Sego jagung.....yang dilupakan

     Mendadak sego jagung kembali terkenal. Bukan sebagai makanan, namun sebagai lagu. Lagu ndangdut yang agak seronok entah gimana itu liriknya. Tapi yang jelas sangat digemari oleh penggemar ndangdut terutama dari kalangan bawah. Meskipun yang menyanyikan itu juga belum tentu pernah makan sego jagung.
     Sego jagung atau nasi jagung dulu sangat terkenal, bahkan menjadi makanan pokok nomer dua sesudah nasi. Bahkan dibeberapa daerah menjadi makanan pokok nomer satu. Pelajaran geografi waktu SD dulu misalnya menyebutkan bahwa makanan pokok pendududk Madura adalah jagung. Meskipun mungkin sekarang sudah berganti menjadi nasi. Namun dibeberapa daerah pegunungan, sego jagung masih merupakan makanan pokok yang mendampingi nasi. Sebut saja misalnya Magelang, Temanggung dan Tawangmangu, sego jagung masih mudah dijumpai.
     Penampilan sego jagung di masing masing daerah itu berbeda. Sego jagung di Temanggung biasanya dihidangkan berupa butiran butiran sebagaimana nasi beras. Sego jagung di Magelang, selain butiran butoiran seperti di Temanggung, juga ada yang di bungkus dengan daun pisang, bulat panjang, dengan diameter antara sepuluh senti dan panjang duapuluh senti. lalu diikat dengan tali bambu. Jika akan dihidangkan, diiris iris sesuai pesanan. Lain lagi sego jagung Tawangmangu. Ada sego jagung yang dibungkus daun pisang, seperti kalau membungkus bothok atau bongko. Rasanya gurih karena sudah dibumbui. Ada juga yang dibungkus besar besar seperti yang di Magelang. Ada lagi yang di cetak besar di dalam tenggok, lalu di iris iris, atau dalam istilah lokal disebut pondoh jagung.
     Namun hampir semua daerah tersebut, Temanggung, Magelang dan Tawang mangu, sego jagung dihidangkan dengan lauk sayur kuluban, bothok, buntil dsb. Lauk lainnya biasanya peyek gereh/ikan asin, peyek ikan petho atau krupuk. Mungkin itu pula kenapa lagu sego jagung itu disertai lirik iwak peyek. Sayur kuluban terdiri dari sayuran lokal, seperti daun pepaya, bayam, kacang panjang, kecambah dsb. Jadilah sego jagung ini hidangan yang ramah lingkungan, rendah kolesterol, bergizi dan berserat tinggi.
     Cara menghidangkan umumnya juga hampir sama, yakni dihidangkan dalam wadah pincuk daun pisang. Penjualnyapun juga hampir sama penampilannya, yakni digendong dalam wadah tenggok (wadah anyaman bambu), sedang sayuran untuk kuluban dalam wadah tampah atau jadi satu dalam tenggok, hanya diberi sekat daun pisang. Jika ada pembeli, maka simbok penjual akan meracik pesanan sego jagung itu dalam wadah pincuk. Sego jagung diambil dengan centong kayu, sedang sayuran, kuluban diambil dengan..... tangan. Wah sedap....mungkin ini bumbunya.......tangannya simbok bakul.
     Sayang, sampai saat ini sego jagung masih dianggap makanan pinggiran, makanan wong gunung dan makanan tradisional. Belum ada yang mau mengangkat sego jagung sebagai makanan, yang setidaknya naik pangkat menjadi makanan gedongan. So, inilah kesempatan bagi penggiat wisata kuliner untuk mengangkat sego jagung. Mumpung lagi ngetop sego jagung......iwak peyek.................

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar