Lingkaran setan angkutan umum..........

     Suatu hari aku pernah berkendaraan dari Secang ke Temanggung yang berjarak lk 11 km. Iseng iseng aku menghitung berapa banyak aku berpapasan dengan bis mini/ engkel/ bis kecil roda 4. Waduh, ternyata pada jarak 11 km itu aku berpapasan 35 bis. Artinya setiap 300 m ada satu bis. Penumpangnya? barangkali hanya satu dua saja. Untuk setoran, untuk makan sopir, kondektur dan kernet, nanti dapet uang berapa ya.. mreka ?. Karena nyari setoran, uang BBM, uang makan dsb, tidak jarang mereka ngebut saling berebut, namun lebih sering mereka mengetem nunggu penumpang. Akibatnya penumpang merasa tidak nyaman. Akibat selanjutnya lebih baik beli sepeda motor, lalu jalanan semakin macet, lalu penumpang angkutan umum semakin sedikit, lalu pendapatan mereka berkurang, lalu mereka tidak bisa memperbaiki kerusakan, lalu angkutan umum semakin jelek, lalu penumpang semakin ogah...lalu...lalu...
     Angkutan umum yang semakin tidak representatif, inilah yang mungkin mendorong orang untuk memiliki kendaraan pribadi, baik mobil maupun sepeda motor. Orang menjadi malas naik angkutan umum. Maka jangan heran kalau konsumsi BBM bersubsidi meningkat tajam. Kendaraan pribadi, baik roda 4 maupun roda 2 semakin tidak terkendali, kemacetan semakin menjadi jadi. Disisi lain, jelas pendapatan para awak angkutan umum semakin sedikit. Dibawah UMR, maka tetaplah mereka dibawah garis kemiskinan. Lalu dari mana kita akan mengurai persoalan ini?.

Perbaiki pelayanan kendaraan umum
      Orang semakin malas naik kendaraan umum, angkutan dalam kota/ angkot, angkutan pedesaan maupun bis antar kota, lantaran angkutan umum tsb semakin tidak nyaman. Kendaraan yang sudah rusak karena pemilik tidak mampu memperbaiki, suka ngetem, banyak copet, panas, sumpek kumuh dan setumpuk keluhan lainnya. Ini mesti segera diatasi! Bagaimana agar angkutan umum mempunyai penam,pilan yang lebih oke, nyaman dinaiki, tidak ngetem, tepat waktu dsb bla bla bla....

Batasi jumlah kendaraan umum
     Jumlah kendaraan umum yang sangat banyak menyebabkan persaingan dalam m,encari penumpang, akibatnya kebut2an diwaktu ramai penumpang dan ngetem diwaktu sepi penumpang. Penumpang menjadi tidak nyaman. Saya masih ingat dulu, jumlah angkutan kota itu disurvei lebih dulu. Dinas LLAJR menentukan, angkutan kota didalam kota Magelang dibatasi misalnya 300 buah, dengan perincian jalur 1 sekian kendaraan, jalur 2 sekian, dsb sehingga jumlah tsb cukup untuk penumpang, tidak terlalu jarang sehingga penumpang harus lama menunggu, tapi juga tidak terlalu banyak yang mengakibatkan persaingan antar angkota. Pembatasan ini perlu disurvei lagi dan diterapkan dengan tegas. Ini juga akan memberi kepasstian para sopir dan awak angkota akan penghasilan mereka. JIka terlalu banyak angkota, penumpang hanya sedikit, penghasilan merekapun akan sangat sedikit.

Tindak angkutan plat hitam
      Plat hitam ini juga biang keladi ketidak tertiban angkutan umum. Rute rute yang tidak dijamah oleh angkutan resmi/ plat kuning, atau rute terusan, biasanya diisi oleh angkutan plat hitam. mungkin penumpang diuntungkan, namun demi tegaknya peraturan, mestinya angkutan plat hitam ini ditindak. Inilah demokrasi yang kebablasan. Suatu saat ada razia angkutan plat hitam, eh malah para sopir angkutan plat hitam berdemo...."kami kan juga punya hak untuk mencari nafkah, bukan hanya yang plat kuning..." Dan pemerintah tidak bisa menyelesaikan kasus ini. Jadilah plat hitam masih beroperasi. 

Terapkan pembatasan penggunaan kendaraan pribadi
      Nah, setelah angkutan umum dibenahi, sehingga representatif bagi para pengguna kendaraan, maka masyarakat perlu digiring untuk menggunakan kendaraan umum saja pada aktifitas rutin mereka. Kekantor misalnya, kalau menggunakan kendaraan pribadi, paling kendaraannya akan diparkir dihalaman kantor selama 7 - 8 jam, menunggu saat pulang kantor. Kalau halaman kantor penuh, akan diparkir dipinggir jalan yang akibatnya akan mengurangi lebar jalan. Biang macet lagi.
     Demikian juga antar jemput anak sekolah. Ini juga biang kemacetan jalan didepan sekolahan. Antar jemput ini juga menyebabkan anak tidak mandiri dan selalu tergantung orang tua. Kalau masih TK atau SD sd kelas 3 okelah, tapi kalau sudah SMA kok masih diantar jemput, nantyi jadi anak yang tidak bisa mandiri. Dorong mereka untuk naik kendraan umum saja.
     Ini juga biang kemacetan yang tidak segera diatasi. Anak anak yang kesekolah dengan naik sepeda motor. Biang kemacetan, rawan kecelakaan dan menyebabkan pengguna jalan lainnya tidak nyaman. Anak seusia SMP dsb mestinya dilarang menggunakan sepeda motor kesekolah. Pasti mereka belum mempunyai SIM. Tapi sudah menjadi rahasia umum, banyak anak SMP yang naik motor kesekolah dan motornya dititipkan ke penitipan disekitar sekolah.
     Jadi pembatasan kendaraan pribadi itu bukan kepemilikannya, namun penggunaannya. Tidak perlu pembatasan penggunaan no ganjil genap, atau 3 in 1, atau apa lagilah, tapi beri pengertian kepada masyarakat.
Liding crita :
  1. Perbaiki angkutan umum sehingga layak, representatif dan menarik, sehingga masyarakat tertarik untuk menggunakan angkutan umum daripada kendaraan pribadi.
  2. Masyarakat perlu digiring dan diberi pengertian agar mau menggunakan angkutan umum.
  3. Tetapkan beberapa kebijakan pembatasan penggunaan kendaraan pribadi, al:
  • Anak seusia SMP dilarang menggunakan sepeda motor kesekolah, dan ini diawasi dengan ketat, serta digiring untuk menggunakan angkutan umum saja.
  • Jangan dibiasakan antar jemput anak sekolah (kecuali setingkat TK sd SD kelas ). Biarkan mereka tumbuh mandiri. Ingat, kendaraan parkir didepan sekolah waktu antar jemput anak sekolah, itu merupakan salah satu biang kemacetan.
  • Bagi para karyawan, PNS dan pegawai swasta yang kerjanya dibelakang meja, lebih baik menggunakan angkutan umum daripada kendaraan pribadi. Toh kendaraannya juga akan diparkir dikantor atau dipinggir jalan sampai dengan pulang kantor nanti.
  • Demikian juga para bakul pasar, mending naik angkot dari pada naik motor, paling akan diparkir dilahan parkir pasar yang akan ngabis abiskan tempat.
  • Lahan parkir yang sedikit mestinya membuat orang akan berpikir bila menggunakan kendaraan pribadi, namun ternyata malah menyuburkan parkir liar dan pemerintah tidak mau menertibkan.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar