Adipura itu bukan lomba kebersihan.......

     Adipura adalah satu program dari Kementrian Lingkungan Hidup untuk membantu Pemerintah Daerah dan masyarakatnya untuk dapat menerapkan prinsip prinsip pengelolaan lingkungan dengan baik. Sehingga kwalitas lingkungan akan meningkat yang pada akhirnya kwalitas hidup masyarakat disuatu kota juga meningkat.
     Untuk dapat melihat apakah prinsip pengelolaan lingkungan telah dijalankan, untuk melihat apakah kwalitas lingkungan telah meningkat, maka ada indikasi indikasi yang akan dilihat dan dievaluasi.  Misalnya saja dalam hal pengelolaan sampah. Apakah masyarakat ikut terlibat dan punya rasa tanggung jawab, apakah sampat yang dihasilkan oleh rumah tangga sudah dikelola dengan baik, dipisah, kemudian yang organik diolah kembali dan yang an organik di daur ulang dsb. Apakah perilaku masyarakat dalam membuang sampah telah mernjadi budaya bersih. Kemudian fasilitas apa yang disediakan oleh pemerintah, baik infrastrutur maupun peraturan peraturan serta anggaran untuk pengeloaan sampah.
     Demikian juga untuk pengelolaan fasilitas publik, tempat tempat umum seperti pasar, terminal, rumah sakit, sekolah dan perkantoran apakah sudah menerapkan prinsip prinsip pengelolaan lingkungan dengan baik. Juga perairan umum seperti pantai, sungai, apakah telah dikelola dengan baik atau malah dijadikan tempat sampah, tempat pembuangan segala limbah dan tempat muara segala macam saluran rumah tangga, pembuangan tinja dsb.
       Semua itu ada indikatornya, ada penilaiannya. Kota/ Kabupaten yang telah mencapai standar nilai sekian, dianggap telah melaksanakan prinsip prinsip pengelolaan lingkungan dengan  baik yang mendapat anugerah Adipura. Oleh karena anugerah Adipura ini merupakan gengsi dari Kota/ Kabupaten, maka daerah akan berlomba lomba untuk mendapatkannya. Maka jadilah anugerah Adipura ini bukan lagi suatu tolok ukur bagaimana prinsip penerapan pengelolaan lingkungan yang baik, tapi telah bergeser menjadi lomba kebersihan.
     Semua indikator dalam evaluasi Adipura menjadi serba instan. Taruhlah misalnya dalam hal kebersihan, begitu tahu bahwa minggu ini akan ada tim evaluasi adipura datang, maka seluruh masyarakat dikerahkan untuk kerjabakti. Semua jalan, lingkungan, pasar, terminal, menjadi bersih. Kalau perlu semua pedagang kali lima (yang dituding menjadi biang kekotoran) libur dulu. Suasana menjadi bersih, Kelurahan mengedrop komposter, pemilah sampah, bibit tanaman dan berbagai fasilitas yang dapat mendongkrak nilai dalam evaluasi adipura. Begitu tim evaluasi sudah pergi, maka keadaan kembali seperti semula.
     Sudah waktunya kita mengadakan reorientasi Adipura ini. Jangan dianggap sebagai lomba kebersihan, yang ujung ujungnya daerah berlomba lomba untuk meraihnya dengan segala macam cara. Dulu, tim evaluasi Adipura ini kerjanya secara rahasia dan tidak diketahui daerah. Sekarang dapat diketahui (atau malah memberi tahu sebelumnya?) sehingga daerah dapat bersiap siap. Tim dijemput, diinapkan di hotel dengan segala fasilitasnya. Kalau sudah begini, maka Adipura tidak lagi obyektip. Hanya sebagai upaya daerah untuk dapat meraih, meningkatnya kredibilitas daerah, teber pesona, walau sebenarnya ngapusi.
     Kita harus kembali memandang bahwa Adipura adalah bagaimana prinsip prinsip pengeloaan lingkungan telah diterapkan dengan baik. Goal dari Adipura ini adalah merubah sikap, merubah mainset masyarakat . Daerah yang dapat meraih Adipura, mestinya tidak ada lagi masyarakat yang membuang sampah seenaknya, membuang sampah disungai, tetapi sampah dikelola, dipilah, diolah dan didaur ulang. Pedagang kaki lima tertib, tidak mengotori trotoar dengan sampah dan air limbah buangan. Saluran pembuangan didalam pemukiman tidak mampet penuh sampah, endapan lumpur dan tergenang. Fasilitas publik tertata dengan baik. Pasar teratur, sampah dibuang secara berkala sehingga orang berbelanja nyaman. Juga terminal beersih, hijau dan teratur. Sungai buak menjadi WC terpanjang didunia dan tempat membuang segala macam limbah rumah tangga. Penghijauanpun berjalan dengan baik, bukan instan drop dropan dari kelurahan. Masyarakat sadar bahwa lingkungan yang hijau akan dapat menyediakan oksigen yang cukup serta menyerap polutan.
     Indikator dan tolok ukur penilaian Adipura hendaknya diterapkan dalam pengelolaan lingkungan hidup sehari hari, bukan hanya kalau mau ada penilaian saja, bukan hanya untuk mendapat nilai tinggi demi teraihnya anugerah adipura, tapi itulah yang mestinya dijalankan untuk dapat meningkatkan kwalitas lingkungan. Kwalitas lingkungan meningkat, dengan sendirinya kwalitas kehidupanpun akan meningkat.
     Sekali lagi, marilah kita rubah mainset kita, bahwa Adipura bukan lomba kebersihan, tetapi goalnya adalah MERUBAH SIKAP / PANDANGAN MASYARAKAT AKAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN YANG BAIK. Pemerintah dan masyarakat bersama sama berupaya menerapkan prinsip pengelolaan llingkungan yang baik.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar