3R..jangan jangan justru menghasilkan limbah B3.....

     3R, Reduce, Reuse, Recycle, itulah jurus yang selalu diseosialisasikan oleh pemerintah untuk mengurangi volume sampah di Indonesia. Sudah banyak langkah yang ditempuh untuk mengaplikasikan 3R ini, Mengurangi, Memakai kembali dan Mendaur ulang sampah sampah yang dihasilkan oleh masyarakat. Y, volume sampah semakin meningkat, kalau tidak ada upaya 3R tadi ya TPA/ tempat pembuangan akhir sampah akan cepat penuh.
     Sekarang banyak sekali kampung sebagai percontohan bagaimana mengolah sampah. Mulai dari membuat kompos dari sampah organik, lalu membuat produk prduk yang berasal dari sampah, sampai yang hanya sekedar mengumpulkan sampah yang masih laku dijual. Banyak istilah yang digunakan. Namun yang paling banyak ya istilah bank sampah. Dimana sebuah kelompok menerima sampah dari warga, sampah yang masih laku tentunya, lalu sampai itu dihargai dengan uang dan itu dianggap sebagai tabungan warga yang setor sampah.
     Untuk membuat produk produk daur ulang sampah, juga banyak kelompok yang sudah melaksanakannya. Plastik bekas gelas minuman disulap jadi rangkaian bunga kering yang indah, bekas sedotan minuman disulap jadi taplak meja, dan yang paling banyak adalah handicraft untuk kenang kenangan pesta perkawinan. 
      Cuma disayangkan, produk daur ulang ini kan suatu saat nanti juga akan menjadi sampah!. Dibuang karena sudah tidak terpakai lagi. Pada sampah yang kedua ini, dikawatirkan justru akan menjadi limbah B3/ Bahan Beracun Berbahaya. Atau setidaknya menjadi sampah yang semakin susah terurai.

Bahan bahan Tambahan
    Untuk menghasilkan produk baru dari sampah, tentu diperlukan bahan tambahan. Misalnya untuk membuat bunga kering dari plastik bekas botol minuman, diperlukan cat minyak, kawat, lem dsb. Untuk membuat handicraft dari limbah kayu, diperlukan bahan tambahan lem kayu dsb.
     Penambahan bahan bahan inilah yang berpotensi sampahnya nanti akan menjadi limbah B3. Plastik yang sudah dicat, tentunya akan mengandung bahan bahan cat, mulai dari rhodamin, minyak cat dan bahan kimia lainnya. Kalau suatu saat nanti produk daur ulang ini sudah tidak terpakai dan dibuang sebagai sampah, maka akan menjadi ssampah yang mengandung bahan berbahaya. Dan celakanya, penambahan bahan berbahaya ini kadang terlalu berlebihan

Semakin sulit diurai
     Dan yang merepotkan lagi, sampah hasil daur ulang ini akan semakin sulit diurai. contohnya saja ya itu tadi! Plastik yang dilapisi cat. Plastiknya saja sulit terurai, apa lagi sudah dilapisi cat. Lalu tali yang terbuat dari kertas koran, lalu dilapisi cat tembok untuk membuat handicraf. Ini juga akan menjadi sampah yang sulit terurai.
     Atau setidaknya akan lebih sulit memisahkan. Contohnya saja kalau sebuah produk daur ulang handicraft suatu saat dibuang sebagai sampah. Padahal bahan bakunya ada plastik, ada kertas, ada kawat, ada paku, ada kain perca dsb. Wah pemulung akan sulit memilah milah sampah semacam ini.

Produk yang tidak laku
    Ada juga kelompok kelompok daur ulang sampah ini yang asal membuat, tapi produk yang dihasilkan sebenarnya tidak mempunyai nilai jual. Yang paling banyak adalah bunga kering yang terbuat dari sampah plastik, kulit buah/ salah misalnya dsb, yang sebenarnya produk ini sangat jelek dan tidak akan laku.
     Ada juga membuat sapu dari sampah, sisa sabut dsb. Memang bisa menghasilkan produk baru berupa sapu, tapi siapa yang mau menggunakan sapu yang kayak gitu.....
     Ya, banayk sekali kelompok kelompok yang membuat produk daur ulang yang hanya sekedar jadi barang, tapi tidak memperhitungkan produk sepeti ini diterima nggak oleh masyarakat.

Lebih baik jadi bahan baku pabrik saja
     Ya, lebih baik kelompok kelompok itu mengumpulkan sampah, limbah, lalu memilah milah sesuai jenis sampah, lalu menjualnya ke pengepul atau pabrik pengolahan. Sampah kertas, sampah karton bisa jadi bahan baku pulp, pabrik kertas. Sampah rosok/ rongsokan besi, untuk bahan baku industri logam. Sampah plastik untuk bahan baku pabrik plastik.
     Nggak usah mmembuat produk daur ulang, sudah membuatnya susah, produknya nggak laku, limbahnya jadi limbah B3, wah, ngrepoti aja.
     Kalau mau membuat produk daur ulang, ya yang kira kira mempunyai nilai jual, yang bagus, yang indah dan tidak memakai bahan tambahan yang berbahaya. Jadi kalau mau membuat produk daur ulang, yang selektiflah....

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar