Fungsi kepemimpinan yang dilupakan

     Konon katanya, saat ini dinegara kita lagi krisis kepemimpinan. Pemimpin yang ada tidak bisa memberi keteladanan kepada yang dipimpin. Kepala suatu satuan tugas, hanya menjadi kepala, namun gagal menjadi pemimpin. Bupati, walikota, gubernur dan pejabat negara lainnya, yang dipilih oleh rakyat, gagal menghadirkan sosok pemimpin yang diteladani. Mereka hanya menjadi figur formal yang tidak bisa mengambil hati rakyatnya. Itu baru pemimpin atau pejabat negara. Lantas bagaimana kepemimpinan ditingkat bawahnya? Kepala SKPD misalnya? Sama saja atau bahkan tambah para lagi.
     Banyak teori kepemimpinan yang telah diajarkan oleh para pakar. Banyak kursus kepemimpinan yang telah diikuti oleh calon pemimpin itu, namun apa hasilnya? Masuk telinga kiri kelusr telinga kanan. Dilingkungan PNS telah banyak pelatihan kepemimpinan, mulai dari penjenjangan semacam ADUM, ADUMLA, SPAMA, SPAMEN dsb. Juga ketrampilan, mulai dari total quality management, budaya kerja, reinventing government, dan banyak pelatihan motivasi. Hasilnya seperti yang kita lihat sekarang ini. Podho wae.
     Ada satu pelajaran kepemimpinan yang sederhana, tanpa teori, namun banyak dilupakan orang. Seorang pemimpin haruslah bisa menjadi atau bisa bertindak sebagai 4 hal dibawah......

Administrator
     Seorang pemimpin haruslah mampu menjadi administrator dikantornya, dilingkungan tempat kerjanya dan disatuan tugasnya. Administrator, mampu menguasai segala aspek dari tempat tugasnya, mulaui dari tugas pokok, fungsi, kewajiban, juga fungsi administrasi lainnya. Mampu pula menguasai hal hal teknis dibidang tugasnya, pelaporan, pertanggungan jawab, landasan hukum dlsb.
     Dewasa ini banyak pemimpin yang selalu berkata..."ah, itu kan tugasnya staf"...tanpa ia mau mencoba mengetahui atau mendalami bidang tugasnya. Memang dalam era otonomi daerah ini disadari banya pemimpin yang bertugas diluar disiplin ilmunya. Tapi itu bukan alasan seorang pemimpin untuk lepas tangan dan menyerahkannya kepada staf.

Negosiator
     Seorang permimpin haruslah bisa menjadi negosiator yang hndal. Dapat mengkomunikasikan hal hal yang menjadi bidang tugasnya, mempunyai nilai tawar yang tinggi, dapat memperjuangkan kepentingan satuan tugasnya kepada atasan/vertikal, kepada satuan tugas lainnya/horizontal, namun juga bisa merangkul bawahan untuk mendapat dukungan.
     Dewasa ini fungsi negosiator dari seorang pemimpin cenderung mandul. Pemimpin lebih banyak terima matengnya atau terima bersihnya, semua tinggal diserahkan kepada staf.
     Agak dekat dengan fungsi ini mestinya aalah fungsi komunikator. Seorang pemimpin haruslah seorang komunikator yang baik, dapat menyampaikan segala aspirasi satuan tugasnya kepada atasan, bawahan dan kesamping kepada satuan tugas lainnya.

Manager
    Bagaimanapun seorang pemimpin adalah nakhoda sebuah kapal. Maju mundurnya kapal/satuan tugas yang dipimpinnya sangat tergantung kwalitas kemanajerialan pemimpin. Bagaikan kapten sebuah kesebelasan, bagaimana ia mengatur anak buahnya untuk bisa menghasilkan goal, atau bagaikan pemimpin sebuah orchestra bagaimana menyajikan pertunjukan musik yang baik.
     Karena pemimpin mempunyai fungsi manajer ini, ya tentu saja kwalitas, pengetahuan, kompetensinya harus bisa mendukung tugas ini. Demikian juga nilai nilai diri, kearifan, kesalehan dan pandangan hidup seorang manager akan sangat menentukan jalan dan arah dari satuan tugas yang dipimpinnya.

Bapak/ orang tua
     Nah, ini dia, yang sering dilupakan oleh seorang pemimpin saat ini. Menjadi bapak atau orang tua yang baik bagi staf dan seluruh anak buahnya. Seorang pemimpin mestinya bisa merengkuh semua anak buahnya dalam satu keluarga besar, dalam suasana kekeluargaan yang baik. Mampu menumbuhkan rasa saling menyayangi, asah asih asuh diantara anak buahnya.
    Seorang pemimpin mestinya mampu menumbuhkan rasa aman kepada anak buahnya, merasa terlindungi dan kalau ada masalah harus berani pasang dada didepan. Seorang pemimpin harus bisa mengayomi, dan menjadi tempat untuk bertanya bagi anak buahnya. Bertanya tentang kesulitan dalam pekerjaan, bertanya hal hal teknis dalam pekerjaan, termasuk bertanya dalam hal urusan pribadi. Bisa memberi nasehatlah, atau bisa menjadi tempat untuk curhat bagi anak buahnya.
     Banyak pemimpin dewasa ini yang justru bersikap sebaliknya, justru berlindung dibelakang anak buahnya. Kalau ada masalah malah menghindar, sehingga oleh anak buahnya dijuluki Kyai joyo endo...

Ini hanya salah satu pendekatan fungsi seorang pemimpin yang saat ini banyak dilupakan. Kita semua adalah seorang pemimpin, dalam level apapun. Dikantor, di satuan tugas, dilingkungan atau dirumah tangga. Mari kita tengok lagi fungsi kita, kemampuan kita sehingga kepemimpinan yang kita lakukan setidaknya mempunyai arti bagi anak buah kita, bagi satuan tugas kita dan yang penting pertanggungan jawab kita nanti bisa bagus.
     Fungsi sebagai orang tua ini yang paling banyak memudar saat ini! Banyak pemimpin yang hanya menjadi mandor, hanya mengkomando, marah marah, gak bisa mengarahkan, tapi selalu minta jatah paling banyak hahaha.... 

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar