Kuliner "daur ulang", amit amit ........

     Jika anda berada di pasar tradisional, di terminal, di stasiun atau tempat publik lainnya, sering ditawari makanan jadi? Baik yang dijajakan kelilingan atau dipajang dikios, meja atau kakilima? Sekilas makanan itu enak menggiurkan dan praktis tinggal makan. Ada nasi goreng dibungkus rapi dalam wadah stirofoam, mika, atau cuma dibungkus kertas minyak. Atau mungkin nugget dan bahan olahan berbahan dasar daging ayam lainnya. Awas hati hati, jangan cuma liat harganya yang murah, tapi ternyata itu semua berbahan dasar barang bekas, sisa sisa rumah makan dsb.
     Di TV swasta ada yang namanya "reportase investigasi" ya?, Ini juga menyoroti makanan yang beredar yang sama sekali sebenarnya tidak layak konsumsi. Nah, makanya kita harus semangkin certdas dan pilih pilih dalam membeli makanan, memilih warung makan ataupun kakilima tempat kita akan bersantap. 

Kasus I
    Pada satu rumah makan ayam goreng yang terkenal, suatu saat saya jajan disana, lalu pengin kebelakang untuk pipis. Lewat dapur dan tempat cucian piring. Ternyata ada remaja yang mengumpulkan sisa sisa tulang ayam yang masih ada dagingnya. Saya amati terus, ternyata siremaja itu lalu menmisahkan daging yang masih ada. Suwir demi suwir dikumpulkan dan ditampung dalam tas kresek. Saya cuma berpikir, ah, paling akan dimakan sendiri.
    Iseng iseng saya tanya pada sipegawai rumah makan, untuk apa itu. Lalu sambil berbisik dia njawab, untuk bahan baku bikin nasi goreng kelilingan. Siremaja tadi ternyata seorang kru dari usaha nasi goreng kelilingan.
     Alamaaakk.....ternyata nasi goreng kelilingan, yang udah digoreng lalu dibungkus rapi, bahan dasarnya, daging ayamnya berasal dari sisa sisa ayam goreng waralaba, rumah makan ayam goreng yang terkenal itu. Makanya kalau anda makan dirumah makan ayam goreng, harus habis berikut tulang tulangnya. Jangan sampai nyisaaaa.....

Kasus II
     Pernah anda membayangkan, apabila satu truk mengirim ayam potong ke rumah potong unggas, apakah semua selamat? Tidak, walau 3 sampai 10 ekor, mesti ada yang tidak selamat, alias mati, jadi bangkai. Inilah yang disebut ayam tiren alias mati kemaren. Ayam bangkai inilah yang menjadi bahan dasar berbagai masakan olahan. 
     Yang paling sederhana adalah ayam goreng. Bila anda menjumpai ayam goreng yang diwarnai kuning, minyak yang agak berlebih, dijual dengan harga murah, anda mesti hati hati hati.
     Lalu penjual mie ayam, soto ayam kelilingan yang gak bermoral agama, banyak yang menggunakan bahan dasar ayam tiren ini. Direbus dulu hingga aroma bangkainya berkurang, lalu dimasak dibumbui dengan bumbu yang pekat, kecap, pengawet, penyedap dsb.
     Yang paling baru ya yang baru keluar ditivi itu. Nugget, stik chicken dan jajanan anak anak lainnya.

Kasus III
    Dari sekian puluh atau sekian ratus PKL kuliner, berapa sisa nasi yang terbuang atau sisa semalam. Saya dulu pernah menulis, ada seorang peternak itik yang menitip wadah, tas kresek dsb ke padagang PKL untuk wadah nasi sisa makan pengunjung. Ini masih bisa diterima karena untuk tujuan pakan itik. 
   Tapi kalau ada yang mengumpulkan sisa nasi itu untuk tujuan dipakai sebagai bahan dasar makanan lainnya? Sisa sisa nasi ini sesudah dicuci bersih, dipisahkan dari sayur, sambel, dan lauk lainnya, ini bisa diolah lagi menjadi snack anak anak.

Kasus IV
     Ini yang paling sering. Apakah kuliner PKL itu bisa habis dalam semalam? Pasti masih ada sisa. PKL yang sudah terkenal dan menjaga nama, sisa bahan yang tidak habis akan dibuang, esok akan masak yang baru. Jadi yang dijual barang fres, baru terus. Namun PKL ecek ecek pasti akan berpikir kalau harus membuang barang. Lha, ya terus dipanasi, atau disimpan dkulkas untuk esok dijual lagi.
     Lalu bahan yang dibuang oleh PKL yang jaga nama tadi apa ya dibuang ditempat sampah? Ternyata tidak! sudah ada penampungnya untuk diolah dimata rantai berikutnya.

Kuncinya : moralitas!!
    Bagi kaum muslimin, bangkai adalah seuatu yang diharamkan dalam hukum agama. Makanya ya jangan dimakan. Termasuk diolah, walau tidak ikut makan, tapi kan ya dosa karena membuat orang banyak makan barang haram.
    Dari segi kesehatan, jelas gak sehat sama sekali. Disamping barang busuk, pasti untuk mengkamuflase pada waktu mengolah ditambah bahan pengawet, pewarna dsb yang tidak jarang itu barang yang terlarang.
     Bagi pembeli, jangan tergiur harga murah. Pokoknya kalau ada barang harga murah, warna, bentuk gak normal, harus dicurigai.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

2 komentar:

Anonim mengatakan...

untung gak pernah makan diluar...makan di rumah aja aman, bersih, irit

wisnumgl center mengatakan...

trims komentnya...baca juga tulisanku "yang hobi kuliner, belajarlah juga memasak sendiri"...ya, betul, aman murah irit dan bisa untuk selingan asyik.......

Posting Komentar