pembangunan....mestinya untuk memecahkan masalah

pembangunan yang dilaksanakan oleh pemerintah, baik menggunakan dana APBN, APBD maupun dana lainnya mestinya meningkatkan kesejahteraan dan rasa kenyamanan masyarakat. Namun sering kita jumpai, bahwa pembangunan yang dilaksanakan justru menimbulkan permasalahan baru yang pada akhirnya justru harus membuat anggaran baru. Jadi memecahkan masalah dengan membuat masalah baru yang akan menambah beban anggaran pemerintah dan membuat masyarakat menjadi tidak nyaman.

Seperti yang saya contohkan pada tulisan saya yang lalu, bahwa sluran yang diberi penutup diatasnya, dengan maksud untuk keindahan, ternyata justru malah membuat banjir. Hal ini terjadi karena lumen saluran menjadi menyempit dan inlet kesaluran sangat kecil tanpa memperhitungkan debet air, lebih lebih waktu terjadi hujan deras. Akhirnya terjadilah banjir pada setiap hujan. Solusinya?..., ya terpaksa membuat anggaran baru untuk menyesuaikan debet air, inlet saluran dan lumen saluran agar bisa menampung semua air yang masuk ke saluran. Pada akhirnya terjadi pemborosan anggaran, hanya gara gara perencanaan yang tidak baik. Pembangunan yang justru menimbulkan masalah baru.

Ini hanya salah satu contoh saja. Kalau kita perhatikan dilapangan, betapa banyak pembangunan yang dilaksanaka oleh pemerintah, dengan maksud meningkatkan kesejahteraan masyarakat, atau untuk keindahan kota, ternyata setelah pembangunan itu selesai, timbul masalah baru.

Di lingkunganku, dulu didisain untuk semua kapling tidak ada septik tanknya. Septik tank dibangun secara komunal, untuk 120 rumah dibuatkan 1 septiktank komunal/ severage. Entah karena yang membangun asal asalan, tanpa memperhatikan tinggi rendahnya saluran, entah kedisiplinan warga yang rendah, namun kenyataannya terjadi saluran septik tank macet dimana mana. Bayangkan sendiri kalau saluran septik tank macet. Masyarakat lalu mencoba mengatasi masalah ini dengan membuat sendiri septik tank dilahannya masing masing. Ada juga yang berinisiatip dengan mendatangkan mobil penyedot tinja, lalu tinja disedot melalui manhole pada saluran severage. Tindakan ini mestinya cuma memecahkan masalah sementara, lalu beberapa bulan lagi terpaksa disedot lagi. Membuat septik tank di lahannya masing masing juga sebenarnya tidak direkomendasikan, karena dilahan RSS yang cuma 70 m2 dan 54 m2, kalau kita membuat septik tank dilahan masing masing, seolah kita akan tinggal diatas genangan tinja!. Kita hidup diatas kerajaan bakteri Coli. Tapi mungkin juga kesalahan disain, dimana aliran tinja tidak bisa masuk ke severage. Hal ini diindikasikan, manhole terakhir sebelum
masuk ke severage, tempat biasanya dilakukan penyedotan dengan mobil tinja, tidak ditemukan saluran lanjutan yang menuju ke severage. Warga masyarakatpun bingung, jika akan menelusuri arah daripada saluran yang menuju severage.

Usulan masyakat untuk mengatasi masalah ini, setelah mentok bertahun tahun, akhirnya tahun lalu disetujui pemerintah. Lewat dana sanitasi lingkungan berbasis masyarakat/ SLBM, maka dibuatlah MCK terpadu, dan dibawah MCK tersebut dibuatkan severage baru. Dari manhole terakhir, dibuatlah sudetan / saluran baru menuju severage baru. Masyarakat sangat senang dan berharap semoga dapat mengatasi masalah dan tidak lagi tertganggu oleh bau tinja. tidak lagi terganggu oleh saluran severage yang mampet dan masalah lainnya.

Kenyataannya, setelah pembangunan selesai, ternyata tetap terjadi kemampetan saluran severage. Bau tinja tetap ada dan rencana penyedotan tinja tetap harus dipersiapkan. Masyarakat menduga bahwa saluran yang dibangun menuju severage baru ini, ketinggiannya tidak diperhitungkan, sehingga tinja tidak dapat mengalir ke severage baru. Justru sekarang timbul masalah baru, tinja dan air bilasan keluar dari WC warga yang rumahnya berada ditempat yang paling rendah. Jadinya yang terpaksa disiapkan penyedotan melaui manhole sepeerti yang sudah sudah. Artinya, pembangunan severage baru ini tidak dapat memecahkan masalah, tapi justru membuat masalah baru. Padahal dana yang dikucurkan sangatlah besar.

Banyak lagi contoh contoh pembangunan yang ternyata tidak bisa memecahkan masalah, tapi justru mengundang masalah baru. Mungkin teman teman bisa memberi contoh. Taruhlah misalnya penggantian keramik pada trotoar yang justru menghilangkan jalur lambat, trotoar menjadi licin, banyak keramik yang belum sebulan sudah pecah pecah dlsb.

Kasus ini mestinya membuat pemerintah semakin arif dalam perencanaan dan pelaksanaan pembangunan. Pembangunan mestinya bisa memecahkan masalah yang timbul di masyarakat. Pembangunan mestinya tidak membuat masalah baru. Masyarakatpun juga harus semakin arif, jangan asal usul. Kalau usul jangan asal, dan harus mau dikoreksi oleh yang lebih berkompeten.

Namun tidak boleh dipungkiri, bahwa pembangunan oleh pemerintah yang kena sasaran juga banyak sekali. Pembangunan yang mensejahterakan masyarakat, yang menyediakan fasilitas umum sehingga kwalitas hidup meningkat, juga banyak sekali. Inilah yang mestinya lebih ditingkatkan dimasa yang akan datang. Dan pembangunan yang justru menimbulkan masalah mestinya harus segera dikoreksi.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar