itu tadiii....wisata ketempat tempat yang masih asli, yang belum tersentuh peradaban modern, masih jadul, abad pertengahan, disini jarum jam seolah berhenti berdetak. Makanya wisata semacam in i hanya bisa dinikmati oleh para traveller, back packer dan wisatawan madiri yang tidak terikat oleh jadwal biro perjalanan.
      Lokasinyapun didapat dari gethok tular, dari mulut kemulut. Disuatu wilayah ada tempat yang masih sangat alami, penduduknya masih hidup seperti pada jaman awal abad lalu, dsb dsb. Lokasi semacam ini biasanya sepi, karena yang mengunjungi hanya wisatawan yang senang pada timetravel.
     Menurut buku yang aku baca, katanya negeri negeri dijantung asia tengah, merupakan tempat favorit bagi yang senang timetravel. Negeri negeri pecahan Uni Sovyet seperti Tajikistan, Uzbekistan, Turkmenistan dsb, juga negeri Mongolia, Tibet, Nepal, Bhutan dsb adalah negeri negeri yang masih banyak mempunyai desa atau kawasan yang kehidupan masyarakatnya masih seperti hidup di abad pertengahan. Mereka lebih mengedepankan kehidupan spiritual dari pada kehidupan dunia. Fasilitas yang ada didesa itupun betul betul alami. Menu makan, cara hidup dsb masih belum tersentuh peradaban masa kini. Nah, desa desa seperti inilah tempat tujuan timetravel.
      Dan ternyata, tanpa kita sadari, pulau pulai di Indonesia timur ternyata juga banyak dikunjungi pemburu timetravel. Pulau pulau yang masih perawan, masih alami, kehidupan masyarakatnya sangat tradisional bagai awal abad lalu, tidak fasilitas modern, nah kesinilah para penggemar timetravel berkunjung. Keberadaan pulau pulau ini juga dengan cara dari mulut ke mulut antar turis. Bahkan kita di Indonesia banyak yang tidak tahu nama pulau itu dan dimana tempatnya di Indonesia timur sana. Tapi ternyata malah sangat terkenal dikalangan para turis timetravel.

Timetravel yang lain
     Saya sendiri pernah mempunyai pengalaman timetravel secara tidak sengaja, walaupun ya tidak seperti abad pertengahan atau abad kuno.
     Tatkala masih bertugas di Gorontalo tahun tujuhpuluh delapanpuluhan, saya pernah mengunjungi satu desa yang sangat jauh dari ibu kota kabupaten. Kesana harus naik kuda atau jalan kaki. Naik turun bukit, lewat punggung bukit, semak belukar dan alami yang masih perawan. Di tengah jalan, perjalanan harus berhenti untuk istirahat, bagi kudanya maupun orangnya. Tempat pemberhentian berupa jalan persimpangan yang dinaungi pohon besar. Distu banyak orang dari desa desa terpencil yang beristirahat. Dan ternyata juga ada pasar dengan sistim barter antara hasil bumi, hasil hutan dengan kebutuhan sehari hari. Wah, suasana dibawah pohon besar itu betul betul seperti suasana awal abad (lho, awal abad ini apa saya sudah lahir?) Pkoknya masih sangat alami lah....
      Juga saya pernah mengunjungi satu desa di kecamatan Salem, Brebes, yang terletak diperbatsan Jawa Tengah - Jawa Barat. Kala itu di awal tahun sembilan puluhan. Dari kota kecamatan masih harus  jalan kaki beberapa jam, lalu tiba disuatu desa yang saya lupa namanya. Dari berrangkat sampai pulang kembali ke kecamatan, ternyata pikiran saya dengan pikiran anggota rombongan yang lain sama : kok ya mau orang tinggal di tempat terpencil seperti ini. Suasana desa masih seperti tahun enampuluhan, masih jaman orde lama dulu. Banyak orang tua yang menganggur dirumah, diemperan rumah duduk duduk sambil memangku radio transistor, mendengarkan siaran RRI. Lalu diatas genteng selalu ada tampah yang terisi jemuran nasi aking. Wah, suasananya masih tertinggal limapuluh tahun ketimbang kotanya.

Nah, timetravel, wisata kemasa lalu, ketempat tempat yang masih alami, masih perawan, yang belum tersentuh peradaban, yang jarum jamseolah berhenti berdetak, inilah sekarang yang mulai banyak diburu oleh travellers.
Pertanyaannya, lha kalau semua desa akan dimoderenisasi, semua desa nanti nyaris sama, nyaris seragam, semua fasilitas modern masuk desa, kemana para traveller berburu timetravel?......................
    

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar