City tour, apa yang bisa dilihat.......

     Pada acara pertemuan, diklat, seminar, rapat dsb disebuah kota, tidak jarang panitia menyiapkan acara city tour. Peserta diajak untuk berkeliling kota melihat kota tempat acara diadakan. Banyak obyek obyek yang bisa dilihat, namun tidak jarang city tour tsb hanya berakibat kecewa karena tidak ada obyek yang bisa diandalkan. Pada acara seperti itu, city tour adalah sarana untuk memamerkan kota kepada peserta.
     Mestinya Pemerintah daerah atau Dinas Pariwisata setempat sudah mulai memikirkan, apabila suatu saat ada event dikotanya, apa yang bisa dipamerkan kepada peserta event? Apabila peserta diajak keliling kota, apa yang bisa diandalkan untuk dipamerkan? Dengan city tour, suatu kota akan berbenah dan bisa menata kotanya sehingga layak untuk dipamerkan. Sekarang, jangankan untuk dipamerkan kepada orang luar, apalagi untuk destinasi wisata, lha wong untuk dinikmati warganya saja, kadang tidak bisa. Nah kalau sebuah kota akan disiapkan untuk city tour, apa yang kira kira bisa diperbuat.

Kota tua, bangunan kuno
     Kota kota yang bisa mempertahankan bangunan bangunan tua, biasanya akan menjadi daya tarik wisatawan. Bahkan kalau bangunan tua tersebut berada dalam satu kawasan dan terjaga kelestariannya, maka akan disebut kota tua. Banyak kota yang bisa mempertahankan bangunan tuanya seperti misalnya Semarang dengan gereja blenduk dan sekitarnya yang lalu disebut kota tua. Klenteng Sam Po Kong, Lawang sewu dsb. Di Jogjakarta, maka kilometer nol akan menjadi andalan bangunan bangunan tua. Gedung Agung, benteng Vredeburg, gedung BI, Kantor pos dan museum, semua merupakan bangunan tua yang akan menarik wisatawan. Demikian juga Bandung, Surabaya, Malang dan Jakarta, semua punya itikat untuk mempertahankan bangunan tua, kota tua, sebagai daya tarik wisata.
     Kota Magelang sendiri juga bisa mengandalkan bangunan tua, antara lain gedung Bakorwil II yang dulunya karesidenan Kedu, tempat P. Diponegoro ditangkap Belanda. Bangunan lain seperti komplek militer, RST dsb, bisa untuk destinasi wisata.

Museum
     Jejak masa lalu yang disimpan dalam museum, akan menjadi daya tarik wisata bagi yang menggemarinya. Barangkali Jakarta yang terdepan dalam hal ini, karena disana banyak terdapat museum yang layak dikunjungi, baik sebagai destinasi wisata maupun untuk belajar bagi siswa sekolah.
     Di Magelang sendiri walau kota kecil, namun disini banyak berdiri museum seperti museum Diponegoro, museum Sudirman, museum Abdul Djalil di Akmil, museum Bumi Putera, museum Keuangan dsb. Semua apabila dikelola dengan baik disertai promosi yang gencar akan menjadi obyek wisata yang bisa diandalkan.

Taman publik
    Jangan membayangkan Tahir square di Cairo, Tianamen di Beijing, atau taman taman di LOndon, Hongkong dsb yang bisa menjadi tempat berkumpul warga dan daya tarik wisatawan. Banyak kota di Indonesia yang tidak mempunyai taman umum, ruang publik, tempat warganya rindu untuk datang, sekedar duduk duduk, tempat warga berinteraksi. Ini akan menjadi daya tarik wisata, terutama wisata lokal.
    Memang ada alun alun disetiap kota. Tapi banyak alun alun yang sudak diokupasi oleh kaki lima, warga tertentu sehingga tidak nyaman untuk wisatawan.
     Taman taman lain bisa untuk destinasi wisata, misalnya taman pantai, pinggiran sungai yang ditata apik, juga taman taman tematik sebagai upaya pelestarian l,ingkungan.

Kuliner
     Kalau yang ini biasanya dapat diandalkan. Banyak pemerintah daerah yang tertarik untuk mengembangkan wisata kuliner yang khas di daerahnya. Pusat pusat kuliner banyak dibangun dengan representatip sehingga menarik  wisatawan
    Disamping pusat pusat kuliner, juga ada rumah makan yang khas suaru daerah. Biasanya yang seperti ini akan diserbu wisatawan. Ada satu rumah makan yang mengembangkan khas msakan laut, ada yang khas bebek, pokoknya yang beda beda dengan yang lainnya.

Pusat oleh oleh/ cendera mata
     Kalau kita mengunjungi suatu daerah, tentu kita ingin membawa pulang apa yang khas dari daerah tsb. Bisa berupa makanan khas, bisa berupa barang khas yang tidak ada di kota lain. Gudeg, getuk, bakpia, wingko babat, bandeng presto dsb
    Di kota kota tujuan wisata, akan berkembang toko toko yang menyajikan oleh oleh khas daerah masing masing

Mal
     Wah ini yang justru ramai dikunjungi wisatawan, namun wisatawan lokal. Satu kecenderungan, yakni kota berlomba lomba untuk membangun mal. Namun agar mal tsb mempunyai arti sebagai tempat tujuan wisata, mestinya disitu juga dibangun misalnya grosir, batik, bordir, cendera mata khas dsb. Kalau selama ini yang terjadi, mal hanya akan menerik wisatwan lokal, orang orang sekitar kota untuk cuci mata.

Kampung tematis
     Ini trend baru, membangun kampung kampung diperkotaan dengan tema tema khas. "One Village One product"  Sekarang banyak bermunculan kampung batik Lawiyan di Solo, Kampung batik Kauman. Ada juga kampung dengan kerajinan tertentu, lalu disitu diperagakan cara membuatnya, lalu ada show room yang memajang hasil kerajinan. Sayang kadang harga di show room di desa tsb lebih mahal dibanding tempat lain.
      Kampung tematis lain yang bisa menjadi daya tarik wisatawan misalnya kampung yang membuat kegiatan pengolahan sampah, daur ulangnya, memilahnya, mengolah menjadi kompos, mengolah menjadi kerajinan lain dsb.
     Ada juga yang lagi ngetrend dan bisa untuk wisata pendidikan, yakni kampung inggris, dimana oranmg satu kampung diharuskan berbicara dalam bahasa inggris. Ini akan menjadi daya tairik, banyak anak sekolah yang menyempatkan kesini untuk memperlancar ber cas cis cus.

Kota yang kehilangan masa lalunya
    Banyak yang bisa dikerjakan oleh pemerintah daerah untuk membangun, sehingga kota itu menarik untuk city tour. Apa bila suatu saat ada event tertentu di kota itu, maka panitia tidak akan bingung bingung menyelenggarakan city tour, karena banyak obyek yang layak dipamerkan.
     Sayang pembangunan yang pesat kadang tidak berpihak kepada bangunan bangunan lama. Banyak bangunan lama yang dihancurkan, diganti bangunan baru yang modern, mal, supermarket, pasar moderen dan bangunan lain.
     Kotaku di Karanganyar sana, barangkali apabila ditanya, seperti apa wajah Karanganyar 50 tahun yang lalu, tidak ada yang bisa menjelaskan. Semua bangunan tua telah lenyap diganti bangunan baru yang akan mengubur sejarahnya. Kotaku betul betul telah kehilangan masa lalunya.

Lalu kalau city tour sepertinya menjadi salah satu acara tambahan pada satu event di suatu kota, mestinya pemerintah daerah setempat mulai memikirkan, apa yang bisa diandalkan, apa yang bisa dipamerkan.
Lalu mestinya juga memikirkan rute, onyek yang kan dikunjungi. Taruhlah bila ada one day tour, bagaimana rutenya, obyek apa yang dikunjungi dsb. Nah, Pemda cq Dinas Pariwisata, selamat bekerja. uji coba mungkin bisa dilakukan untuk para pejabat, anak sekolah dsb untuk diajak city tour.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar